Paus Fransiskus Angkat Simona Brambilla Jadi Perempuan Pertama Sebagai Petinggi di Kantor Vatikan

Paus Fransiskus mencatat sejarah dengan menunjuk Suster Simona Brambilla sebagai perempuan pertama yang memimpin salah satu kantor penting Vatikan. Ini menandai langkah besar dalam pemberdayaan perempuan di Gereja Katolik.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 07 Jan 2025, 16:00 WIB
Sebuah derek mengangkat pohon cemara berusia 113 tahun dan setinggi 28 meter di Lapangan Santo Petrus, untuk dijadikan pohon Natal, di Vatikan, Selasa (23/11/2021). Hadiah dari kota Andalo di timur laut Italia itu akan menyala pada 10 Desember mendatang. (AP Photo/Andrew Medichini)

Liputan6.com, Vatican City - Paus Fransiskus menunjuk Suster Simona Brambilla sebagai perempuan pertama yang memimpin kantor besar Vatikan, yakni Prefek Dikasteri untuk Hidup Bakti dan Serikat Hidup Apostolik.

Penunjukan ini merupakan langkah bersejarah dalam upaya Paus Fransiskus untuk memberikan peran kepemimpinan yang lebih besar bagi perempuan di Gereja Katolik.

Dalam laporan resmi yang dirilis oleh Vatican Media, keputusan ini digambarkan sebagai pencapaian besar karena Brambilla menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai prefek di salah satu dikasteri atau kongregasi Kuria Roma. Kantor ini bertanggung jawab atas semua ordo religius Katolik, termasuk Jesuit, Fransiskan, hingga ordo suster-suster seperti Mercy.

Penunjukan ini memberikan tanggung jawab besar kepada Brambilla, yaitu mengawasi sekitar 600.000 biarawati Katolik di seluruh dunia serta 129.000 imam Katolik yang tergabung dalam ordo religius. Langkah ini disambut sebagai simbol perubahan menuju keterbukaan dan peluang baru dalam struktur Gereja.

"Seharusnya ini sudah terjadi sejak lama, tetapi puji Tuhan akhirnya terjadi," ujar Thomas Groome, seorang profesor senior teologi di Boston College, seperti dilansir AP News, Selasa (7/1/2025). 

Namun, ia mencatat bahwa Brambilla belum diangkat sebagai kardinal, jabatan yang secara tradisional diberikan kepada pemimpin dikasteri laki-laki.


Tantangan bagi Brambilla

Dari kursi rodanya, Paus Fransiskus mengetuk beberapa kali, dan Pintu Suci Basilika Santo Petrus yang besar berayun terbuka. Paus Fransiskus didorong untuk melintasi ambang pintu itu. (Alberto PIZZOLI/POOL/AFP)

Brambilla akan menghadapi tantangan besar, termasuk penurunan jumlah biarawati di seluruh dunia. Berdasarkan statistik Vatikan, jumlah biarawati menurun sekitar 10.000 per tahun, dari 750.000 pada 2010 menjadi 600.000 pada 2024.

Selain itu, Paus Fransiskus menunjuk Kardinal Ángel Fernández Artime sebagai "pro-prefek" untuk bekerja bersama Brambilla. Penunjukan ini dipandang sebagai upaya untuk memastikan kepala dikasteri dapat menjalankan fungsi sakramental yang hanya dapat dilakukan oleh imam laki-laki.

Natalia Imperatori-Lee, ketua departemen agama di Manhattan University, menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut.

"Hari ini saya berdoa agar Gereja melihat perempuan sebagai pemimpin yang mampu, tanpa perlu didampingi oleh pria," katanya.

 


Reformasi Konstitusi Vatikan

Setidaknya 30.000 orang menyaksikan Paus Fransiskus membuka pintu suci Basilika Santo Petrus. (Alberto PIZZOLI/POOL/AFP)

Penunjukan Brambilla dimungkinkan berkat reformasi konstitusi Vatikan oleh Paus Fransiskus pada 2022, yang membuka peluang bagi kaum awam, termasuk perempuan, untuk memimpin dikasteri. Sebelumnya, Brambilla menjabat sebagai sekretaris di departemen yang sama sejak 2023.

Selama kepemimpinan Paus Fransiskus, persentase perempuan yang bekerja di Vatikan meningkat dari 19,3 persen pada 2013 menjadi 23,4 persen saat ini. Di Kuria, jumlah perempuan yang memegang peran kepemimpinan telah mencapai 26 persen. 

Di antara mereka adalah Suster Raffaella Petrini, perempuan pertama yang menjadi Sekretaris Jenderal Negara Kota Vatikan; Barbara Jatta, kepala Museum Vatikan; dan Suster Alessandra Smerilli, wakil kepala kantor pembangunan Vatikan.

 

Infografis Kilas Balik Kunjungan Paus ke Indonesia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya