Libur Natal 2024 Bikin Harga Minyak Dunia Naik

Kenaikan harga minyak ini didorong oleh prospek pasar yang sedikit positif untuk jangka pendek, meskipun perdagangan tetap tipis menjelang libur Natal.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Des 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah naik pada Selasa (24/12), membalikkan kerugian sesi sebelumnya. Kenaikan harga minyak ini didorong oleh prospek pasar yang sedikit positif untuk jangka pendek, meskipun perdagangan tetap tipis menjelang libur Natal.

Diikutip dari CNBC, Rabu (25/12/2024), berikut daftar harga energi terkini:

  • Brent Crude Futures naik 82 sen atau 1,1%, menjadi $73,45 per barel.
  • West Texas Intermediate (WTI) juga naik 76 sen atau 1,1%, ke $70 per barel.

Analisis Pasar Minyak

Menurut para analis dari FGE, harga minyak kemungkinan akan berfluktuasi di sekitar level saat ini dalam jangka pendek. Aktivitas pasar cenderung menurun selama musim liburan Natal, dengan banyak pelaku pasar memilih menunggu hingga ada gambaran lebih jelas mengenai keseimbangan minyak global pada 2024 dan 2025.

Perubahan pasokan dan permintaan selama Desember telah mendukung pandangan mereka yang lebih optimistis. "Karena posisi pasar kertas saat ini sangat pendek, setiap gangguan pasokan dapat memicu lonjakan harga," ujar para analis FGE.

Permintaan Minyak Diprediksi Meningkat

Beberapa analis lain juga menunjukkan tanda-tanda peningkatan permintaan minyak dalam beberapa bulan mendatang.

"Perkiraan keseimbangan cairan 2025 dari berbagai lembaga utama mulai berubah," kata Neil Crosby, Wakil Asisten Presiden Analitik Minyak Sparta Commodities.

Ia juga menyebut laporan EIA Short-Term Energy Outlook (STEO) baru-baru ini mengubah proyeksi cairan 2025 menjadi defisit, meskipun beberapa barel OPEC+ diperkirakan kembali masuk pasar tahun depan.

 


Dukungan Stimulus China

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Rencana China, sebagai importir minyak terbesar di dunia, untuk mengeluarkan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan ($411 miliar) pada 2025 juga memberikan sentimen positif. Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong stimulus fiskal dalam upaya memulihkan ekonomi yang melambat.

"Hal ini kemungkinan memberikan dukungan jangka pendek bagi WTI pada level $67 per barel," kata Kelvin Wong, analis pasar senior OANDA.

Perhatian pada Ekonomi AS

Pasar juga memantau perkembangan ekonomi Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia. Data terbaru menunjukkan campuran hasil:

  • Kepercayaan konsumen menurun pada Desember.
  • Pesanan barang modal manufaktur AS naik signifikan pada November, didorong oleh permintaan mesin.
  • Penjualan rumah baru kembali pulih, menandakan fondasi ekonomi AS tetap kuat menjelang akhir tahun.

 


Kesimpulan

Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Kenaikan harga minyak saat ini mencerminkan kombinasi antara sentimen positif pasar, dukungan dari kebijakan stimulus China, dan data ekonomi AS yang bervariasi.

Sementara itu, perhatian terhadap keseimbangan pasokan dan permintaan global akan terus menjadi faktor utama dalam menentukan arah harga minyak pada tahun mendatang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya