Liputan6.com, Jakarta - Teori migrasi planet menjadi salah satu gagasan ilmiah yang semakin populer pada tahun 2024. Istilah ini mengacu pada fenomena perpindahan planet dari orbit awalnya ke orbit baru yang dipicu oleh interaksi gravitasi antarplanet atau dengan objek besar lainnya.
Teori ini memberikan wawasan baru tentang dinamika tata surya dan pembentukan orbit planet-planet. Melansir laman Science Alert pada Rabu (25/12/2024), para ilmuwan mengemukakan bahwa kemungkinan interaksi gravitasi antarplanet pernah terjadi di masa lalu.
Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa keberadaan objek bermassa besar, sekitar 2 hingga 50 kali massa Jupiter, yang melintasi tata surya di masa lampau, mungkin telah memicu proses migrasi planet-planet ini. Kehadiran objek masif tersebut diduga menyebabkan gangguan gravitasi yang mengubah orbit planet-planet raksasa di tata surya.
Baca Juga
Advertisement
Studi ini dijelaskan dalam makalah berjudul "A Substellar Flyby That Shaped The Orbits of The Giant Planets" yang dipublikasikan di jurnal Astrophysics pada 5 Desember 2024. Penelitian ini dipimpin oleh Garett Brown, seorang ilmuwan dari University of Toronto.
Dalam studinya, Brown mengungkap bahwa evolusi orbit planet dimulai dari interaksi cakram gas dan debu yang mengelilingi matahari pada tahap awal pembentukan tata surya. Proses ini menghasilkan orbit melingkar dan sejajar yang menjadi pola umum tata surya.
Namun, dalam beberapa kasus, orbit planet dapat terganggu oleh objek eksternal. Proses ini sering kali disebut ejection protoplanet, di mana benda besar dikeluarkan dari sistem orbitnya.
Brown menyebut bahwa meskipun fenomena ini biasa terjadi dalam pembentukan tata surya, ada kemungkinan objek asing dari luar tata surya melintasi sistem kita dan menyebabkan perubahan signifikan pada orbit planet. Dalam studi tersebut, Brown dan timnya mempelajari sifat eksentrisitas atau tingkat keovalan orbit planet-planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus untuk mengungkap penyebab di balik migrasi orbit mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah objek dengan massa antara 2 hingga 50 kali massa Jupiter, yang melintasi tata surya dengan kecepatan hiperbolik lebih dari 6 km/s dan pada jarak kurang dari 20 unit astronomi dari matahari, mungkin menjadi penyebab utama migrasi orbit tersebut.
Brown menyatakan bahwa hasil penelitian ini memperkuat hipotesis bahwa gangguan gravitasi dari pengunjung antarbintang dapat memengaruhi evolusi orbit planet-planet raksasa. Menurut kalkulasi timnya, terdapat peluang 1:100 bahwa sebuah objek asing semacam ini bisa menghasilkan pola orbit planet raksasa yang kita amati saat ini.
Lebih lanjut, studi ini tidak hanya membantu memahami sejarah tata surya, tetapi juga memberikan wawasan baru tentang kemungkinan adanya fenomena serupa di sistem planet lain di galaksi. Jika interaksi gravitasi dengan objek besar bisa terjadi di tata surya, maka proses ini juga mungkin terjadi di sistem planet di sekitar bintang-bintang lain.
(Tifani)