Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,3 skala Richter mengguncang lepas pantai pulau utama Vanuatu, Efate, merusak infrastruktur dan menyebabkan korban jiwa di ibu kota, Port Vila.
Terkait kejadian tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Vanuatu, di mana bantuan tersebut total beratnya mencapai 50,5 ton.
Advertisement
"Pelepasan bantuan kemanusiaan dipimpin oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno pada Jumat (27/12) sore di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Sabtu (28/12/2024).
Barang bantuan yang disiapkan oleh BNPB berupa tenda pengungsi 10 set, tenda keluarga 50 set, jerigen lipat 1.000 pcs, tangki fleksibel 50 unit, genset 10 set, lampu penerangan portabel 10 unit, lampu penerangan tenaga surya 25 unit, amcus 2 unit, kebutuhan wanita 500 pack, peralatan kebersihan 500 pack.
Peralatan memasak 500 set, matras dan selimut masing-masing 1.000 pcs, paket sembako 1.000 pack, kasur lipat 1.000 pack, makanan siap saji 2.500 pouch, paket makanan tambahan balita 300 pack, paket tambahan ibu hamil 250 pack, mie instan 800 kotak, perahu beserta mesinnya 2 unit.
"Kali ini ada 21 barang kebutuhan dasar pengungsi, sudah dikomunikasikan dengan Pemerintah Vanuatu, kemudian ada permintaan khusus perahu karet dan mesinnya. Total nilai bantuan logistik peralatan ini sejumlah lebih dari 11 miliiar rupiah," jelas Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Selain dukungan logistik peralatan, Pemerintah Indonesia melalui Kemenkes turut mengirimkan sejumlah obat-obatan dengan total berat 6,8 ton atau senilai 1,25 miliar rupiah. Paket obat-obatan tersebut terdiri dari hygiene kit, larvasida/pengendali jentik nyamuk, obat-obatan pelayanan dasar, obat malaria, alat penjernih air, dan emergency kit.
Perintah Langsung Prabowo
Sementara itu, Menko PMK Pratikno menjelaskan, pengiriman bantuan kemanusiaan ini merupakan perintah langsung Presiden Prabowo Subianto.
"Arahan Presiden agar bantuan ini segera diberangkatkan. Presiden minta kepada tim yang akan berangkat ke Vanuatu untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, dan bekerja sama yang baik dengan pemerintah dan masyarakat Vanuatu," jelas Pratikno.
"Sekali lagi, Vanuatu adalah negara sahabat kita, dan bencana ini menjadi keprihatinan kita," sambungnya.
Presiden berharap bantuan dari pemerintah dan masyarakat Indonesia ini disebutnya dapat membantu meringankan beban korban bencana gempa bumi di Vanuatu.
Advertisement
Gempa di Vanuatu
Gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,3 skala Richter mengguncang lepas pantai pulau utama Vanuatu, Efate, merusak infrastruktur dan menyebabkan korban jiwa di ibu kota, Port Vila.
Menurut Survei Geologi AS, gempa tersebut terjadi pada kedalaman 57 kilometer, sekitar 30 kilometer di lepas pantai Efate, pada Selasa (17/12/2024), pukul 12:47 siang waktu setempat.
Mengutip dari France24, Selasa (17/12/2024), Michael Thompson, seorang warga setempat, menggambarkan situasi di Port Vila melalui telepon satelit setelah mengunggah gambar kehancuran pasca-gempa di media sosial. Ada orang-orang di gedung-gedung di kota itu.
Gempa ini tidak hanya merusak bangunan, tetapi juga menghancurkan lantai dasar sebuah gedung yang menampung kedutaan besar AS dan Prancis. Longsor di satu jalan menutupi sebuah bus, menambah jumlah korban jiwa, sementara sedikitnya dua jembatan dilaporkan runtuh.
Reporter: Nur Habibie/Merdeka.com