Liputan6.com, Jakarta - Amazon diam-diam meluncurkan Haul, fitur baru di aplikasi selulernya yang menawarkan barang-barang murah dengan pengiriman langsung dari Tiongkok.
Dikutip dari CNBC pada Selasa (24/12/2024) diluncurkan dua minggu sebelum Black Friday, Haul bertujuan bersaing dengan aplikasi populer seperti Temu dan Shein, yang terkenal dengan produk berharga rendah. Sejak debutnya, Haul telah menarik jutaan pelanggan unik, menurut pernyataan Amazon kepada CNBC.
Advertisement
Haul adalah platform khusus untuk barang-barang dengan harga di bawah USD 20, seperti sepatu kets seharga USD 9,98, peralatan dapur seharga USD 5,99, dan casing ponsel seharga USD 2,99.
Selain itu, Amazon juga menawarkan pengiriman gratis untuk pembelian di atas USD 25 dan memberikan diskon lebih besar jika konsumen membeli lebih banyak barang. Strategi ini mendorong pelanggan untuk membeli dalam jumlah besar, sesuai dengan nama "Haul".
"Salah satu langkah cerdas yang dilakukan Amazon adalah membuat Haul terpisah dari situs utama mereka,” kata Direktur Pelaksana Global Data Retail, Neil Saunders.
"Mereka ingin menjaga citra Amazon untuk produk premium, sementara Haul melayani pasar barang murah.”
Namun, terdapat kompromi pada waktu pengiriman. Jika biasanya pelanggan Amazon Prime mendapatkan pengiriman dalam satu hingga dua hari, barang dari Haul membutuhkan waktu satu hingga dua minggu untuk sampai.
Bagaimana Harga Tetap Murah?
Haul, seperti Temu, menjaga harga tetap rendah dengan mengandalkan jaringan penjual berbasis di Tiongkok. Barang-barang dikirim langsung ke pelanggan di AS menggunakan aturan de minimis, yang memungkinkan barang bernilai di bawah USD 800 masuk tanpa bea cukai atau pajak.
Konsumen Terima Waktu Pengiriman Lebih Lama
Meskipun aturan ini sedang diawasi oleh pemerintah AS, tetapi banyak konsumen tampaknya menerima waktu pengiriman yang lebih lama demi harga yang lebih murah. Contohnya, Temu, yang diluncurkan di AS pada 2022, kini menjadi aplikasi gratis paling banyak diunduh di App Store selama dua tahun berturut-turut.
"Ini bukan hanya persaingan dengan Temu," ujar Saunders.
"Amazon juga melihat peluang di segmen pasar barang murah yang pertumbuhannya sangat cepat."
Namun, ternyata popularitas platform seperti Haul dan Temu tidak lepas dari kontroversi. Model bisnis ini menuai kritik karena dampak lingkungan dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia.
Misalnya, laporan DPR AS pada 2023 menemukan beberapa barang Temu berasal dari wilayah Xinjiang di Tiongkok, yang terkait dengan praktik kerja paksa. Menanggapi hal ini, Temu menyatakan mereka berkomitmen pada "praktik bisnis yang etis dan sah."
Kontroversi yang terjadi tampaknya tidak mengurangi antusiasme konsumen. "Konsumen sering mengatakan mereka peduli dengan dampak produk murah, tetapi kenyataannya mereka tetap membeli dalam jumlah besar," kata Saunders.
Advertisement
Permintaan Tinggi pada Haul
Meski baru dalam tahap beta, Haul langsung menarik minat pembeli. Selama penjualan Black Friday dengan diskon 50%, banyak barang di Haul langsung habis. Menanggapi permintaan ini, Amazon mengumumkan bahwa mereka akan segera menambahkan ratusan ribu barang baru dalam berbagai kategori.
Dengan Haul, Amazon tampaknya ingin memperluas pengaruhnya ke pasar barang murah yang sedang berkembang pesat. Namun, bagaimana mereka menghadapi tantangan regulasi dan kritik publik akan menentukan langkah berikutnya bagi platform ini.