Doa Unik Wali Majdub saat Berziarah Makam Rasululullah SAW, Jangan Ditiru Kata Gus Baha

Menurut Gus Baha, wali majdub memiliki gaya berdoa yang terkadang terdengar kacau, namun tetap tidak bisa dianggap remeh. Doa mereka adalah bentuk ekspresi cinta mendalam kepada Allah SWT, meski terkadang terkesan tidak biasa.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2024, 07:30 WIB
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang wali majdub, sosok yang dikenal memiliki tingkat kecintaan mendalam kepada Allah SWT, pernah melantunkan doa unik sekaligus mengandung makna mendalam di makam Rasulullah SAW. Kisah ini disampaikan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih akrab dikenal sebagai Gus Baha.

Dalam sebuah pengajian, Gus Baha menceritakan bagaimana doa seorang wali majdub dapat mencerminkan hubungan yang akrab dan penuh kejujuran antara hamba dan Tuhannya. Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @khairazzaadittaqwa, ia menjelaskan bagaimana doa tersebut sekaligus menjadi pelajaran bagi umat Islam.

Menurut Gus Baha, wali majdub memiliki gaya berdoa yang terkadang terdengar kacau, namun tetap tidak bisa dianggap remeh. Doa mereka adalah bentuk ekspresi cinta mendalam kepada Allah SWT, meski terkadang terkesan tidak biasa.

"Doanya itu agak kacau, tapi tidak bisa dibantah. Kalau belum wali jangan coba-coba doa seperti itu," ujar Gus Baha sambil tersenyum.

Dalam kisah tersebut, wali majdub itu ziarah ke makam Rasulullah SAW dan melantunkan doa yang terdengar seperti memberikan dua pilihan kepada Allah SWT.

"Ya Allah, sekarang terserah Engkau. Jika saya Engkau jadikan orang saleh, maka kekasih-Mu senang dan musuh-Mu, setan, susah. Tapi jika Engkau menjadikan saya orang fasik, maka yang senang musuh-Mu, setan, dan yang susah kekasih-Mu," begitu bunyi doa wali tersebut, sebagaimana dikisahkan Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Doanya Seperti Teror

Tepat di sebelah makam dan mimbar Rasulullah terdapat raudhah yang biasanya digunakan jemaah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.

Doa ini terdengar seperti bentuk teror kepada Allah, namun justru menunjukkan keakraban seorang hamba kepada Tuhannya. Gus Baha menjelaskan bahwa doa seperti ini hanya pantas diucapkan oleh seorang wali yang memiliki hubungan khusus dengan Allah.

"Doa itu seperti teror, tapi bagaimana? Itu wali. Kalau tertarik, boleh dicoba doa seperti itu, tapi kalau copy-paste rasanya tidak keren," canda Gus Baha di akhir ceritanya.

Kisah ini menggambarkan betapa luasnya bentuk hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Seorang wali majdub yang memiliki tingkat cinta mendalam kepada Allah sering kali memiliki cara unik dalam menyampaikan harapan dan permohonannya.

Gus Baha juga menekankan bahwa doa tersebut tidak bisa serta-merta ditiru oleh orang biasa. Bagi seorang wali, kejujuran dalam berdoa dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT menjadi kunci utama dalam menyampaikan harapan mereka.

Doa ini juga memberikan pelajaran tentang hubungan manusia dengan Allah yang tidak selalu harus formal atau penuh kepatutan menurut pandangan manusia. Yang terpenting adalah keikhlasan dan keyakinan dalam berdoa.

Namun, Gus Baha mengingatkan bahwa bagi orang biasa, sebaiknya berdoa dengan tata cara yang lebih sesuai dan tidak mencoba meniru wali majdub jika belum memahami kedalaman makna di balik doa tersebut.


Doa Sarana Komunikasi Sakral

Kubah hijau, dibawah kubah ini terdapat makam Nabi Muhammad SAW, Madinah (Liputan6.Com/Nugroho Purbo)

Pesan ini juga relevan dalam kehidupan sehari-hari, di mana umat Islam diajak untuk tetap rendah hati dan tidak menyalahgunakan kebebasan dalam berdoa. Doa adalah sarana komunikasi yang sakral antara hamba dengan Tuhannya.

Selain itu, Gus Baha menekankan pentingnya berdoa dengan penuh kesungguhan, namun tetap dalam batas yang wajar. Ia mengajak umat Islam untuk tidak hanya berdoa, tetapi juga merenungkan makna di balik setiap kata yang diucapkan dalam doa.

"Doa itu bukan sekadar kata-kata, tetapi bentuk penghambaan dan keyakinan kita kepada Allah. Maka, pastikan doa kita mencerminkan hubungan yang tulus dan penuh keikhlasan," jelasnya.

Kisah wali majdub ini sekaligus menjadi pengingat bahwa hubungan manusia dengan Allah SWT bersifat personal dan tidak selalu harus mengikuti pola tertentu. Namun, umat Islam tetap dianjurkan untuk berdoa dengan penuh kesopanan dan kehormatan.

Semoga kisah ini menjadi inspirasi untuk memperkuat keyakinan dan memperbaiki cara berdoa dalam kehidupan sehari-hari. Doa adalah wujud ketundukan kepada Allah, sekaligus harapan untuk mendapatkan ridha-Nya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya