Kisah Karomah KH Zainuddin Mojosari yang Bikin Hati KH Hasyim Asy’ari Bergetar

Cerita ini bermula dari laporan masyarakat yang disampaikan kepada KH Hasyim Asy'ari. Beberapa acara yang diadakan di Pondok Pesantren Mojosari dianggap tidak sesuai dengan tradisi yang biasa dijaga oleh kalangan Nahdlatul Ulama.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2024, 10:30 WIB
KH Zainuddin Mojosari (Youtube)

Liputan6.com, Jakarta - Kisah tentang para ulama selalu menjadi sumber inspirasi. Salah satu cerita yang menarik perhatian adalah kisah KH Zainuddin Mojosari, seorang ulama kharismatik dari Nganjuk, Jawa Timur, yang karomahnya membuat KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), mengurungkan niat untuk memberikan teguran.

Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SPORTS_30626, cerita ini bermula dari laporan masyarakat yang disampaikan kepada KH Hasyim Asy'ari. Beberapa acara yang diadakan di Pondok Pesantren Mojosari dianggap tidak sesuai dengan tradisi yang biasa dijaga oleh kalangan NU.

KH Hasyim Asy'ari memutuskan untuk merespons laporan tersebut. Setelah mengadakan rapat dengan sejumlah kiai, ia memutuskan untuk menulis surat pribadi yang berisi peringatan kepada KH Zainuddin Mojosari. Surat tersebut bertujuan untuk mengingatkan agar acara-acara yang dianggap kurang pantas itu dihentikan.

Namun, sesuatu yang luar biasa terjadi. Malam sebelum surat itu dikirim, KH Hasyim Asy'ari mendapatkan mimpi yang sangat menggugah. Dalam mimpi itu, ia melihat dirinya berada di sebuah masjid besar bersama banyak ulama besar dari berbagai penjuru.

Yang mengejutkan, imam sholat dalam mimpi itu adalah KH Zainuddin Mojosari. Lebih mengejutkan lagi, KH Hasyim Asy’ari sendiri berada di saf yang lebih belakang, mengikuti sholat dengan penuh hormat. Pemandangan ini membuatnya tertegun dan berpikir ulang tentang rencananya.

Pagi harinya, KH Hasyim Asy’ari merenungkan mimpi tersebut. Ia merasa bahwa KH Zainuddin Mojosari adalah sosok yang harus dihormati dan dijaga marwahnya. Akhirnya, ia mengurungkan niat untuk mengirimkan surat peringatan tersebut.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Mengenal Sosok KH Zainuddin Mojosari

Hadhratussyaikh KH Hasyim Asy'ari (NU Online)

KH Zainuddin Mojosari dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Mojosari, salah satu pesantren tertua di Jawa Timur. Pesantren ini didirikan pada tahun 1720 Masehi oleh KH Ali Imron Bendungan, seorang ulama besar yang memiliki banyak murid.

Sebagai penerus tradisi keilmuan pesantren, KH Zainuddin Mojosari tidak hanya dikenal karena karomahnya, tetapi juga sebagai pendidik yang telah melahirkan banyak ulama besar. Salah satu murid yang paling terkenal adalah KH Djazuli Utsman, ayah dari Gus Miek, seorang ulama kharismatik pada masanya.

Karomah yang dimiliki KH Zainuddin Mojosari menjadi bukti tentang kedalaman spiritualnya. Mimpi yang dialami KH Hasyim Asy'ari bukan hanya sekadar pertanda, tetapi juga pengakuan tidak langsung atas kedudukan KH Zainuddin di kalangan para ulama.

Peristiwa ini juga menjadi pelajaran tentang pentingnya adab dan kehati-hatian dalam menilai sesama ulama. KH Hasyim Asy'ari, meskipun sebagai pendiri Nahdlatul Ulama dan sosok yang sangat dihormati, tetap menunjukkan sikap tawaduk ketika berhadapan dengan sosok seperti KH Zainuddin Mojosari.

Pesantren Mojosari sendiri memiliki sejarah panjang dalam membentuk tradisi keilmuan Islam di Indonesia. Sebagai salah satu pesantren tertua, tempat ini menjadi pusat pendidikan agama yang melahirkan ulama-ulama besar yang berkontribusi pada perkembangan Islam di Nusantara.


Kisah Unik Hubungan Sesama Ulama

Pendiri NU sekaligus Rais Akbar, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari. (Foto: Istimewa via NU Online)

Kisah ini menunjukkan bagaimana hubungan antarsesama ulama sering kali diwarnai dengan penghormatan dan saling menghargai. Mimpi yang dialami KH Hasyim Asy’ari menjadi pengingat bahwa penilaian terhadap sesama tidak boleh hanya berdasarkan laporan, tetapi juga melalui refleksi dan sikap rendah hati.

Para santri dan masyarakat yang mendengar kisah ini mendapatkan pelajaran tentang pentingnya menghormati ulama. Karomah KH Zainuddin Mojosari menunjukkan bahwa kebesaran seseorang tidak selalu terlihat di permukaan, tetapi tercermin dari pengakuan para ulama lain terhadapnya.

Selain itu, kisah ini juga mengajarkan pentingnya menjaga hubungan baik antara pesantren. KH Hasyim Asy'ari, sebagai pendiri pesantren Tebu Ireng, menunjukkan bahwa kerja sama dan saling menghormati di antara lembaga pendidikan Islam adalah hal yang utama.

Karomah yang dimiliki KH Zainuddin Mojosari terus dikenang hingga saat ini. Sosoknya menjadi teladan tentang bagaimana seorang ulama tidak hanya dihormati karena ilmunya, tetapi juga karena kedalaman spiritual dan pengaruhnya dalam menjaga keharmonisan umat.

Pondok Pesantren Mojosari tetap menjadi bagian penting dari sejarah Islam di Indonesia. Warisan KH Zainuddin Mojosari tidak hanya tercermin dalam fisik pesantren, tetapi juga dalam nilai-nilai yang diajarkannya kepada murid-muridnya.

Hingga kini, cerita tentang mimpi KH Hasyim Asy’ari dan KH Zainuddin Mojosari menjadi inspirasi bagi banyak santri dan masyarakat. Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya saling menghormati, menjaga adab, dan mengedepankan ketulusan dalam berkhidmat kepada umat.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya