Detik-Detik Sambaran Petir Tewaskan 2 Petani, Satu Berteduh di Gubuk Lainnya di Pematang Sawah

Ketika hujan deras disertai petir turun, ketiganya berusaha mencari perlindungan di mobil pikap yang terparkir di pinggir jalan. Namun, sebelum mencapai mobil, mereka mendengar bunyi petir

oleh Ola Keda diperbarui 24 Des 2024, 01:18 WIB
Ilustrasi petir. (Toronto Sun)

Liputan6.com, Jakarta - Candra Lasor Ndun (53), seorang petani asal Kandale, Kelurahan Mokdale atau Desa persiapan Loman, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, NTT tewas disambar petir pada Sabtu (21/12/2024).

Korban terkena petir sekitar pukul 12.30 wita di lokasi persawahan Kapasiok, Desa Persiapan Loman, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao.

Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, menjelaskan kejadian itu berawal dari Candra dan seorang tetangganya, Rofi Bailao (42), sedang membajak sawah di kompleks persawahan Kapasiok.

Saat bekerja, tiba tiba hujan dan angin kencang melanda wilayah itu. Korban dan rekannya memutuskan berhenti membajak sawah dan berteduh di sebuah pondok darurat.

"Tak lama kemudian, turun hujan deras disertai bunyi guntur dan petir. Keduanya lalu berteduh di dalam rumah pondok darurat," ungkap Mardiono, di Rote Ndao, Minggu (22/12/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:


Disambar Petir saat Berjalan di Pematang Sawah

Tanpa diduga, petir menyambar ke arah pondok tempat korban dan rekan-rekannya berteduh.

Korban tiba-tiba jatuh tersungkur dan langsung tewas ditempat. Rekan korban kemudian kembali ke rumah dan memberitahukan kejadian tersebut ke keluarga dan pemerintah desa setempat.

Jenazah korban akhirnya dievakuasi ke rumah oleh warga. Keluarga menolak dilakukan autopsi dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah.

Kejadian serupa juga menimpa Sefanya Yohanis Lekeama. Saat itu, Sefanya sedang mencangkul sawah bersama dua temannya, Rehan Liu dan Bles Menoh.

Ketika hujan deras disertai petir turun, ketiganya berusaha mencari perlindungan di mobil pikap yang terparkir di pinggir jalan. Namun, sebelum mencapai mobil, mereka mendengar bunyi petir dan tiarap di pematang sawah.

"Setelah selesai bunyi gemuruh guntur, kedua saksi bangun berdiri, tetapi korban Sefanya tetap dalam posisi semula yakni tiarap dan tidak sadarkan diri," ungkap Mardiono.

Teman-temannya segera membawa Sefanya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baa untuk mendapatkan pertolongan medis, namun nyawanya tidak dapat diselamatkan. Jenazah Sefanya kemudian dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya