Liputan6.com, Jakarta Masalah kesehatan mental kerap datang tanpa disadari. Termasuk pada para ibu yang sibuk bekerja sekaligus harus mengurus rumah dan anak.
Menurut psikolog di RS EMC Pekayon, Ratu Ade Waznah Sofwat, sebetulnya ada beberapa tanda yang bisa merujuk pada masalah kesehatan mental ibu. Salah satunya, ibu jadi lebih mudah marah.
Advertisement
“Biasanya (tanda) yang paling gampang itu ada rasa tidak nyaman dalam diri kita seperti kecemasan. Atau kontrol emosi yang tidak stabil. Kalau biasanya kita sama anak tuh bisa bermain, tiba-tiba mendadak mudah marah,” kata Ade dalam Live Streaming Healthy Monday EMC Healthcare dan Liputan6.com untuk menyemarakkan Hari Ibu Nasional, Senin (23/12/2024).
Selain mudah marah, tanda lain adanya masalah kesehatan mental pada ibu kerap diawali dengan gejala fisik.
“Biasanya diikuti dengan gangguan kulit, dermatitis, gatal, ketika diperiksa ke dokter ternyata enggak ada masalah apa-apa. Atau misalnya gastritis, ketika diperiksakan ke dokter penyakit dalam juga tidak ditemukan gangguan medisnya. Maka sudah pasti itu masalah mental.”
Masalah mental pada ibu perlu mendapat perhatian serius. Pasalnya, ibu memiliki peran penting dalam keluarga termasuk dalam pengasuhan anak.
“Kita tahu bahwa pendidikan utama dalam sebuah keluarga itu dipegang oleh seorang ibu. Jadi bisa kebayang yah, apabila seorang ibu tidak diikuti dengan mental yang sehat, bagaimana dia bisa mendidik anak-anaknya dengan baik,” jelas Ade.
Anak Tantrum Bikin Ibu Ikut Tantrum
Ade bercerita, ia kerap bertemu dengan pasien yang merupakan seorang ibu. Banyak pasien yang bahkan tidak tahu bagaimana cara menghadapi anaknya ketika tantrum.
“Ketika anak tantrum dia (ibu) pun ikut tergiring emosi untuk berbalik jadi marah. Nah, ini kan tidak menyelesaikan masalah. Makanya diperlukan kesehatan mental yang sangat prima bagi seorang ibu, sehingga ketika anaknya mengalami masalah maka dia bisa dengan hati-hati mengatasi gangguan yang dialami anaknya,” jelas Ade.
Para ibu dinilai sebagai orang-orang yang rentan mengalami masalah kesehatan mental. Menurut Ade, hal ini bukan tanpa alasan.
Advertisement
Mengapa Para Ibu Rentan Alami Masalah Mental?
Alasan di balik rentanya para ibu mengalami masalah mental adalah adanya berbagai tuntutan yang dibebankan padanya.
“Pada dasarnya kan seorang ibu itu dituntut memiliki satu kapasitas fisik yang mau enggak mau harus 100 persen prima. Bangun pagi nyiapin makan anak, suami, yang mau sekolah, yang mau kerja. Belum lagi beberes rumah, sorenya anak pulang dan segala macam.”
“Kebayang enggak kalau dia tidak diikuti dengan kesehatan mental yang prima, ujung-ujungnya bisa juga stres. Bahkan banyak ibu yang tanpa dia sadari mengalami gangguan emosional yang berujung ke depresi. Itu mulai ketahuan ketika ibu kehilangan minat,” terang Ade.
Contoh kehilangan minat yang dimaksud Ade adalah, yang awalnya ibu suka berkebun jadi tidak suka. Lebih suka mengasingkan diri dan menarik diri dari rutinitas sehari-hari serta mudah marah.
Luangkan Waktu Sejenak
Berbagai tanda masalah mental perlu diwaspadai, lanjut Ade, pasalnya hal ini kerap tak disadari.
“Ini harus diwaspadai karena pada dasarnya gangguan mental itu tidak disadari datangnya. Tiba-tiba menjadi problem yang berat. Seorang ibu juga harus mengambil waktu sejenak, karena bukan orang lain yang tahu kapasitas diri kita tapi diri kita sendiri.”
Ketika sudah mulai lelah, sambungnya, maka ada baiknya ibu istirahat sejenak, tinggalkan semua pekerjaan sebentar, tarik napas, kalau suka musik bisa dengarkan musik.
“Tujuannya apa? Merilis semua hal yang datangnya dari mulai pagi sampai ke siang. Tujuannya untuk mengembalikan staminanya lagi agar ketika anak pulang dia sudah segar kembali dan bisa melakukan bonding dengan anak-anak secara lebih prima,” pungkasnya.
Advertisement