Media Australia Soroti Modus Penipuan Koin yang Targetkan Turis Asing di Bali, Apa Itu?

Seorang turis Australia memperingatkan tentang scam koin di Bali yang dialami banyak turis Australia. Pelaku berpura-pura ingin melihat koin Australia untuk kemudian mencuri dompet korban.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 25 Des 2024, 12:01 WIB
Ilustrasi Pantai Berawa Bali. (dok. Rio Lecatompessy/Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang turis Australia memperingatkan calon pelancong yang akan berlibur ke Bali tentang modus penipuan yang marak terjadi. Ia mengunggah pengalamannya tentang 'coin scam' di sebuah grup perjalanan lokal untuk warga Australia.

Unggahannya itu telah mendapat lebih dari 1.200 like dengan banyak warga Australia yang berbagi cerita serupa. Perempuan itu menjelaskan bahwa sebuah keluarga yang bukan penduduk lokal Bali berkeliling meminta turis asing untuk melihat uang mereka sambil berupaya mencuri dompet mereka.

"Pria itu menghampiri kami dan bertanya apakah kami tahu restoran Italia yang bagus untuk dikunjungi dan saya mencoba memikirkan yang ada di dekat hotel kami," tulis pelancong itu, dikutip dari laman news.com.au, Rabu (25/12/2024).

"Dia bertanya 'Apakah kamu bukan orang Indonesia?' (kami terlihat jauh dari itu), dan saya berkata, 'Tidak, orang Australia', kemudian dia menjabat tangan kami dan berkata 'Apakah kamu punya koin dolar Australia' yang bisa dia lihat," sambungnya.

Mendengar pertanyaan itu, perempuan itu menolak permintaan si lelaki asing itu. "Kami tidak akan menunjukkan uang kami kepadamu, kawan. Kami telah mendengar tentang penipuanmu," tulisnya lagi.

Pria asing itu langsung pergi dengan gerombolannya, tanpa sempat ia rekam gambar mereka. Perempuan itu menyebutkan lokasi modus penipuan itu terjadi di sebuah mal di Badung, Bali.

"Dia sangat ramah dan meyakinkan dan jika kamu tidak tahu tentang tipuan ini, sebagai orang Australia kamu akan senang menunjukkannya kepadanya," kata perempuan itu lagi.


Disebut dari Arab Saudi

Pantai Kuta, Bali. (Bola.com/Pixabay)

Ia bersyukur mendapat peringatan soal modus penipuan itu dari halaman Facebook Bali Bogans sehingga lebih waspada. Menurut perempuan tersebut, pria penipu itu berasal dari Arab Saudi. Suaminya yang bersamanya juga sempat melihat istrinya yang mengenakan riasan dan pakaian Arab.

"Aku tidak melihatnya karena dia ada di belakangku," kata perempuan itu.

Kisahnya ditanggapi warga Australia lain yang mengaku hampir menjadi korban modus penipuan serupa di Legian. "Mereka juga mendekati kami. Kami berada di Circle K di sebelah Stones Hotel, Legian. Dia memperkenalkan dirinya dan mengatakan dia dari Arab Saudi dan bersama putrinya," jelas pria Australia itu.

Menurut pria itu, penipu itu mengaku akan mengunjungi Melbourne. Dia lalu menunjukkan jam tangan emasnya dan bertanya jam berapa bila di Australia.

"Dia mengeluarkan dompetnya yang penuh dengan uang kertas dan bertanya apakah dia bisa melihat uang kami. Putrinya berada di belakang istriku mengalihkan perhatiannya dan bertanya padanya tentang sebuah produk. Untungnya aku berkata 'tidak' untuk menunjukkan uang kami kepadanya dan kami pergi. Mereka meninggalkan toko cukup cepat setelah itu," ia menerangkan.


Pengakuan Korban Penipuan

Ilustrasi mengatur keuangan (Foto by AI)

Nasib berbeda dialami seorang perempuan yang mengaku ditipu oleh pasangan yang sama. Mereka didekati oleh penipu itu di Sanur pada malam hari.

"Mereka ingin tahu seperti apa uang Australia ... Dia mengalihkan perhatianku dengan mengatakan lipstikku berwarna bagus, sementara itu suamiku menunjukkan kepadanya dan kami kehilangan 100 dolar Australia. Saya langsung mengunggah [tentang itu]," ucapnya.

Todd Nelson, managing director Cover-More Australia mengatakan penting bagi warga Australia untuk mempelajari tentang modus penipuan turis yang umum terjadi sebelum melakukan perjalanan mereka. Ini akan membantu menghindarkan mereka dari masalah serupa.

Dia mengatakan meskipun kejahatan kekerasan di Bali rendah, wisatawan dapat menjadi target menarik untuk kejahatan kecil seperti pencopetan dan pencurian secara cepat di daerah perkotaan.

Angus Kidman, pakar perjalanan di Finder, mengatakan tidak peduli ke mana pun Anda bepergian, berhati-hati dengan dompet dan uang tunai Anda sangat penting. "Pencopetan dan pencurian selalu menjadi risiko di area wisata populer mana pun," katanya kepada news.com.au.

"Jika seseorang meminta untuk melihat uang Australia Anda, jawaban mudahnya adalah 'tidak membawa apa pun, kawan. Tidak membutuhkan mata uang Australia di sini'," imbuhnya.


Jangan Takut Berlebihan

Brand hand sanitizer Antis bersama tiket.com berkolaborasi mendukung program pemerintah pulihkan industri pariwisata. (dok. Unsplash.com/Jeremy Bioshop)

Namun, Kidman meminta calon turis untuk tidak paranoid, cukup mencegah kejahatan terjadi dengan dasar yang masuk akal. Menurut Cover-More, scam perjalanan umum lainnya di Bali adalah supir taksi dan pencuri monyet di kuil populer.

"Jangan menegosiasikan tarif dengan supir taksi tidak resmi karena mereka mungkin menggunakan taktik seperti meteran rusak, mengambil rute yang lebih lama, atau mengenakan biaya jauh di atas tarif yang berlaku. Naik taksi resmi yang terkemuka," saran Cover-More.

Ia juga meminta wisatawan mewaspadai monyet yang nakal yang akan merampas barang-barang yang tidak diawasi dari turis. Seringkali, penduduk setempat akan 'membantu mengambil barang-barang Anda' ... tetapi dengan bayaran.

Scam penukaran mata uang juga umum terjadi sehingga turis asing disarankan untuk mewaspadai money changer abal-abal. Motifnya, mereka memberi uang kembalian yang salah, menghitung uang Anda salah, atau menyerahkan uang kertas yang tidak valid. "Gunakan ATM atau kartu perjalanan jika memungkinkan untuk menghindari ditipu," sarannya.

Infografis Ragam Ulah Turis Asing Sewa Sepeda Motor di Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya