Liputan6.com, Jakarta - Apple berencana untuk merilis iOS 18.2.1 dalam waktu dekat untuk memperbaki sejumlah bug. Informasi ini menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Selasa (24/12/2024) kemarin.
Berita lain yang juga populer datang dari CEO Telegram Pavel Durov yang mengklaim bahwa platform besutannya kini sudah mulai untung.
Advertisement
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Apple bakal Gulirkan Update iOS 18.2.1 dengan Sejumlah Perbaikan Bug
Apple tampaknya tengah mengerjakan update kecil-kecilan untuk sistem operasi iPhone mereka. Sejumlah pihak beranggapan kalau Apple berencana untuk merilis update iOS 18.2.1 dalam waktu dekat.
Mengutip Apple Insider, Selasa (24/12/2024), saat ini para pengguna iPhone telah mendapatkan update iOS 18.2. Apple pun sudah membuat iOS 18.3 tersedia untuk para pengembang sejak 16 Desember lalu.
Meski begitu, sejumlah informasi mengungkap kalau Apple akan menggulirkan update iOS 18.2.1 terlebih dahulu sebelum benar-benar merilis iOS 18.3 untuk publik. Apa alasannya?
Tampaknya, Apple akan menghadirkan update iOS 18.2.1 yang membawa sejumlah perbaikan bug sederhana.
Secara terpisah, akun anonim di X dengan rekam jejak yang lumayan terverifikasi memberikan nomor versi potensial dari update OS ini, yakni 22C161.
Akun tersebut menyatakan, iPadOS 18.2.1 akan dirilis dengan nomor versi yang sama, meski belum ada konfirmasi dari pihak luar mengenai klaim ini sejauh ini.
2. Pavel Durov Sebut Telegram Kini Mulai Untung
Pendiri Telegram, Pavel Durov, menyebut bahwa perusahaannya itu mulai untung. Durov mengatakan, aplikasi chatting Telegram membukukan total pendapatan lebih dari USD 1 miliar di tahun 2024.
Mengutip Tech Crunch, Selasa (24/12/2024), Telegram diketahui meluncurkan layanan premium berlangganannya pada 2022. Kini, Telegram tercatat memiliki 12 juta pelanggan berbayar.
Durov juga mengatakan, aplikasi Telegram menyelesaikan tahun 2024 dengan mendapatkan USD 500 juta dalam bentuk cadangan kas, tanpa menghitung aset kriptonya.
CEO Telegram ini juga mengatakan, perusahaan sudah melunasi sejumlah besar obligasi utangnya pada musim gugur ini.
"Selama empat tahun terakhir, Telegram telah menerbitkan sekitar USD 2 miliar dalam bentuk utang. Kami telah melunasi sebagian besar utang tersebut pada musim gugur ini, memanfaatkan harga obligasi Telegram yang menguntungkan. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," kata Durov dalam unggahan di X alias Twitter.
Dalam wawancara dengan Financial Times awal tahun ini, CEO Telegram Pavel Durov menyebut, perusahaan akan mencapai profitabilitas pada 2025. Selanjutnya, Telegram memiliki rencana untuk go public di masa mendatang.
Advertisement
3. Jepang Pergoki Google Lakukan Monopoli, Ini Faktanya
Sejumlah organisasi pemerintah di beberapa negara terus mengecam Google atas praktik monopoli.
Baru-baru ini Komisi Perdagangan Adil Jepang (Japan Fair Trade Commission/JFTC) dilaporkan bakal mengumumkan bahwa Google melanggar undang-undang antimonopoli negara tersebut.
Tuduhan itu berkaitan dengan mesin pencarinya, yaitu Chrome. Nikkei Asia melaporkan, Jepang telah mengeluarkan surat perintah penghentian Chrome.
Mengutip Engadget, Selasa (24/12/2024), JFTC memulai penyelidikan terhadap praktik monopoli Google pada Oktober 2023.
JFTC dilaporkan menuduh Google telah melakukan pemaksaan terhadap produsen smartphone menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa Chrome tidak hanya akan diunduh terlebih dahulu di semua perangkat, tetapi juga akan ditempatkan di tempat tertentu di layar.
Para produsen ponsel diduga dipaksa melakukannya agar Google Play tersedia di perangkat buatan mereka.
<p>Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)</p>
Advertisement