Liputan6.com, Jakarta Wasit yang penuh kontroversi dalam pertandingan antara Timnas Indonesia U-23 melawan Timnas Guinea U-23 di babak play-off Olimpiade 2024 Paris, Francois Letexier, telah dinobatkan sebagai wasit terbaik tahun 2024. Francois Letexier menerima penghargaan sebagai wasit terbaik tahun ini dari Federasi Sejarah dan Statistik Sepak Bola Internasional (IFFHS).
Menurut laporan media Prancis, L'Equipe, Francois Letexier dipilih sebagai pengadil terbaik tahun 2024 karena kemampuannya mengendalikan pertandingan dengan intensitas tinggi melalui penampilan luar biasa. Francois Letexier berhasil meraih 129 poin.
Advertisement
Poin itu mengungguli wasit dari Slovenia, Slavko Vincic, serta Daniele Orsato dari Italia, Clement Turpin dari Prancis, dan Michael Oliver dari Inggris. Berikut informasi selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Sabtu(28/12/2024):
Wasit Final Euro 2024
Francois Letexier dilahirkan di Bedee, Prancis, pada tanggal 23 April 1989. Saat ini, dia berusia 35 tahun. Sejak tahun 2017, ia telah terdaftar sebagai wasit berlisensi FIFA, yang berarti sudah tujuh tahun dia mengemban tugas tersebut.
Selama musim 2024, menurut data dari Transfermarkt, Francois Letexier memimpin sebanyak 22 pertandingan dalam berbagai ajang kejuaraan. Ini termasuk turnamen besar seperti Euro 2024, Liga Champions, dan Olimpiade 2024.
Francois Letexier diberi kehormatan untuk menjadi wasit dalam pertandingan final Euro 2024. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Timnas Spanyol dengan skor 2-1 melawan Timnas Inggris pada tanggal 14 Juli 2024. "Francois Letexier menjadi wasit untuk final Euro 2024 yang dimenangkan oleh Timnas Spanyol 2-1 atas Timnas Inggris pada 14 Juli 2024."
Advertisement
Membuyarkan Mimpi Timnas Indonesia U-23 ke Olimpiade Paris
Bagi para pendukung sepak bola di Indonesia, kepemimpinan Francois Letexier meninggalkan kesan yang mendalam. Hal ini dikarenakan ia menggagalkan harapan Timnas Indonesia U-23 untuk melaju ke Olimpiade 2024. Dengan sejumlah keputusan yang dianggap kurang tepat, Timnas Indonesia U-23 harus menerima kekalahan tipis 0-1 dari Guinea U-23 di Stade Pierre Pibarot, Clairefontaine, Prancis, pada tanggal 9 Mei 2024.
Salah satu keputusan kontroversial Francois Letexier adalah memberikan dua tendangan penalti kepada Guinea U-23, yang salah satunya berakhir dengan gol dan mengubur impian Timnas Indonesia U-23 untuk berlaga di Olimpiade 2024. Pada menit ke-18, Algassime Bah, penyerang Guinea U-23, jatuh di dalam kotak penalti Timnas Indonesia U-23. Francois Letexier pun menunjuk titik putih.
Menurut Francois Letexier, Algassime Bah dilanggar oleh Witan Sulaeman di area penalti Timnas Indonesia U-23. Namun, tayangan ulang menunjukkan bahwa hal tersebut tidak benar. Saat mencoba menerima umpan mendatar dari rekannya, kaki Algassime terserempet oleh kaki Witan di luar kotak penalti Timnas Indonesia U-23. Meski demikian, entah disengaja atau tidak, penyerang yang bermain untuk klub Yunani, Olimpiakos, itu tampak terjatuh dan menjatuhkan diri di dalam kotak penalti Timnas Indonesia U-23.
Mengusir Shin Tae-yong
Witan merasa tidak melakukan pelanggaran terhadap Algassime Bah. Namun, Francois Letexier tetap pada pendiriannya. Dia bersikeras memberikan tendangan penalti kepada Guinea U-23 yang dieksekusi oleh Ilaix Moriba pada menit ke-29.
Sayangnya, FIFA tidak menerapkan teknologi VAR dalam play-off Olimpiade 2024, sehingga keputusan yang dibuat Francois Letexier tidak dapat ditinjau ulang meskipun mungkin terdapat kesalahan.
Pada menit ke-72, peluit dari Francois Letexier kembali terdengar sebagai tanda pemberian penalti untuk Guinea U-23. Tekel yang dilakukan oleh Alfeandra Dewangga, yang sebenarnya menyentuh bola terlebih dahulu sebelum menjatuhkan Algassime Bah, dianggap sebagai pelanggaran oleh wasit.
Padahal, Letexier berada dalam posisi yang cukup baik saat insiden tersebut terjadi. Dia hanya berjarak beberapa meter di belakang kejadian antara Dewangga dan Algassime Bah.
Akibat dari keputusan kontroversial tersebut, pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, melancarkan protes keras. Dia marah-marah sampai menunjuk-nunjuk wajah wasit yang berlisensi FIFA sejak 2017 ini.
Francois Letexier menanggapinya dengan memberikan kartu kuning kepada Shin Tae-yong, yang kemudian berlanjut menjadi kartu kuning kedua, sehingga pelatih asal Korea Selatan itu harus keluar lapangan karena terus menunjukkan ketidakpuasannya.
Baca Juga
Kapten Timnas Indonesia Jay Idzes Dulunya Bermain Futsal dan Sempat Masuk Timnas Belanda U-17 Sebelum Beralih ke Sepak Bola
Ingin Kembali ke Timnas Indonesia Setelah Absen Lebih dari 3 tahun, Ezra Walian: Saya Buktikan dengan Aksi, Bukan Kata-kata
Punya Kontribusi dalam Memajukan Sepak Bola Indonesia, Ini 5 Pelatih yang Patut Dipuji sepanjang 2024
Advertisement