Pekerja tengah menyiapkan kopi di Toko Sedap Djaja, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (5/1/2025). (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Toko kopi yang berdiri sejak 1943 tersebut menjual kopi jenis arabika dan robusta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Toko ini sekaligus menjadi tempat penggilingan, peracikan, sekaligus pengemasan kopi cap Bis Kota. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Awalnya, kopi cap Bis Kota dikenal dengan nama kopi Terompet. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Nama kopi Terompet berubah menjadi Kopi Bis Kota sejak tahun 1943 silam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Menariknya, gambar dan tulisan pada kemasan kopi tak pernah berubah sejak dulu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Kemasan kopi Bis Kota masih terbungkus oleh kertas cokelat yang biasa digunakan untuk sampul buku dengan gambar bus di depannya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Meski sempat mengalami penurunan akibat maraknya penjualan kopi kemasan sekali seduh, namun tren kedai kopi kekinian yang belakangan ramai digemari pecinta kopi justru menjadikan eksistensi kopi Bis Kota kembali naik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Kualitas kopi yang terjaga serta aroma yang khas menjadikan kopi Bis Kota tetap bertahan hingga kini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Sejumlah kedai kopi kekinian pun mulai banyak yang menjual serta menyajikan kopi cap Bis Kota. (Liputan6.com/Angga Yuniar)