Liputan6.com, Situbondo - Banjir bandang yang menerjang ratusan rumah di dua desa di Situbondo, pada Selasa (24/12/2024) mengakibatkan jembatan antar dusun rusak dan hanyut. Akibatnya, sekitar 500 jiwa di dua dusun terisolasi.
Jembatan penghubung dua dusun yakni Dusun Tambak Ukir Barat dan Dusun Bringin, Desa Tambak Ukir, merupakan akses satu-satunya bagi ratusan warga dua dusun tersebut hanyut dihantam banjir bandang.
Advertisement
“Jembatan yang hanyut akibat banjir bandang ini merupakan akses satu-satunya bagi warga Dusun Tambak Ukir Barat dan Dusun Bringin, dan tentunya aktivitas perekonomian juga lumpuh,” ujar Kepala Dusun Tambak Ukir Barat Alfin Jumat (27/12/2024)
Kata dia, sebelum terjadi banjir bandang hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah itu sekitar 1 jam dan debit air di sungai tersebut mencapai setinggi 150 cm dan menerjang jembatan hingga hanyut.
Menurutnya, selama ini di sungai tersebut tidak pernah setinggi pada tahun ini jika terjadi hujan. Biasanya jika terjadi hujan deras ketinggian air sungai maksimal 50 sentimeter.
“Tapi banjir bandang Selasa kemarin bahkan mencapai 150 sentimeter jembatan langsung jebol dan hanyut,” paparnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo mencatat ada sebanyak 220 rumah warga terdampak banjir bandang, yakni di Desa Tambak ukir dan Desa Kendit, Kecamatan Kendit, Situbondo.
Selain itu, banjir bandang yang membawa material lumpur dan potongan kayu dan ranting itu juga merusak fasilitas umum, seperti masjid dan salah satu sekolah TK di Desa Kendit, serta tiga jembatan hanyut terbawa banjir bandang.
Pemerintah daerah setempat telah mendirikan dapur umum untuk menyediakan nasi siap santap bagi warga terdampak banjir bandang karena tidak bias beraktivitas seperti biasanya setelah di dua desa itu diterjang banjir bandang.