Kurangnya Striker Tajam di Timnas Indonesia Kini Jadi Sorotan, Dugaan Kurang Menit Bermain hingga Kalah Saing di Liga 1

Setelah tersingkir dari Piala AFF 2024, lini depan Timnas Indonesia menjadi pusat perhatian.

oleh Fardi Rizal diperbarui 24 Des 2024, 10:22 WIB
Kurangnya Striker Tajam di Timnas Indonesia Kini Jadi Sorotan, Dugaan Kurang Menit Bermain hingga Kalah Saing di Liga 1

Bola.com, Jakarta Setelah tereliminasi dari Piala AFF 2024, perhatian tertuju pada lini depan Timnas Indonesia. Skuad Garuda menjadi satu-satunya tim yang tidak mampu mencetak gol melalui permainan terbuka atau open play.

Tim asuhan Shin Tae-yong ini hanya berhasil mencetak empat gol dalam empat pertandingan di Piala AFF 2024. Tiga gol tersebut tercipta dari lemparan jauh Pratama Arhan yang diselesaikan oleh pemain belakang, sementara satu gol lainnya berasal dari gol bunuh diri.

Barisan penyerang yang terdiri dari Rafael Struick, Ronaldo Kwateh, Hokky Caraka, dan Arkhan Kaka tampil kurang maksimal. Mereka kesulitan menjebol gawang lawan sepanjang babak penyisihan grup.

Ironisnya, Timnas Indonesia menjadi tim dengan jumlah kartu merah terbanyak di fase grup. Dua kartu merah diberikan kepada Marselino Ferdinan saat melawan Laos dan Muhammad Ferarri ketika bertanding melawan Filipina.


Penyerang Lokal Tergeser Pemain Asing

Ramadhan Sananta merayakan gol pertamanya untuk Persis Solo melawan PSM Makassar di matchday kedua Grup A Piala Presiden 2024 di Stadion Si Jalak Harupat.

Kurangnya kontribusi dari lini depan Timnas Indonesia membuat Rasiman, mantan pelatih Persis Solo, merasa prihatin. Pelatih asal Banjarnegara, Jawa Tengah tersebut menyatakan ada satu alasan yang menyebabkan Garuda sulit menemukan penyerang tajam di masa kini.

"Kalau striker, lini depan sampai kapanpun Indonesia akan tetap kesulitan mencari atau melahirkan striker berkualitas karena statistik dari 18 tim yang ada di kontestan Liga 1 semuanya menggunakan striker asing," ujarnya kepada Bola.com, Senin (23/12/2024).

"Bahkan bukan satu bisa jadi dua, nah itu ya enggak ada bagian pemain Indonesia mempunyai stiker yang tajam. Kita hanya punya Ramadhan Sananta yang mungkin lebih senior dan striker PSS Sleman Hokky Caraka yang memang masih di umur itu," sambungnya.

Rasiman menyoroti dominasi striker asing di Liga 1 sebagai hambatan utama bagi pengembangan penyerang lokal. Menurutnya, hal ini menghalangi munculnya talenta lokal yang memiliki kemampuan mencetak gol dengan baik.

Dengan mengandalkan pemain asing, kesempatan bagi pemain Indonesia untuk berkembang dan menunjukkan potensinya menjadi terbatas. Oleh karena itu, penting untuk memberikan lebih banyak peluang bagi striker lokal agar dapat bersaing dan meningkatkan kualitas mereka di kancah nasional maupun internasional.


Tidak Tersedia Pilihan Lain

Arkhan Kaka, pemain Timnas Indonesia U-19, merayakan golnya di Piala AFF U-19 2024.

Selain itu, pemain seperti Arkhan Kaka dan Ronaldo Kwateh yang dibawa ke Piala AFF 2024 dianggap tidak lebih unggul dibandingkan dengan pemain lain yang telah disebutkan sebelumnya. Ayah kandung dari gelandang Persija Jakarta, Syahrian Abimanyu, berpendapat bahwa kedua pemain muda ini kurang memiliki pengalaman yang memadai.

Rasiman menyatakan, "Yang lainnya saya rasa tidak bisa, Arkhan Kaka tidak main di liga, Ronaldo Kwateh juga pertanyaan besar karena baru comeback dari cedera. Itu yang menjadi catatan jadi itu bukan persoalan tim ini tetapi soal sepak bola kita arahnya mau kemana." Menurutnya, ini bukan masalah tim semata, tetapi lebih kepada arah perkembangan sepak bola Indonesia ke depan.

Dia menambahkan, "Kalau dijadikan pembenahan menurut saya oke tapi kalau hasil itu di Piala AFF dijadikan parameter seharusnya kirim tim senior biar fair karena perbandingan ini tim junior dan senior memang berbeda." Rasiman menekankan bahwa jika ingin melakukan perbaikan, hal tersebut bisa diterima.

Namun, jika hasil di Piala AFF dijadikan ukuran, seharusnya tim senior yang dikirim agar perbandingan lebih adil, mengingat adanya perbedaan antara tim junior dan senior.


Sepenuhnya Tidak Berhasil

Tim nasional Indonesia tidak berhasil mencapai babak semifinal Piala AFF 2024 setelah mengalami kekalahan tipis 0-1 dari tim nasional Filipina pada pertandingan terakhir penyisihan Grup B dalam ajang dua tahunan tersebut. Kekalahan ini memupus harapan Indonesia untuk melanjutkan perjuangan di turnamen yang sangat dinanti oleh para penggemar sepak bola tanah air. Meskipun telah berjuang keras, hasil pertandingan ini menunjukkan bahwa Filipina lebih unggul pada pertandingan tersebut.

Kemenangan Filipina ditentukan oleh gol tunggal yang dicetak oleh Bjorn Martin Kristensen melalui tendangan penalti pada menit ke-63. Pertandingan krusial ini digelar di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, pada hari Sabtu malam tanggal 21 Desember 2024 waktu Indonesia Barat. Gol tunggal kemenangan Filipina diciptakan Bjorn Martin Kristensen lewat penalti di menit ke-63. Suasana stadion saat itu penuh dengan ketegangan dan antusiasme dari para penonton yang menyaksikan langsung jalannya pertandingan.

Pada klasemen akhir Grup B Piala AFF 2024, Asnawi Mangkualam dan rekan-rekannya harus puas berada di posisi ketiga dengan perolehan empat poin. Dengan hasil tersebut, tiket untuk melaju ke semifinal dari grup ini jatuh ke tangan Vietnam yang mengumpulkan sepuluh poin dan Filipina yang berhasil meraih enam poin. Hasil ini menandakan bahwa persaingan di Grup B sangat ketat dan hanya dua tim teratas yang berhak melanjutkan ke babak berikutnya. Timnas Indonesia harus mengevaluasi penampilannya untuk persiapan turnamen berikutnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya