Kata Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan soal Kritik Said Didu di Proyek PSN PIK 2

Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid bicara soal kritik mantan Sekretaris BUMN Said Didu terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 dan PSN Rempang.

oleh Tim News diperbarui 24 Des 2024, 20:45 WIB
Pemandangan hamparan pasir putih White Sand Beach di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Jakarta Utara, Sabtu (5/6/2021). Hamparan pasir putih buatan sepanjang sekitar 4 Km menjadi salah satu destinasi warga Jabotabek untuk berlibur. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai, kritik mantan Sekretaris BUMN Said Didu terkait Proyek Strategis Nasional Pantai Indah Kapuk 2 (PSN PIK 2) dan PSN Rempang disemangati sel-sel kelompok khilafah, yang ingin mendegradasi bangsa dan negara.

Oleh karena itu, Syakur meminta, TNI, Polri, dan BIN melakukan pengawasan melekat dan mengaudit pendanaan pergerakan Said Didu cs.

"Saya menduga juga punya tendensi yang kuat Said Didu Cs untuk membuat menimbulkan rasa rasisme dan sentimen. Propaganda Said Didu cs juga punya tendensi yang kuat, untuk menggulingkan pemerintahan Prabowo," ujar Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Syakur dalam video yang beredar di media sosial, berdasarkan keterangan tertulis, Selasa (24/12/2023).

Menurutnya, propaganda Said Didu tersebut bisa membuat investor tidak percaya, khususnya dari luar negeri.

"Jika dibiarkan, ya tidak apa apa sebetulnya, tapi kita tidak enak mendengar kebencian kebencian diungkapkan Said Didu cs terutama kebencian kepada Presiden RI Ke 7 Joko Widodo," terang Syakur.

"Yang pada akhirnya diduga bertujuan untuk mengulingkan pemerintahan Prabowo nantinya," tandas Syakur.

Hal senada juga disampaikan Pengamat Politik dari Indonesia Development Monitoring (IDM) Dedi Rohman. Dedi menilai, aparat penegak hukum harus mulai melakukan investigasi terhadap pergerakan Said Didu.

"Patut diduga juga pergerakan Said Didu bertujuan menjatuhkan pemerintahan Prabowo dengan cara-cara menghancurkan proyek-proyek Strategis Nasional," ucap dia.

"Nah kalau sudah begitu memang sebaiknya aparat hukum dan BIN mulai melakukan investigasi terhadap pergerakan Said Didu cs yang bisa membahayakan keamanan negara nantinya," pungkas Dedi.

 


Said Didu Penuhi Panggilan Polisi Buntut Kritiknya soal PSN PIK 2

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, memenuhi panggilan Polresta Tangerang, di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa (19/11/2024). (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Sebelumnya, Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, memenuhi panggilan Polresta Tangerang, di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa 19 November 2024.

Pemanggilan ini berkaitan dengan laporan dugaan penyebaran berita hoaks buntut kritiknya soal Proyek Strategis Nasional (PSN) Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.

Saat datang, Said Didu tidak sendiri, melainkan didampingi pengacara dan juga sejumlah masyarakat yang mengaku perwakilan dari penghuni di kawasan Tangerang Utara.

"Sebagai warga negara untuk memberikan keterangan terhadap laporan seseorang yang melakukan tuduhan bahwa saya melakukan, saya enggak hafal tapi intinya karena yang saya lakukan selama ini membela rakyat yang tertindas dimana pun berada," ungkap Said Didu.

Said mengatakan, apa yang dilakukannya di kawasan Tangerang Utara bukan hanya soal PSN PIK 2. Dia mengaku juga melakukannya, di seluruh Indonesia, sampai di Rempang, IKN, dan lainnya.

"Tapi baru kali ada aparat yang melaporkan saya padahal intinya saya membela rakyat mereka. Tapi Insya Allah penegak hukum akan membuka semuanya siapa yang benar atau yang salah," katanya.

 


Mengaku Tak Ada Persiapan

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu dan mantan Ketua KPK, Abraham Samad, saat memenuhi panggilan polisi di Mapolresta Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Lalu, saat ditanya ada persiapan atau tidak untuk pemanggilan kali ini, Said Didu mengaku tak melakukan persiapan apapun.

Dia pun datang hanya pamit, meminta izin istri dan anak-anaknya. Sebab apa yang dia lakukan saat ini, juga sudah sepengetahuan keluarganya

"Kalau rakyat merasa tertindas, tapi tidak ada yang membela rakyat, mungkin Said Didu ada di situ. Tapi kalau anggota DPR, Partai Politik, LSM, ulama, semua pihak berbicara, maka Said Didu masuk kamar, tidur, kalau kalian diam, rakyat tertindas, Said Didu keluar, itu saja," tuturnya.

Infografis 3 Proyek Infrastruktur di Ruas Tol Jakarta-Cikampek (Liputan6.com/Trie yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya