Masa Depan Virgil van Dijk di Liverpool, Antara Ambisi Juara dan Kebijakan Klub

Bek tangguh Liverpool Virgil van Dijk memberikan pernyataan yang mengundang tanya. Meski mengaku cinta pada klub, masa depan sang kapten masih diliputi kabut ketidakpastian.

oleh Rahmat Fathurahman diperbarui 28 Des 2024, 15:00 WIB
Virgil van Dijk - Pemain asal Belanda ini dibeli Liverpool dari Southampton dengan mahar 84,6 juta euro dan menjadikannya sebagai bek termahal di dunia kala itu. Berkat ketangguhannya Van Dijk sukses membawa The Reds juara Liga Champion dan Premier League. (AFP/Paul Ellis)

Liputan6.com, Jakarta - Bek tangguh Liverpool Virgil van Dijk memberikan pernyataan yang mengundang tanya. Meski mengaku cinta pada klub, masa depan sang kapten masih diliputi kabut ketidakpastian.

Di bawah kepemimpinan Arne Slot, The Reds tengah melaju kencang dengan memuncaki Liga Premier dan Liga Champions. Performa apik Liverpool tak lepas dari tangan dingin Slot. Namun, kontribusi Van Dijk juga tetap besar. 

Sang pemain pun memberikan pernyataan terbaru mengenai situasinya di Anfield. "Saya mencintai klub ini, klub ini mencintai saya. Saya mencintai para penggemar, para penggemar mencintai saya. Itu pondasi yang sangat bagus untuk sukses," ungkapnya diplomatis.

"Saya ingin menjadi pemain Belanda pertama yang mengangkat trofi Liga Premier sebagai kapten. Saya rasa peluang itu ada. Itulah yang kami perjuangkan sebagai tim."

Situasi kontrak Van Dijk kini menjadi fokus utama. Mulai Januari, ia bebas bernegosiasi dengan klub luar negeri mengingat kontraknya berakhir musim panas mendatang. Manajemen Liverpool dituntut bergerak cepat mencari solusi sebelum kehilangan sosok vital ini.


Sikap Klub dan Kualitas Van Dijk

Penyerang Liverpool, Mohamed Salah, dan bek The Reds, Virgil van Dijk, merayakan keberhasilan mencetak gol ke gawang Everton dalam laga pekan kesembilan Liga Inggris 2023/2024 di Anfield, Sabtu (21/10/2023) malam WIB. Liverpool menang 2-0 dalam laga ini. (Paul ELLIS / AFP)

Sikap Fenway Sports Group (FSG), pemilik Liverpool, kembali menjadi sorotan. Kebijakan transfer mereka yang konservatif yakni lebih memilih melepas pemain senior dan fokus pada talenta muda menuai kritik dari berbagai pihak.

Kasus Virgil van Dijk menjadi ujian terbaru. Bek andalan Belanda ini akan menginjak usia 34 tahun pada Juli 2025, membuat FSG dilaporkan ragu memberikan perpanjangan kontrak dengan gaji tinggi yang dianggap terlalu berisiko.

Namun, Van Dijk bukan pemain biasa. Gaya bermainnya yang elegan dan efisien karena jarang terlibat duel fisik yang menguras tenaga justru menjadi modal berharga untuk karier panjang di level elite. Pemain ini bermain dengan kepala, bukan semata-mata mengandalkan fisik.

"Saya masih bisa bermain tiga, empat tahun lagi setidaknya di level tertinggi," tegas Van Dijk. Pernyataan yang sulit dibantah mengingat konsistensi performanya hingga kini.


Masa Depan 3 Pilar Liverpool

Penyerang Liverpool, Cody Gakpo (kedua kiri) merayakan golnya bersama Virgil van Dijk pada pertandingan kelima fase League Liga Champions 2024/2025 melawan Real Madrid di Stadion Anfield, Inggris pada Rabu 27 November 2024 waktu setempat atau Kamis 28 November 2024 dini hari Waktu Indonesia Barat. (Oli SCARFF/AFP)

Situasi kontrak Virgil van Dijk berpotensi menjadi bom waktu bagi Liverpool. Membiarkan masalah ini berlarut hingga 2025 bisa menciptakan ketegangan yang tidak perlu, tepat di saat klub membutuhkan fokus penuh untuk meraih trofi Liga Premier.

Masalah serupa juga membayangi dua pilar penting lainnya. Mohamed Salah dan Trent Alexander-Arnold. Kedua bintang ini juga berpotensi meninggalkan Anfield dengan status bebas transfer pada akhir musim 2024/2025 jika tidak ada kesepakatan baru.

Skenario idealnya jelas, perpanjangan kontrak untuk ketiganya akan menciptakan stabilitas yang dibutuhkan. Dengan masa depan yang terjamin, Van Dijk, Salah, dan Alexander-Arnold bisa mencurahkan seluruh fokus untuk mengukir prestasi di lapangan hijau.

Manajemen Liverpool kini menghadapi pilihan krusial: menuntaskan drama kontrak secepatnya, atau mengambil resiko kehilangan tiga pemain kunci secara cuma-cuma. Keputusan ini bisa menentukan masa depan klub dalam beberapa tahun ke depan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya