Liputan6.com, Yogyakarta - Kepemilikan cryptocurrency terus meroket di seluruh dunia, dengan beberapa negara memimpin dalam adopsi aset digital. Amerika Serikat, Brazil, Filipina, Iran, dan Ukraina muncul sebagai negara-negara dengan jumlah pemilik kripto terbesar.
Faktor-faktor seperti ketidakstabilan ekonomi, perkembangan teknologi, dan regulasi yang semakin jelas mendorong pertumbuhan pesat ini. Mengutip dari berbagai sumber, berikut lima negara dengan Bitcoin terbanyak:
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat telah membuktikan dominasinya dalam kepemilikan Bitcoin di dunia dengan mencatatkan sekitar 53 juta orang pemilik kripto, yang mewakili 15,6% dari total pemilik kripto global. Pencapaian ini tidak mengejutkan mengingat Amerika Serikat memiliki infrastruktur digital yang maju dengan tingkat penetrasi internet yang tinggi, ditambah dengan kejelasan regulasi kripto yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain.
Baca Juga
Advertisement
Faktor pendukung lainnya adalah banyaknya perusahaan teknologi dan startup kripto yang berbasis di Amerika Serikat, yang diperkuat dengan tingginya tingkat literasi finansial masyarakat dan kemudahan akses ke pasar investasi. Dominasi ini juga ditopang oleh keberadaan bursa kripto besar seperti Coinbase yang berbasis di Amerika Serikat, yang semakin memudahkan masyarakat untuk bertransaksi dalam aset kripto.
2. Brazil
Brazil telah muncul sebagai salah satu pemain utama dalam adopsi cryptocurrency, dengan mencatat sekitar 26 juta orang pemilik kripto yang merepresentasikan 12% dari total pemilik kripto global. Pencapaian ini didorong oleh beberapa faktor kunci seperti tingginya inflasi mata uang lokal Real Brazil dan ketidakstabilan ekonomi yang mendorong masyarakat mencari alternatif investasi.
Negara terbesar di Amerika Latin ini menunjukkan perkembangan pesat dalam adopsi kripto, didukung oleh populasi muda yang melek teknologi dan berkembangnya ekosistem fintech lokal. Menariknya, Brazil juga telah mengambil langkah progresif dengan mengimplementasikan regulasi kripto yang lebih jelas, termasuk pengakuan Bitcoin sebagai alat pembayaran dan kerangka hukum untuk aset digital.
3. Filipina
Filipina telah mencatatkan prestasi mengesankan dalam adopsi cryptocurrency dengan sekitar 16 juta orang pemilik kripto, yang merepresentasikan 13,4% dari total pemilik kripto global. Capaian ini sangat menarik mengingat Filipina adalah negara berkembang yang mampu melampaui banyak negara maju dalam hal adopsi aset digital.
Fenomena ini terutama didorong oleh popularitas game play-to-earn seperti Axie Infinity yang menjadi sumber pendapatan alternatif selama pandemi Covid-19. Tingginya angka adopsi kripto di Filipina juga didukung oleh beberapa faktor struktural, seperti besarnya populasi pekerja migran yang memanfaatkan cryptocurrency untuk pengiriman uang (remitansi) dengan biaya lebih murah, serta tingginya penetrasi smartphone dan internet di kalangan penduduk muda.
4. Iran
Dalam konteks kepemilikan cryptocurrency, Iran muncul sebagai pemain signifikan dengan 12 juta orang pemilik kripto yang mewakili 13,5% dari total pemilik kripto global. Kondisi ini tidak terlepas dari situasi unik Iran yang menghadapi sanksi ekonomi internasional, mendorong masyarakatnya untuk beralih ke cryptocurrency sebagai alternatif transaksi keuangan.
Selain itu, melimpahnya sumber energi murah di Iran telah mendorong aktivitas penambangan Bitcoin yang signifikan. Meskipun pemerintah kerap mengambil sikap yang berfluktuatif terhadap industri kripto.
5. Ukraina
Ukraina menunjukkan perkembangan menarik dengan 4 juta pemilik kripto yang merepresentasikan 10,6% dari total pemilik kripto global. Angka ini menjadi lebih signifikan setelah invasi Rusia, di mana cryptocurrency menjadi alat penting bagi masyarakat Ukraina untuk menerima bantuan internasional dan melakukan transaksi keuangan ketika sistem perbankan tradisional terganggu.
Pemerintah Ukraina juga telah mengambil langkah progresif dengan melegalkan cryptocurrency dan mendorong perkembangan industri blockchain. Hal ini menjadikan negara ini sebagai salah satu pusat inovasi kripto di Eropa Timur.
Penulis: Ade Yofi Faidzun