Liputan6.com, Lumajang - Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mdpl) kembali erupsi, dengan tinggi letusan capai 700 meter di atas puncak, atau 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu malam (25/12/2024)
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu (25/12/2024), pukul 20.07 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, Kamis (26/12/2024).
Advertisement
Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Berdasarkan catatan petugas, Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu sudah 16 kali erupsi pada hari Rabu (25/12/2024), dalam kurun waktu sejak pukul 01.00 WIB hingga pukul 20.07 WIB dengan tinggi letusan bervariasi mulai 500 meter hingga 1.500 meter di atas puncak Semeru.
Letusan tertinggi erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 16.48 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati 1.500 meter di atas puncak, atau 5.176 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 120 detik.
Ia menjelaskan, Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Jarak 500 Meter dari Tepi Sungai Dilarang Beraktivitas
Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement