Liputan6.com, Makassar - Simpolong tattong merupakan gaya sanggul khas Sulawesi Selatan. Bukan sekadar tatanan rambut biasa, gaya rambut ini melambangkan kekuatan para wanita Bugis.
Mengutip dari indonesiakaya.com, simpolong tattong menjadi simbol perpaduan harmonis antara ritual, estetika, dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat Bugis. Sanggul ini mencerminkan keindahan sekaligus kekuatan wanita yang ditandai oleh penggunaan aksesori bunga yang melimpah dengan detail yang rumit.
Simpolong tattong terdiri dari dua bagian utama yang disebut sanggul ibu dan sanggul anak. Masing-masing bagian tersebut ditempatkan di sisi kanan dan kiri kepala.
Baca Juga
Advertisement
Bukan sekadar keperluan teknis, pembagian ini juga sarat makna simbolis. Sanggul ibu dan sanggul anak melambangkan keseimbangan antara kedewasaan dan keceriaan, kekuatan dan kelembutan, serta hubungan erat antara ibu dan anak. Sementara itu dalam konteks pernikahan, tatanan rambut ini mencerminkan kesiapan seorang wanita untuk memasuki peran baru sebagai istri dan ibu.
Simpolong tattong dibuat dengan cara melipat rambut di bagian kiri menjadi simpul kuat. Lipatan yang disebut anak tattong ini kemudian diikat erat untuk mengamankannya.
Selanjutnya di sisi kanan, dilakukan cara serupa untuk membuat ibu tattong. Ibu tattong melambangkan aspek keibuan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam kehidupan wanita Bugis.
Istimewanya, simpolong tattong dihiasi dengan 17 kuntum bunga melati yang ditempatkan dengan rapi pada susunan rambut. Jumlah tersebut memiliki makna spiritual yang melambangkan 17 rakaat dalam salat fardu.
Penggunaan melati juga menambahkan aroma harum yang lembut. Kehadirannya melambangkan kesucian dan kemurnian hati pengantin wanita.
Selain bunga melati, ada juga hiasan bunga lainnya, seperti bunga nigubah, bunga eka, bunga sibali, hingga kembang goyang. Tak hanya sebagai penambah keindahannya, keberadaan bunga-bunga ini juga memiliki makna filosofis yang mendalam.
Kembang goyang yang ditempatkan di atas sanggul melambangkan harapan agar pengantin wanita selalu tangguh dan berani menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan rumah tangga. Pun dengan bunga lainnya yang memiliki pesan simbolis, sehingga menambah kedalaman makna dari gelung tradisional ini.
Bukan itu saja, simpolong tattong juga memiliki aksesori utama yang disebut banda patin rajaka. Aksesori ini berupa mahkota besar yang dikenakan di atas sanggul.
Mahkota ini mencerminkan status tinggi pengantin wanita dalam masyarakat Bugis. Selain itu, mahkota ini juga melambangkan kemuliaan dan keanggunan.
Penggunaan mahkota ini membuat pengantin tampil sebagai simbol kecantikan fisik sekaligus kekuatan dan kebijaksanaan. Pengantin wanita pun dianggap siap menghadapi peran barunya dalam keluarga.
Simpolong tattong juga memiliki keterkaitan erat dengan nilai-nilai spiritual dan keagamaan masyarakat Bugis. Bunga dan mahkota melambangkan aspek-aspek kehidupan yang penuh filosofi, seperti kesucian, kekuatan, dan keberanian wanita.
Lebih dari sekadar tatanan rambut, simpolong tattong merupakan representasi nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun. Gaya sanggul ini pun menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Bugis.
Penulis: Resla