Liputan6.com, Situbondo Puluhan rumah dan fasilitas umum di Desa Kendit, Situbondo, diterjang banjir bandang setelah wilayah tersebut diguyur hujan lebat.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbpondo, Sruwi Hartanto, ada sekitar 86 rumah warga di Desa Kendit, terdampak banjir bandang tersebut.
Advertisement
“Banjir bandang ini berawal dari hujan deras sekitar pukul 12.00 WIB Selasa (24/12/2024) di Desa Tambak Ukir dan Desa Rajekwesi, sehingga sungai pembuangan avor C9 meluap,” ujar Sruwi, Rabu (25/12/2024).
Kata dia, luapan air sungai itu, menerjang ke pemukiman penduduk di sekitar pinggir sungai dan menggenangi jalan Desa Kendit menuju ke Desa Tambak Ukir setinggi 100 cm.
Banjir bandang mulai berangsur surut sekitar pukul 15.00 WIB dan petugas BPBD serta instansi terkait lainnya bersama masyarakat mulai membersihkan lumpur dan sampah potongan kayu kecil.
“Sampai saat ini petugas BPBD, TNI/Polri, Tagana, Pramuka serta pemangku kepentingan lainnya masih kerja bakti membersihkan lumpur dan sampah serta kayu yang terbawa banjir di jalan desa maupun ke rumah warga,” dia menjelaskan.
Sruwi menambahkan banjir bandang juga mengakibatkan berbagai fasilitas umum rusak, seperti pagar salah satu masjid di desa itu roboh dan pagar salah satu TK.
“Selain fasilitas umum dan rumah warga, banjir luapan air sungai yang membawa material lumpur dan kayu kecil juga menggengi sawah sekitar 5 hektare,” tuturnya.
Dirikan Dapur Umum Bencana Banjir Bandang
Sementara itu, pasca banjir bandang surut, dapur umum mulai didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo. Dapur umum tersebut di dirikan di Balai Desa Kendit untuk masyarakat yang daerahnya terdampak banjir bandang.
“Dapur umum sudah mulai jalan mulai Selasa malam kemarin untuk menyuplai makanan siap santap bagi warga terdampak banjir bandang,” dia menurutkan.
BPBD bersama Tagana memasak sebanyak 400 bungkus nasi siap santap bagi warga terdampak banjir bandang serta tim gabungan yang masih melakukan kerja bakti membersihkan lumlur dan material potongan kayu kecil yang terbawa banjir di jalan desa, fasilitas umum dan rumah warga.
“Pendirian dapur umum ini tentunya bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan dan respon cepat dalam penanggulangan bencana, dengan menyiapkan makanan siap saji dan sekaligus jadi pusat distribusi bantuan,” dia memungkasi.
Advertisement