Liputan6.com, Ottawa - Fentanil menjadi penyebab dalam 79% kematian akibat opioid sepanjang tahun ini, jauh meningkat dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 39%.
Badan Kesehatan Nasional Kanada, Health Canada, pada Senin (23/12/2024) mengatakan, hampir 50.000 orang di negara itu meninggal akibat overdosis opioid dari Januari 2016 hingga Juni 2024, di mana fentanil memainkan peran yang semakin besar dalam kematian tersebut.
Advertisement
Prevalensi fentanil di Kanada telah semakin menarik perhatian setelah Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump merujuk fentanil sebagai bagian dari hal yang menjustifikasi pemberlakuan tarif besar-besaran pada impor Kanada. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (26/12/2024).
Donald Trump menuduh Ottawa tidak melakukan cukup banyak upaya untuk membendung aliran fentanil ke Amerika Serikat, dan mengatakan tarif 25% yang ia janjikan akan tetap berlaku hingga pihak berwenang Kanada dapat mengatasi masalah tersebut.
Health Canada pada Senin melaporkan total 49.105 kematian akibat toksisitas opioid yang nyata dari awal 2016 hingga Juni tahun ini.
Fentanil menjadi penyebab dalam 79% kematian akibat opioid sepanjang tahun ini, jauh meningkat dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 39%, ujar badan tersebut.
Lonjakan Produksi Fentanil
Pihak berwenang Kanada telah mengakui adanya lonjakan yang signifikan dalam produksi fentanil dalam negeri.
Penyitaan fentanil buatan Kanada di Amerika Serikat, Australia, dan di tempat lain menunjukkan bahwa produksi dalam negeri melebihi permintaan, dan Kanada telah masuk ke dalam jaringan pengekspor fentanil, demikian ungkap Kementerian Luar Negeri Kanada.
Namun para pakar tidak percaya bahwa fentanil yang berasal dari Kanada adalah pemain utama di Amerika.
Health Canada mengatakan sepanjang tahun 2024 ini, rata-rata 21 orang meninggal setiap hari akibat overdosis opioid, 72% di antaranya adalah laki-laki.
Angka-angka tersebut menandai peningkatan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, namun Health Canada mengatakan angka itu masih merupakan data awal dan dapat berubah.
"Kita harus tetap berhati-hati dalam menarik kesimpulan tentang tren tahun 2024," kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Dampak buruk akibat opioid dan stimulan masih sangat tinggi."
Advertisement