PGN Pastikan Penyaluran Gas Bumi ke 815.000 Pelanggan Aman Jelang Libur Nataru

PGN mengerahkan Satgas Nataru 2024 untuk memastikan ketersediaan dan penyaluran gas bumi di 74 kabupaten/ kota.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 23 Des 2024, 20:24 WIB
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso. PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina berkomitmen dan siap menjaga kehandalan k penyaluran gas bumi untuk lebih dari 815.000 pelanggan selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Liputan6.com, Jakarta PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina berkomitmen dan siap menjaga kehandalan penyaluran gas bumi untuk lebih dari 815.000 pelanggan selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Jaringan pipa gas bumi sepanjang >33.000 km juga dipastikan handal, begitu juga dengan 16 SPBG dan MRU serta 3 Terminal LNG.

PGN mengerahkan Satgas Nataru 2024 untuk memastikan ketersediaan dan penyaluran gas bumi di 74 kabupaten/ kota.

Satgas Nataru PGN terpadu dengan Satgas Nataru Holding Migas Pertamina dan Posko Bersama ESDM di BPH Migas yang aktif beroperasi pada 16 Desember 2024 hingga 9 Januari 2025.

Satgas Nataru PGN juga mendukung Holding Migas PT Pertamina dalam menjamin ketersediaan energi bagi masyarakat Indonesia selama Nataru.

“Pertamina Group siap untuk melayani masyarakat dalam merayakan Natal dan Tahu Baru. Satgas Nataru bertugas di seluruh lini operasional, mulai dari hulu hingga hilir,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso.

“Kami memastikan seluruh pelanggan kami yaitu pelanggan Gaskita, rumah tangga, retail dan UMKM tidak akan kehabisan atau kekurangan gas ketika sedang melakukan kegiatan di dapur selama nataru. Kemudian untuk pelanggan Gasku di sektor transportasi darat yang memakai BBG juga jangan khwatir, karena SPBG kami terus beroperasi normal,” ujar Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman, Senin (23/12/2024).

Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman. PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina berkomitmen dan siap menjaga kehandalan k penyaluran gas bumi untuk lebih dari 815.000 pelanggan selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Begitu juga dengan pelanggan gasline untuk komersial dan industri, serta pelanggan gaslink untuk komersial beyond pipeline yaitu CNG. Layanan pasokan maupun infrastrukturnya dipastikan handal selama Nataru.

“Satgas Nataru beroperasi 24 per hari untuk memastikan seluruh kegiatan operasional berjalan dengan baik, melalui seluruh kegiatan kegiatan di bawah pengawasan dari HSSE. Kami juga melakukan pengecekkan rutin pada seluruh jaringan gas PGN dalam keadaan kondisi normal dan aman,” tutup Fajriyah.


Hemat Impor Rp 5,6 Triliun, Pemerintah Kejar Penyambungan Pipa Gas

Petugas membersihkan area dekat instalasi jaringan gas PGN di Rusunawa Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Menurut pengelola rusun, saat ini tercatat hampir 90 persen penghuni beralih menggunakan Jargas PGN karena lebih hemat biaya. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) target pengembangan jaringan gas (jargas) bisa tersambung ke 5,5 juta rumah pada 2030. Program itu juga dipercaya bisa menghemat triliunan rupiah anggaran yang kerap dipakai untuk impor LPG.

Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, pemanfaatan gas bumi pada sektor industri maupun rumah tangga, jadi kunci untuk menjamin ketahanan energi.

Yuliot melaporkan, hingga September 2024, telah terpasang jargas dengan biaya APBN sebanyak 703 ribu sambungan rumah. Sementara pemasangan jargas dengan ongkos non APBN telah menyentuh 400 ribu sambungan rumah.

"Target pengembangan jargas tahun 2030 sebanyak 5,5 juta sambungan rumah, yang diharapkan dapat turunkan impor LPG sebesar 550 KTPA (kilotonnes per annum), yang menghemat subsidi sekitar Rp 5,6 triliun per tahun," ujarnya dalam Hilir Migas Conference & Expo 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

Untuk menunjang hal itu, pemerintah akan melakukan integrasi pipa gas di sepanjang Pulau Sumatera, termasuk integrasi Sumatera-Jawa.

"Hal ini dilakukan untuk menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja (WK) Agung dan Wilayah Kerja (WK) Andaman Aceh untuk dimanfaatkan di seluruh area pengembangan, untuk hilirisasi, baik di Jawa maupun di Sumatera," imbuh Yuliot.

Yuliot menerangkan, integrasi gas dari Sumatera ke Jawa ini dilakukan melalui investasi pembangunan pipa gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) di Pantura Jawa, serta Dumai-Sei Mangkei (Dusem) dari Riau ke Sumatera Utara.

"Manfaat dari pengembangan pipa gas bumi, antara lain mendukung harga gas lebih terjangkau, dengan toll fee lebih rendah untuk memenuhi kebutuhan gas untuk industri pembangkit listrik komersial rumah tangga, serta mendukung program jargas," tuturnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya