Ladies, Waspadai Tanda-Tanda Kanker Ovarium yang Muncul Saat Makan

Bagi wanita, mengenali tanda-tanda potensial yang muncul, terutama saat atau setelah makan, bisa menjadi langkah awal yang penting dalam deteksi kanker ovarium.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 28 Des 2024, 17:04 WIB
Ladies, Waspadai Tanda-Tanda Kanker Ovarium yang Muncul Saat Makan (Foto: Unsplash.com/Toni Koraza)

Liputan6.com, Jakarta - Kanker ovarium menjadi salah satu jenis kanker yang seringkali sulit dideteksi pada tahap awal. Meski demikian, deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan, terutama karena kanker ini cenderung memiliki gejala yang samar dan tumpang tindih dengan kondisi lain.

Bagi wanita, mengenali tanda-tanda potensial yang muncul, terutama saat atau setelah makan, bisa menjadi langkah awal yang penting dalam deteksi kanker ovarium.

Melansir dari Times of India, Sabtu (28/12/2024), menurut data dari American Cancer Society, hanya sekitar 20% kanker ovarium yang berhasil didiagnosis pada tahap awal. Namun, statistik juga menunjukkan bahwa jika kanker ovarium terdeteksi sejak dini, lebih dari 90% pasien memiliki peluang untuk bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah diagnosis.

Apa Itu Kanker Ovarium?

Kanker ovarium berkembang di jaringan ovarium, yaitu sepasang kelenjar kecil yang terletak di bagian panggul wanita dan berfungsi untuk menyimpan sel telur.

Kanker ini menyerang sekitar 1 dari 78 wanita, dan meskipun bisa terjadi pada usia berapa pun, umumnya kanker ovarium lebih sering ditemukan pada wanita usia di atas 50 tahun.

Ketika kanker ovarium terdiagnosis pada stadium awal, di mana tumor masih terbatas pada ovarium, peluang penyembuhannya sangat tinggi—lebih dari 90%.

Sayangnya, banyak wanita baru mengetahui bahwa mereka mengidap kanker ovarium ketika penyakit ini sudah berada di stadium lanjut. Gejalanya seringkali tidak spesifik dan mudah diabaikan, seperti kembung atau nyeri ringan di perut.

 


Tanda-Tanda Kanker Ovarium yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi logo kanker payudarah. (Foto: Unsplash/Angiola Harry)

 

Beberapa gejala kanker ovarium sering muncul berulang kali, terutama saat atau setelah makan. Jika Anda mengalami gejala-gejala berikut secara teratur—sekitar 12 kali atau lebih dalam sebulan—sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut:

  1. Perut bengkak atau kembung: Sensasi perut terasa penuh atau membesar tanpa alasan yang jelas, terutama setelah makan.
  2. Nyeri atau nyeri tekan di perut atau panggul: Rasa sakit atau ketidaknyamanan di area perut bawah atau panggul yang tidak kunjung hilang.
  3. Kehilangan nafsu makan atau mudah kenyang: Merasa cepat kenyang bahkan setelah makan sedikit.
  4. Sering buang air kecil: Perasaan mendesak untuk buang air kecil lebih sering dari biasanya.
  5. Gangguan pencernaan: Masalah pencernaan seperti mual, kembung, atau perasaan tidak nyaman di perut.
  6. Sembelit atau diare: Perubahan dalam pola buang air besar yang berlangsung lama.
  7. Sakit punggung: Rasa sakit yang persisten pada bagian bawah punggung.
  8. Kelelahan yang tidak wajar: Merasa lelah atau lesu tanpa alasan yang jelas.
  9. Penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan: Kehilangan berat badan meski tidak ada perubahan dalam pola makan atau aktivitas.
  10. Pendarahan vaginal setelah menopause: Pendarahan atau bercak darah meskipun sudah memasuki masa menopause.

 


Faktor Risiko Kanker Ovarium

Kanker payudara/unsplash

 

Beberapa faktor bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker ovarium, antara lain:

  • Usia: Wanita berusia di atas 50 tahun lebih berisiko.
  • Riwayat keluarga: Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara.
  • Genetik: Wanita yang memiliki mutasi gen BRCA1 atau BRCA2, yang meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium.
  • Menstruasi dini atau menopause terlambat: Wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun atau menopause setelah usia 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi.

 


Cara Menurunkan Risiko Kanker Ovarium

Ilustrasi kanker payudara | unsplash.com

 

Meskipun tidak ada cara yang dapat sepenuhnya menghilangkan risiko kanker ovarium, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menurunkan kemungkinan terkena penyakit ini:

  • Berhenti merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium.
  • Menjaga berat badan sehat: Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
  • Diskusi dengan dokter: Jika kanker ovarium memiliki riwayat dalam keluarga Anda, bicarakan dengan dokter untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan yang tepat.

 


Diagnosis dan Pengobatan Kanker Ovarium

Ilustrasi/Copyright unsplash/Andrea Piacquadio

 

Jika dokter mencurigai kanker ovarium, serangkaian tes seperti tes darah dan pemindaian akan dilakukan untuk membantu diagnosis.

Jika kanker ovarium terdeteksi, pengobatan utama yang biasa dilakukan adalah operasi untuk mengangkat tumor atau ovarium yang terinfeksi, diikuti dengan kemoterapi untuk membunuh sel kanker yang tersisa.

Pengobatan juga bergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium kanker, kesehatan umum pasien, serta apakah kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Kelangsungan hidup pasien sangat dipengaruhi oleh tahap diagnosis dan jenis kanker ovarium yang diderita.

Infografis Leukemia (kanker darah). Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya