Liputan6.com, Washington D.C - Ramai pemberitaan mahasiswa asing di Amerika Serikat (AS) diminta segera kembali ke negara tersebut sebelum pelantikan Donald Trump. Ada apa?
Menurut laporan VOA Indonesia yang dikutip Sabtu (28/12/2024), semakin banyak perguruan tinggi dan universitas AS yang menyarankan para mahasiswa internasional untuk kembali ke kampus sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik karena khawatir dia akan memberlakukan larangan perjalanan sebagaimana yang dilakukannya pada masa pemerintahan pertamanya.
Advertisement
Kabarnya lebih dari selusin kampus di Amerika telah mengeluarkan imbauan agar para mahasiswa internasional yang sedang libur musim dingin atau winter break mulai 18 Desember lalu, dapat segera kembali ke kampus sebelum Presiden terpilih Donald Trump dilantik pada 20 Januari nanti, karena khawatir Trump akan memberlakukan larangan perjalanan.
Di beberapa kampus, semester musim semi (spring semester) akan dimulai sebelum Trump dilantik, sehingga para mahasiswa mungkin memang sudah harus kembali ke kelas. Tetapi siapapun yang keberadaannya di AS bergantung pada visa akademis, maka yang terbaik adalah mengurangi risiko dan kembali ke kampus sebelum 20 Januari.
Jacky Li, mahasiswa tahun ketiga di jurusan studi lingkungan di University of California, Berkeley, yang berasal dari China, adalah salah seorang yang mendapat pemberitahuan dari kampusnya.
“Beberapa minggu lalu saya menerima email dari kantor Berkeley International, meminta kami untuk kembali ke AS sebelum hari pelantikan 20 Januari. Intinya mereka mengatakan tidak yakin dengan apa yang akan terjadi ketika berlangsung transisi pemerintahan,” ujar Jacky Li.
Ada Berapa Jumlah Mahasiswa Asing di AS pada 2023-2024?
Menurut Open Doors, sebuah proyek data yang sebagian didanai oleh Departemen Luar Negeri AS, ada lebih dari 1,1 juta mahasiswa internasional yang terdaftar di perguruan tinggi dan universitas AS pada tahun ajaran 2023-24. Mahasiswa dari India dan China telah menyumbang lebih separuh dari semua mahasiswa internasional di AS. Sekitar 43.800 diantaranya berasal dari 15 negara yang terkena dampak pembatasan perjalanan Trump.
Jacky Li mengatakan ia akan mudik ke China pada 21 Desember dan kembali ke AS pada 16 Januari. Meskipun ia telah membuat rencana beberapa bulan sebelum pejabat Berkeley mengirimkan email peringatan tersebut, ia mengatakan kekhawatiran semakin meningkat di kalangan mahasiswa internasional.
“Kecepatan perubahan yang terjadi di AS dapat mengancam karir akademis kami di sini, dan tentu saja hal ini menimbulkan rasa cemas. Namun saya juga merasa ada dukungan dari pihak kampus melalui kantor internasional Berkeley,” kata Li.
Lebih jauh Jacky Li menyerukan kepada pemerintahan Trump untuk mendukung penelitian akademis yang penting, bukan menggagalkannya. “Mempromosikan wacana internasional semacam ini dan mendorong pertukaran intelektual internasional akan menjadi ide yang baik bagi Amerika yang secara umum memiliki keunggulan di bidang akademis,”
Kampus Ivy League Sarankan Mahasiswa Asing Kembali Sebelum 20 Januari 2025
Para pejabat kampus telah menyarankan agar mahasiswa-mahasiswa internasional yang pulang ke negara asalnya untuk libur musim dingin segera kembali sebelum pelantikan 20 Januari, dan bersiap-siap menghadapi kemungkinan penundaan di pemeriksaan imigrasi.
Daftar itu mencakup kampus-kampus Ivy League seperti Harvard dan Brown, kampus-kampus di Boston seperti Northeastern University dan Massachusetts Institute of Technology, dan perguruan tinggi lain di seluruh Amerika, mulai dari Johns Hopkins University hingga University of Southern California. Sebagian kampus bahkan akan memulai kelas sehari setelah pelantikan.
Cornell University mengatakan kepada para mahasiswanya bahwa larangan perjalanan yang melibatkan 13 negara yang sebelumnya ditargetkan Trump “kemungkinan besar akan berlaku segera setelah pelantikan,” dan bahwa negara-negara baru dapat ditambahkan ke dalam daftar, terutama China dan India. Pihak universitas menyarankan para mahasiswa, staf pengajar dan staf dari negara-negara itu untuk kembali ke kampus sebelum semester musim semi dimulai pada 21 Januari.
Kampus-kampus lain tidak sampai mengatakan adanya kemungkinan larangan masuk kembali, namun menyarankan para siswa untuk membuat rencana ke depan dan mempersiapkan diri menghadapi penangguhan ketika kembali ke AS.
Advertisement
Belajar dari Tahun 2017
Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada Januari 2017 yang melarang warga negara dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim – yaitu: Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman – untuk melakukan perjalanan ke AS. Wisatawan dari negara-negara itu dilarang naik pesawat terbang atau ditahan di bandara-bandara AS segera setelah mereka mendarat. Diantara mereka terdapat mahasiswa, dosen, pebisnis, turis, dan mereka yang ingin mengunjungi teman dan keluarga.
Trump kemudian menghapus beberapa negara dalam daftar itu, tetapi menambahkan negara lain. Secara keseluruhan ada 15 negara yang terdampak daftar yang dikeluarkan pada masa kepresidenannya itu. Departemen Luar Negeri AS mengatakan lebih dari 40.000 orang ditolak untuk mendapatkan visa ke AS.
Presiden AS Joe Biden mencabut perintah tersebut saat ia menjabat pada tahun 2021.
Tim Transisi Donald Trump Belum Komentar
Tim transisi Trump tidak menanggapi permohonan wawancara tentang topik ini, tetapi di masa lalu Trump mengatakan akan menghidupkan kembali larangan perjalanan dan bahkan memperluasnya. Trump juga menjanjikan “penyaringan ideologis” baru untuk warga negara non-AS untuk mencegah “orang gila, para pembenci, orang yang fanatik, dan maniak yang berbahaya,” masuk ke AS.
Trump juga berjanji untuk “mencabut visa pelajar bagi orang asing radikal anti-Amerika dan anti-Semit atau anti-Yahudi di perguruan tinggi dan universitas AS sebagai tanggapan atas meluasnya aksi demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus AS terkait serangan pembalasan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 lalu, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 45.000 warga Palestina.
Advertisement