Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden atau Wapres Gibran Rakabuming Raka mengucapkan Selamat Natal kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia. Wapres Gibran berharap, pada Natal 2024 ini semua orang senantiasa disertai kedamaian dan cinta kasih.
"Kepada saudara-saudara umat Kristiani di seluruh Tanah Air, saya mengucapkan selamat merayakan hari Natal bersama keluarga serta orang-orang terkasih dengan penuh suka cita dan penuh dengan kebahagiaan. Semoga kedamaian, keselamatan, dan cinta kasih senantiasa menyertai kita semua," kata Wapres Gibran dalam keterangan video, diterima Rabu (25/12/2024).
Advertisement
Selain itu, Gibran juga mengucapkan terima kasih kepada Polri, TNI, dan Aparatur Sipil Negara (ASN). Jajaran Polri, TNI, dan ASN dinilai telah berperan aktif dalam menciptakan suasana Natal dan Tahun Baru 2025 yang aman, nyaman, dan damai.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada jajaran TNI, Polri, ASN, dan seluruh komponen bangsa yang berperan aktif menciptakan suasana Natal dan Tahun Baru yang aman, nyaman, dan damai sesuai dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia," ucap da.
Lebih lanjut, Gibran juga mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dan keselamatan selama masa libur Natal dan Tahun Baru. Dia berharap, libur Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) menjadi momen indah bagi semua orang.
"Dan bagi seluruh masyarakat yang sedang dalam perjalanan, baik dalam rangka perjalanan mudik maupun liburan, semoga perjalanannya selamat, lancar, dan dapat menjadi momen indah bersama orang-orang terdekat," kata dia.
"Tolong jaga kesehatan, jaga keselamatan, dan hati-hati di jalan," tandas Wapres Gibran.
Ucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru, Prabowo: Semoga Membawa Perdamaian dan Berkah
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan selamat Hari Raya Natal 2024 kepada umat kristiani yang merayakan di Tanah Air. Tidak ketinggalan ucapan selamat Tahun Baru 2025 kepada seluruh rakyat Indonesia.
"Saya, Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, atas nama pemerintah Republik Indonesia dan atas nama pribadi mengucapkan Selamat Hari Raya Natal untuk semua saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air yang beragama Kristiani," tutur Prabowo dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (25/12/2024).
Prabowo berharap perayaan Natal tahun ini dapat dirayakan dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan.
"Semoga Hari Raya Natal dinikmati oleh seluruh umat kristiani dalam keadaan damai dan menerima berkah dan kebaikan dari Yang Maha Kuasa," jelas dia.
Menyambut Tahun Baru 2025, Prabowo turut menyampaikan doa dan harapan agar tahun tersebut dapat membawa kedamaian dan kebaikan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pesan itu menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga kerukunan beragama, serta mengajak seluruh lapisan masyarakat menyongsong tahun baru dengan semangat optimisme.
"Saya juga mengucapkan Selamat Tahun Baru 2025. Semoga tahun baru membawa perdamaian, kebaikan, dan berkah bagi kita semua," ungkap Prabowo.
Advertisement
Pesan Natal Uskup Agung Jakarta Soroti Kasus Korupsi Indonesia: Akhir-Akhir Ini untuk Jegal Orang
Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) menyoroti maraknya kasus korupsi di Indonesia dalam pesan Natal 2024. Kondisi ini membuat Gereja terpanggil untuk memperkuat gerakan anti korupsi.
Menurut Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, korupsi terjadi karena jati diri sebagai manusia diingkari. Hal ini ia sampaikan menanggapi pertanyaan soal penetapan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau kembali kepada yang tadi saya sampaikan, itu karena jati dirinya di manusia yang korupsi itu jati diri yang paling dasar diingkari. Itu kalau kita ngomong soal konsep," ujar Kardinal Suharyo dalam konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu (25/12/2024).
Dia menilai, budaya feodal dalam masyarakat Indonesia saat ini masih sangat tinggi. Masyarakat yang feodal cenderung mengutamakan kekuasaan.
"Ketika seseorang hidup sadar atau tidak sadar di dalam situasi feodal dia akan berpikir mengenai gengsi, mengenai kedudukan. Dalam masyarakat feodal yang paling dicari-cari adalah kedudukan. Status itu status sosial, gengsi, dan sebagainya," ucap Kardinal Suharyo.
Menurut dia, dengan orientasi hidup yang seperti itu, tanpa disadari akan selalu ada pihak-pihak yang bakal menggunakan segala macam cara untuk mendaptkan kekuasaan.
"Entah itu kekuasaan, entah itu namanya gengsi, dan semua itu butuh uang. Jadilah korupsi," papar Kardinal Suharyo.
Sebut Gereja Itu Kompleks
Selain itu, lanjut Kardinal Suharyo, sistem tata kelola negara yang amburadul juga membuat praktik korupsi langgeng di Tanah Air. Bahkan, kata dia, kasus korupsi belakangan dijadikan alat untuk menjegal orang demi kepentingan tertentu.
"Akhir-akhir ini korupsi itu malah dijadikan alat untuk membunuh dalam tanda kutip ya, untuk mematikan orang, untuk menjegal orang. Korupsi dibiarkan supaya nanti pada waktunya bisa digunakan untuk kepentingan tertentu," terang Kardinal Suharyo.
Kardinal Suharyo mengaku miris dengan kondisi semacam itu. Dia memandang, praktik tersebut sebagai permainan politik yang busuk.
"Itu kan politik yang busuk sebetulnya dan segala macam cara. Nah, kalau ditanyakan Gereja itu berbuat apa, tentu gereja itu kompleks ya. Gereja itu bukan hirarki, gereja itu adalah umat," tandas dia.
Advertisement