Dengan Cara Ini Ibadah Tidak Terasa Berat, Bahkan jadi Kebutuhan Kata UAH

Menurut Ustadz Adi Hidayat, banyak orang merasa berat dalam menjalankan ibadah seperti sholat, puasa, atau zakat, karena mereka melihatnya hanya sebagai kewajiban yang harus dipenuhi.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Des 2024, 12:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Beribadah adalah inti dari kehidupan seorang Muslim. Namun, dalam melaksanakan ibadah, tidak sedikit yang merasa terbebani dengan kewajiban tersebut.

Ustadz Adi Hidayat (UAH) menyampaikan dalam ceramahnya bahwa melihat ibadah hanya sebagai kewajiban bisa membuat seseorang merasa berat untuk menunaikannya.

Dalam ceramah yang dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Fajarofficial-20, Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya memahami makna ibadah lebih dari sekadar kewajiban.

Menurut Ustadz Adi Hidayat, banyak orang merasa berat dalam menjalankan ibadah seperti sholat, puasa, atau zakat, karena mereka melihatnya hanya sebagai kewajiban yang harus dipenuhi. “Kalau kita diperintahkan untuk ibadah, jangan melihatnya hanya sebagai kewajiban. Jika Anda melihatnya hanya sebagai kewajiban, Anda akan merasa berat menunaikannya,” ujarnya.

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa pandangan seperti itu bisa membuat ibadah terasa seperti beban yang harus ditanggung. Banyak orang merasa waktu berlalu begitu cepat, dari satu ibadah ke ibadah lainnya.

“Ya Allah, barusan tadi dzuhur, sekarang sudah ashar lagi. Ya Allah, barusan ashar, sekarang sudah maghrib lagi,” kata Ustadz Adi Hidayat, menirukan keluhan yang sering dirasakan oleh sebagian orang.

Hal ini menunjukkan betapa cepatnya waktu berlalu, namun jika beribadah hanya dilihat sebagai kewajiban, maka akan terasa sangat berat untuk menjalankannya.

Namun, Ustadz Adi Hidayat mengajarkan bahwa cara pandang terhadap ibadah seharusnya tidak hanya fokus pada kewajiban semata. “Kalau Anda melihatnya hanya dari tinjauan hukum, maka ibadah itu akan terasa berat. Tetapi, jika Anda melihatnya dengan pandangan yang berbeda, yaitu sebagai kesempatan untuk mendapatkan rahmat dan syafaat Allah, maka ibadah itu akan menjadi lebih ringan,” ujarnya.

Dengan cara pandang yang lebih positif, ibadah bisa menjadi jalan untuk mendapatkan berkah dan pertolongan Allah.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Terbebani Ibadah Sholat

ilustrasi sholat (AFP/Karim Sahib)

Ia mengajak umat Islam untuk melihat ibadah sebagai kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah. “Lihatlah ibadah ini sebagai kesempatan untuk mendapatkan syafaat, untuk mendapatkan doa yang dikabulkan. Mungkin di titik ini, doa kita akan dikabulkan. Mungkin dengan sujud ini, Allah menurunkan pertolongan yang kita butuhkan,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Pandangan ini akan membuat ibadah terasa lebih ringan dan bermakna, karena kita menyadari bahwa ibadah bukan hanya untuk memenuhi kewajiban, tetapi juga untuk mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah.

Bagi sebagian orang, ibadah seringkali terasa seperti rutinitas yang harus dilakukan setiap hari. Hal ini bisa menyebabkan rasa lelah dan bosan. Namun, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan untuk mengubah cara pandang terhadap ibadah.

“Ibadah jangan hanya dilihat sebagai rutinitas yang harus dijalankan, tetapi lihatlah sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya,” katanya. Dengan cara pandang ini, ibadah menjadi lebih bermakna dan memberikan kedamaian batin.

Salah satu contoh ibadah yang sering dianggap sebagai kewajiban adalah sholat. Banyak orang yang merasa terbebani dengan kewajiban sholat lima waktu. “Mungkin banyak yang merasa lelah dengan rutinitas sholat yang dilakukan setiap hari. Tapi coba lihat sholat sebagai sarana untuk mengadu kepada Allah, sebagai cara untuk memohon pertolongan-Nya,” ujar Ustadz Adi Hidayat. Dengan mengubah pandangan ini, sholat bisa menjadi lebih dari sekadar kewajiban, tetapi juga kesempatan untuk mendapatkan keberkahan.

Ia juga menegaskan bahwa setiap ibadah memiliki makna yang dalam dan memberikan manfaat yang besar. “Setiap kali kita melakukan ibadah, kita berkesempatan untuk mendapatkan pahala dan rahmat Allah. Itu bukan sekadar kewajiban, tetapi juga anugerah dari Allah,” katanya. Ustadz Adi Hidayat mengingatkan umat Islam untuk tidak hanya fokus pada kewajiban ibadah, tetapi juga pada tujuan dan manfaat yang terkandung di dalamnya.

Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk melihat ibadah sebagai sarana untuk menyucikan hati dan mendekatkan diri kepada Allah. “Ibadah adalah cara kita untuk membersihkan hati dan jiwa kita. Jangan biarkan hati kita keras dan jauh dari Allah,” tegasnya. Dengan beribadah dengan penuh kesadaran dan niat yang tulus, kita bisa merasakan kedekatan dengan Allah yang memberi kedamaian dalam hidup.

Dalam pandangan Ustadz Adi Hidayat, ibadah juga merupakan cara untuk menyempurnakan diri. “Ibadah yang dilakukan dengan ikhlas akan membawa kita pada kesempurnaan diri. Ibadah itu bukan hanya soal menjalankan kewajiban, tetapi juga tentang memperbaiki diri kita di hadapan Allah,” ujarnya. Ia mengajak umat Islam untuk menjadikan ibadah sebagai sarana untuk memperbaiki kualitas diri dan mendekatkan diri kepada Allah.


Pentingnya Niat Ibadah

ilustrasi beribadah. (Ilustrasi: AboutIslam.net)

Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam beribadah. “Ibadah yang ikhlas akan membawa kita pada kedamaian dan ketenangan. Jangan pernah beribadah karena terpaksa, tetapi lakukanlah dengan penuh kesadaran dan niat yang tulus,” katanya. Niat yang baik dan ikhlas akan membuat ibadah kita lebih bermakna dan memberi dampak positif dalam kehidupan.

Lebih lanjut, ia mengingatkan umat Islam untuk selalu memperbarui niat dalam beribadah. “Setiap kali kita beribadah, perbaharui niat kita. Jangan biarkan ibadah kita menjadi rutinitas tanpa makna. Jadikan setiap ibadah sebagai kesempatan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah,” ujarnya. Dengan niat yang tulus, ibadah kita akan lebih diterima dan membawa manfaat bagi kehidupan kita.

Ibadah yang dilakukan dengan penuh kesadaran juga akan membawa dampak positif dalam kehidupan sehari-hari. “Dengan beribadah dengan ikhlas, hidup kita akan terasa lebih ringan dan penuh berkah. Kita akan merasakan kedamaian dan kebahagiaan dalam setiap langkah hidup kita,” kata Ustadz Adi Hidayat. Ibadah yang ikhlas tidak hanya memberi manfaat spiritual, tetapi juga memberi kebahagiaan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya menjaga kualitas ibadah. “Jangan hanya sekadar melakukan ibadah, tetapi jaga kualitasnya. Ibadah yang dilakukan dengan kualitas yang baik akan lebih diterima oleh Allah,” ujarnya. Ibadah yang dilakukan dengan penuh kesungguhan dan kualitas yang baik akan membawa kita pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dengan memahami makna ibadah yang sesungguhnya, umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan penuh kesadaran dan ikhlas. “Ibadah bukan hanya tentang kewajiban, tetapi tentang bagaimana kita mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan rahmat-Nya,” ujar Ustadz Adi Hidayat. Ibadah yang dilakukan dengan niat yang tulus dan kesadaran penuh akan membawa kita pada kebahagiaan yang sejati.

Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan umat Islam untuk tidak pernah merasa terbebani dengan ibadah. “Jika kita merasa berat, berarti ada yang salah dengan cara pandang kita terhadap ibadah. Ubah pandangan kita agar ibadah menjadi lebih ringan dan penuh makna,” katanya. Dengan cara pandang yang benar, ibadah akan terasa ringan dan memberikan kebahagiaan yang tiada tara.

Di akhir ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengajak umat Islam untuk terus berusaha memperbaiki diri dalam ibadah. “Mari kita beribadah dengan niat yang ikhlas dan kesadaran penuh. Dengan begitu, ibadah kita akan lebih bermakna dan memberikan keberkahan dalam hidup kita,” tutup Ustadz Adi Hidayat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya