Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat, total ada sebanyak 210.332 pengguna KRL Commuter Line di wilayah Jabodetabek, Merak dan Bandara Soetta pada Hari Raya Natal, Rabu (25/12/2024) hingga pukul 12.00 WIB.
"Terpantau hari ini, Stasiun Bogor menjadi stasiun KRL Commuter Line Jabodetabek dengan volume pengguna terbanyak, yaitu sebanyak 10.492 orang," jelas VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, Rabu (25/12/2024).
Advertisement
Joni menambahkan, total pengguna di wilayah tersebut selama 6 hari masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, yakni pada 19-24 Desember 2024, sebanyak 5.646.629 orang.
"Untuk pengguna Commuter Line Jabodetabek tercatat sebanyak 5.524.746 orang, pengguna Commuter Line Merak sebanyak 82.126 orang, dan sebanyak 39.757 orang untuk pengguna Commuter Line Bandara Soetta," paparnya.
Stasiun Bogor Pengguna Tertinggi
Adapun Stasiun Bogor merupakan stasiun dengan jumlah pengguna KRL Commuter Line tertinggi selama masa Angkutan Nataru ini, dengan volume yang naik di stasiun tersebut sebanyak 294.022 orang.
Sedangkan untuk Stasiun KRL Commuter Line Bandara Soetta, Stasiun Bandara Soetta jadi stasiun dengan volume terbanyak, sebanyak 13.900 orang. Lalu, Stasiun Rangkasbitung sebanyak 31.497 orang untuk stasiun dengan volume terbanyak di layanan KRL Commuter Line Merak.
"Untuk operasional layanan, pada Libur Natal ini, KAI Commuter tetap mengoperasikan sebanyak 1.048 perjalanan Commuter Line Jabodetabek, 14 perjalanan Commuter Line Merak, dan sebanyak 64 perjalanan untuk Commuter Line Bandara Soetta," pungkas Joni.
Headway KRL Jabodetabek Dijanjikan Tak Lebih 10 Menit saat Libur Nataru 2025
PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) memastikan waktu tunggu atau headway KRL Jabodetabek tak lebih dari 10 menit. Ini dilakukan selama masa libur Natal 2024 dan Tahun Bari 2025 (Nataru).
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto memprediksi akan semakin banyak pengguna saat momen Nataru nanti. Baik penumpang reguler maupun penumpang yang baru untuk mobilitas wisata. Masa Nataru KAI Commuter ditetapkan mulai 19 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025.
"Oleh karena itu kemarin kita putuskan bahwa baik di peak maupun di luar peak season, peak hours tetap kita jalankan maksimal," kata Asdo dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Sabtu (14/12/2024).
Pemberlakukan tersebut akan memangkas waktu tunggu (headway) antarkereta. Beberapa titik seperti Stasiun Duri yang biasanya 10-20 menit, akan diatur menjadi 10 menit.
"Artinya di Duri nanti juga selama anggota Nataru tidak ada headway yang lebih dari 10 menit, ucapnya.
Menurutnya, pemangkasan waktu headway ini akan memudahkan masyarakat dalam mengakses KRL Jabodetabek. Penumpang tak akan berlama-lama berada di stasiun dengan headway yang disesuaikan dengan periode puncak.
"Kalau di Bogor itu 5 menit ya tetap 5 menit. Kalau di luar peak kan turun ya kadang 10 menit, 8 menit. Ini nanti kalau di Masa Nataru kita pertahankan di 5 menit termasuk yang Bekasi 10 menit," pungkas dia.
Advertisement
Beroperasi 24 Jam
Sebelumnya, Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek akan beroperasi selama 24 jam pada masa malam tahun baru 2025 nanti. Tujuannya memberikan akses transportasi bagi masyarakat dari pusat keramaian di momen pergantian tahun.
Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter), Asdo Artriviyanto menyampaikan penambahan waktu operasi itu jadi pilihan yang akan diambil. Jadi, KRL Jabodetabek beroperasi 24 jam pada 31 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025.
"Khusus di malam tahun baru, nah ini KRL Jabodetabek akan beroperasi selama 24 jam," kata Asdo dalam Konferensi Pers di Jakarta, Jumat (13/12/2024).
Dia mengatakan, masa tersebut diprediksi ada pergerakan masyarakat ke pusat-pusat keramaian di Ibu Kota. Misalnya kawasan Monumen Nasional, Jalan Sudirman, hingga Gelora Bung Karno (GBK).
Penambahan waktu operasional ini, kata dia, guna mememberikan akses bagi para masyarakat yang merayakan malam tahun baru di titik-titik tadi. Sehingga masyarakat tidak akan kehabisan angkutan transportasi umum.
"Ini untuk mengantisipasi apa? Antisipasi masyarakat yang menuju di titik-titik keramaian seperti Monas, Sudirman, dan titik-titik keramaian lain yang di GBK tidak perlu ada yang sampai menginap karena kehabisan transport, terutama transportasi perkotaan," tutur dia.