Ciptakan Produsen Mobil Terbesar Ketiga di Dunia, Honda dan Nissan Resmi Mulai Diskusi Merger

CEO Honda Toshihiro Mibe mengatakan, perusahaan membutuhkan skala yang lebih besar untuk bersaing dalam pengembangan teknologi baru dalam kendaraan listrik.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Des 2024, 10:00 WIB
Produsen mobil Jepang Nissan dan Honda pada Senin, 23 Desember 2024 mengumumkan telah mengadakan pembicaraan resmi untuk merger. (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Produsen mobil Jepang Nissan dan Honda pada Senin, 23 Desember 2024 mengumumkan telah mengadakan pembicaraan resmi untuk merger. Seiring rencana merger itu akan menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan.

Mengutip CNBC, Selasa (24/12/2024), dalam konferensi pers, CEO Honda Toshihiro Mibe menuturkan, perusahaan  membutuhkan skala yang lebih besar untuk bersaing dalam pengembangan teknologi baru dalam kendaraan listrik dan pengemudian cerdas.

“Integrasi bisnis akan memberi perusahaan-perusahaan tersebut keunggulan yang tidak akan mungkin terjadi dalam kerangka kerja kolaborasi saat ini,” ujar Mibe.

“Kesepakatan itu akan bertujuan berbagi sumber daya serta memberikan skala ekonomi dan sinergi sambil melindungi kedua merek,” ia menambahkan.

Sebuah perusahaan induk akan dibentuk sebagai perusahaan induk dari Honda dan Nissan yang tercatat di Bursa Efek Tokyo. Honda yang lebih besar akan mencalonkan sebagian besar anggota dewan entitas yang terintegrasi itu.

Grup yang akan merger itu berpotensi hasilkan pendapatan sebesar 30 triliun yen atau USD 191,4 miliar dna laba operasi lebih dari 3 triliun yen.

Honda melaporkan laba operasi sebesar 1,382 triliun yen untuk tahun penuh hingga Maret 2024 dibandingkan Nissan yang sebesar 568,7 miliar yen.

Kedua perusahaan itu akan memiliki nilai gabungan hampir USD 54 miliar, dengan kapitalisasi pasar Honda menyumbang bagian lebih besar USD 43 miliar. Adapun pembahasan akan berakhir pada Juni 2025.

Mibe menambahkan, jika disetujui, integrasi itu akan menjadi proyek jangka menengah hingga panjang. Mitra strategis Nissan, Mitsubishi telah ditawari kesempatan untuk bergabung dengan grup baru itu dan akan mengambil keputusan pada akhir Januari 2025.

Perusahaan-perusahaan tersebut bergulat dengan persaingan global yang ketat di pasar kendaraan listrik dari perusahaan yakni Tesla dan BYD dari China.

Biaya tinggi transisi kendaraan listrik untuk perusahaan-perusahaan telah lama diprediksi mendorong konsolidasi industri.

Adapun Toyota dari Jepang adalan produsen mobil terbesar di dunia berdasarkan penjualan, diikuti oleh Volkswagen dari Jerman. Merger Nissan-Honda akan membuat grup itu menyalip Hyundai dari Korea Selatan.


Nissan Berjuang

Nissan LEAF ditampilkan pada booth Nissan Indonesia menjelang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021. Sama seperti mobil ramah lingkungan lainnya, LEAF mendapatkan tanda khusus mobil listrik. (Otosia.com/Arendra Pranayaditya)

Kesepakatan yang diusulkan pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Nikkei pada 17 Desember. Saham Nissan melonjak setelah laporan awal merger. Analis menuturkan, potensi merger itu merupakan hasil dari kinerja keuangan yang buruk di perusahaan tersebut dan restrukturisasi kemitraan jangka panjang dengan Renault dari Prancis.

Dalam hasil kuartalan terbarunya, Nissan menuturkan akan memangkas 9.000 pekerjaan dan mengurangi kapasitas produksi global hingga seperlima.

Pada Senin, CEO Honda Mibe menuturkan, beberapa pemegang saham perusahaan itu mungkin merasa kesepakatan itu akan mewakili Honda yang mendukung Nissan. Akan tetapi, merger itu didasarkan pada asumsi Nissan menyelesaikan tindakan pemulihannya.

“Jika Nissan dan Honda dan gagal berdiri sendiri, pembicaraan integrasi bisnis tidak akan membuahkan hasil,” ujar Mibe.

Sementara itu, CEO Nissan Makoto Uchida menuturkan, pembahasan integrasi itu tidak berarti pihaknya telah menyerah pada pemulihan. Sebaliknya adalah memastikan daya saing perusahaan untuk masa depan.

“Setelah melakukan tindakan pemulihan ini untuk pengembangan masa depan,  pertumbuhan masa depan, kita perlu melihat ukuran dan pertumbuhan akhir. Pertumbuhan ini akan terjadi melalui kemitraan,” ia menambahkan.

 


Kata Pengamat

Nissan Ariya menjadi medel mobil listrik ke dua Nissan yang akan mulai dijual pada 2021. (Nissan)

“Nissan telah berjuang di pasar, berjuang di dalam negeri, tidak memiliki jajaran produk yang tepat,” ujar Ekonom dari Cardiff Business School’s Centre, Peter Wells.

“Ada begitu banyak peringatan, begitu banyak bendera merah di sekitar Nissan saat ini sehingga sesuatu harus terjadi. Apakah ini jawabannya adalah pertanyaan lain,” Wells menambahkan.

Saham Renault ditutup naik 1,2 persen pada Senin, 23 Desember 2024. Perusahaan itu secara langsung memegang 17 persen saham di Nissan dan memiliki 18,7 persen lainnya melalui perwalian Prancis. Sedangkan Nissan adalah investor strategis di entitas kendaraan listrik dan perangkat lunak Renault Ampere.

Di Asia, saham Nissan naik 1,2 persen jelang pengumuman. Saham Honda menguat 3,8 persen dan Mitsubishis mendaki 0,6 persen.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya