Indonesia-Malaysia Perkuat Hubungan di Sektor Pendidikan

Donan menekankan pertukaran mahasiswa antar negara dapat memperkaya perspektif dan memperkuat koneksi lintas budaya yang sangat diperlukan untuk membangun komunitas ASEAN yang lebih inklusif.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 26 Des 2024, 22:04 WIB
Chairman CentennialZ, Donan Abbad Abdullah (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Southeast Asia Future Leaders 2024 mempertemukan sejumlah pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan se-Asia Tenggara.

Sebagai komunitas edukasi yang berasal dari Indonesia, CentennialZ dalam ajang memperkuat sinergitas dengan Malaysia elalui dialog strategis bersama beberapa instansi di Malaysia seperti Universiti Utara Malaysia (UUM), Education Malaysia Global Services (EMGS), dan Majlis Belia Malaysia (MBM).

“Acara yang berlangsung di ketiga instansi tersebut membahas peluang kerja sama pendidikan, pemberdayaan pemuda, dan kolaborasi lintas budaya untuk menghadapi tantangan global,” kata Chairman CentennialZ, Donan Abbad Abdullah dalam keterangan diterima, Kamis (26/12/2024).

Donan menggambarkan, diskusi yang berlangsung di berbagai forum mencerminkan pentingnya sinergi regional untuk menghadapi tantangan global, terutama dalam konteks pendidikan dan pemberdayaan pemuda yang semakin kompleks.

“Data menunjukkan jumlah mahasiswa Indonesia di Malaysia terus meningkat, yang mencapai lebih dari 15.000 orang pada tahun 2023,” ungkp dia.

“Angka ini menegaskan ketertarikan yang kuat terhadap sistem pendidikan Malaysia yang berbasis riset dan keberagaman,” imbuhnya.

Dalam konteks ini, Donan menekankan pertukaran mahasiswa antar negara dapat memperkaya perspektif dan memperkuat koneksi lintas budaya yang sangat diperlukan untuk membangun komunitas ASEAN yang lebih inklusif.

Senada dengan itu Senior Regional Manager EMGS, Tuan Megat Mohd Samsul Megat Ismail, menyampaikan komitmen Malaysia untuk menciptakan ruang kolaborasi lintas negara yang mendukung pendidikan inklusif.

“Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa setiap individu, terutama pemuda, memiliki akses yang setara terhadap pendidikan yang berkualitas tinggi,” yakin Tuan Megat.

Tuan Megat memastikan, hal itu sejalan dengan tujuan bersama CentennialZ untuk memperkuat solidaritas melalui pendidikan yang berbasis kolaborasi internasional.

 


Peran Sentral Pemuda

Sementara itu, Presiden MBM Izzat Afifi Abdul Hamid menegaskan peran sentral pemuda dalam membangun kerjasama dan solidaritas regional.

Menurut Izzat, generasi muda memiliki potensi besar untuk memperkuat hubungan serumpun melalui kolaborasi berkelanjutan yang pada gilirannya akan memperkuat jati diri ASEAN sebagai kawasan yang bersatu dan harmonis.

Menambahkan hal itu, YBrs. Prof. Dr. Ahmad Martadha Mohamed, Deputy Vice-Chancellor UUM, menekankan kolaborasi lintas negara ini memberikan peluang luar biasa untuk menciptakan pemimpin masa depan yang inovatif dan sadar akan tanggung jawab global.

“Pendidikan menjadi fondasi yang kokoh untuk memperkuat solidaritas ASEAN yang mendukung transformasi menuju masyarakat yang lebih berdaya dan adaptif terhadap perubahan global,” ujar dia.

Abdis Salam, Koordinator Presidium Ikatan Alumni Pelajar Indonesia se-Malaysia, mengakui pelajar Indonesia di Malaysia tidak hanya memperoleh pendidikan berkualitas tinggi tetapi juga membangun konektivitas yang kuat untuk mendukung transformasi ASEAN.

“Kolaborasi ini memberikan ruang bagi pemuda untuk berperan aktif dalam memperjuangkan isu-isu yang berdampak pada masa depan regional,” dia menandasi.

Infografis Plus Minus Kenaikan PPN 12 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya