UAH Bagikan Amalan Mudah dan Singkat Penghapus Dosa dan Terkabulnya Segala Keinginan

UAH beberkan amalan yang keutamaannya dapat menghapus dosa dan menyebabkan segala keinginan kita terwujud

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Des 2024, 12:30 WIB
Ulama kharismatik, Ustadz Adi Hidayat alias UAH. (YouTube Adi Hidayat Official)

Liputan6.com, Cilacap - Pendakwah muda yang merupakan alumnus Kulliyah Dakwah Islamiyah, Tripoli, Libya yakni Ustadz Adi Hidayat (UAH) membocorkan amalan mudah dan singkat yang keutamaannya sebagai penghapus dosa dan terkabulnya segala keinginan.

UAH menegaskan bahwa amalan mudah yang dimaksud ialah mengucapkan istighfar. Menurutnya, istighfar keutamaanya banyak dan dahsyat dan merupakan amalan yang setara dengan infak, sabar dan khusyu’. 

“Jadi istighfar itu jangan dikira biasa. Amalan istighfar itu dahsyat Pak,” kata UAH menegaskan keutamaan istighfar, dikutip dari tayangan YouTube Short @KajianIslamOfficial, Rabu (25/12/2024).

“Dahsyat! Itu bisa senilai dengan infak, senilai dengan sabar, senilai dengan khusyuk kepada Allah,” sambungnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Penghapus Dosa dan Terkabulnya Segala Keinginan

Ustadz Adi Hidayat (SS: YT @triasyogipamungkas73)

Menurut UAH, membaca istighfar ini dianjurkan oleh para ulama, khususnya jika kita hanya memiliki kesempatan yang sedikit namun doao atau permohonan kita kepada Allah SWT banyak.

“Makanya banyak para ulama kalau punya waktu singkat dia ingin memohon dengan banyak, dia hanya istighfar, seperti waktu singkat antara dua khotbah Jumat," terangnya.

“itu makanya Khatib mengatakan fastaghfiruu, ayo istighfar,” sambungnya.

Dengan cukup mengamalkan hal ini, menurut UAH keutamaan yang besar akan kita peroleh yakni diampuni dosa-dosa kita dan dikabulkan segala keinginan kita meski tidak terucap secara khusus dalam doa.

“Jadi kalau doa anda terlampau banyak, anda mendingan istighfar, sebab istigfar itu ketika Allah ampuni dosa anda, plus dengan mengabulkan segala keinginan anda,” tandasnya.


Ragam Lafal Istighfar

Kalimat Istighfar: Astaghfirullahal'adiim. (Foto: NU Online)

Menukil Republika, ada beberapa redaksi istighfar sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW yaitu:

1. Redaksi Pertama  

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَىى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ 

“Allôhumma anta rabbî lâ ilâha illâ anta kholaqtanî, wa ana ‘abduka, wa ana ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. a’ûdzu bika min syarri mâ shona’tu, abû`u laka bini’matika ‘alayya wa abû`u bidzanbî, faghfirlî fa innahu lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.”  

(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau). 

2. Redaksi Kedua

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ؛ فَاغْفِرْ لِي  مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي، إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 

 “Allôhumma innî dzolamtu nafsî dzulman katsîron, wa lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta faghfirlî maghfirotan min ‘indika warhamnî, innaka antal ghofûrur rohîm.”  

(Ya Allah, sesungguhnya aku telah banyak menzalimi diriku sendiri dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa melainkan hanya Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkau Mahapengampun lagi Mahapenyayang). 

3. Redaksi Ketiga  

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ ، وَأَتُوبُ إِلَيْهِ 

“Astaghfirullôhal ‘adzîm alladzî lâ ilâha illâ huwal hayyul qoyyûm wa atûbu ilaihi”. 

(Aku memohon ampunan kepada Allah yang Mahaagung. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahahidup dan Maha berdiri sendiri).

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya