Pembangunan Giant Sea Wall Tersandung Masalah Anggaran

Gagasan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) merupakan buah pemikiran jangka panjang. Menko Agus menyebut, studi pembangunan mega proyek tersebut terus dilakukan pemerintah untuk mengukur manfaat yang akan diperoleh.

oleh Tim Bisnis diperbarui 08 Jan 2025, 17:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berbicara mengenai harga tiket pesawat yang mahal. 

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infrastruktur) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan mengenai rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall. Pembuatan taggul laut ini untuk menyelamatkan Jakarta dari dari ancaman tenggelam. 

Menko Agus mengatakan, tanggul laut bukan bagian dari proyek strategis nasional (PSN). Tapi proyek ini merupakan mega infrastruktur yang perlu dibangun.

"Yang bisa dikatakan (tanggul laut raksasa) masuk kategori bukan strategis, tapi mega infrastruktur diantaranya adalah pembangunan tanggul raksasa, giant sea wall ini, " ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Jakarta, Rabu (8/1/2025).

Gagasan pembangunan tanggul laut raksasa merupakan buah pemikiran jangka panjang. Dia menyebut, studi pembangunan mega proyek tersebut terus dilakukan pemerintah untuk mengukur manfaat yang akan diperoleh.

"Giant sea wall Ini bukan juga pemikiran setahun-dua tahun terakhir, sebetulnya sudah cukup lama dan kita sedang meneliti lebih lanjut membuka dokumen-dokumen yang telah ada sebelumnya termasuk feasibility study (studi kelayakan) yang dilakukan era sebelumnya untuk kembali mempelajari apakah memang masih relevan atau ada hal-hal yang perlu terus kita perbaiki," tegasnya.

Pada era pemerintahan Prabowo pembangunan awal tanggul laut raksasa akan dilakukan di wilayah pantai Utara Jakarta. Adapun, panjang tanggul laut pada tahap pertama tersebut mencapai 21 kilometer.

"Pada prinsipnya adalah seperti yang diadakan oleh pak Presiden Prabowo Subianto juga bahwa memang kita fokus utamanya di pantai Utara Jakarta itu sudah ada hitungan-hitungannya, contohnya 21 kilometer kita harapkan bisa selain diperkuat tanggul," ucapnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 


Masalah Anggaran

Perahu nelayan melintas di dekat proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall di Cilincing, Jakarta, Kamis (15/3). Tanggul laut raksasa ini diharapkan mampu mencegah rob yang kerap melanda pesisir Jakarta. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Hanya saja, pembangunan tanggul laut raksasa tersebut masih menghadapi masalah anggaran. Saat ini, pemerintah masih mencari peluang untuk memperoleh sumber anggaran untuk pembangunan mega infrastruktur tersebut.

"Kita menghadapi ada keterbatasan anggaran di sana-sini, kita harus mencari sumber-sumber pendanaan yang juga kredibel ini akan terus kami pikirkan. Tentunya menunggu arahan Presiden, pemerintah tidak bisa sendirian kita melibatkan atau ingin memperkuat skema kerjasama pemerintah dan badan usaha investasi harus kita hadirkan baik dari dalam maupun luar negeri," keluhnya.

Ke depan, pembangunan tanggul laut raksasa akan menyasar wilayah pesisir pantai Utara Jawa yang mengalami permasalahan banjir rob hingga penurunan muka tanah. Seperti wilayah Semarang dan sekitarnya.

"Kita tahu bukan hanya Jakarta yang menghadapi ancaman banjir rob atau land subsidence (penurunan muka tanah) tadi, di wilayah Semarang, Jawa Tengah termasuk Demak ya kita mau meninjau juga termasuk juga di utara Pulau Jawa secara keseluruhan, sekali lagi kita dihadapkan pada tantangan alam bagi masyarakat kita terutama di pesisir pantai," tandasnya.


Investor China Minat Garap Proyek Tanggul Laut Prabowo

Aktivitas pekerja saat menyelesaikan proyek pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall di Cilincing, Jakarta, Kamis (15/3). Tahap pertama proyek yang dimulai sejak Oktober 2014 ini diperkirakan rampung pada 2025. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Perusahaan asal China, Nanjing Hydraulic Research Institute (NHRI) berminat untuk ikut serta dalam proyek pembangunan tanggul laut di Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa.

Kabar itu diungkapkan oleh juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Endra Saleh Atmawidjaja Sebagai informasi, proyek ini merupakan salah satu rencana pembangunan Pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Endra menyebut, pihak NHRI telah menyampaikan minatnya untuk ikut berpartisipasi dalam proyek besar tersebut.

"Investor China dalam pertemuan terakhir di Beijing itu ada minat ya. Jadi ini sekali lagi masih minat, dari Nanjing Hydraulic Resource Institute (NHRI)," kata Endra saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024).

Maka dari itu, NHRI belum secara resmi ikut terlibat dalam proyek tanggul laut Pulau Jawa.

 


Selain China

Endra lebih lanjut menyebutkan, minat ini diharapkan akan ditindaklanjuti dengan Letter of Intent (LoI).

"Kalau sudah ada letter of intent kita bisa lakukan pertukaran data, pertukaran tenaga ahli kemudian mereka akan mendalami secara teknis kajian yang sudah dilakukan Korea dan Belanda," bebernya.

Tak hanya China, sejumlah negara lain,salah satunya Belanda dan Korea juga telah melakukan studi terkait pengembangan tanggul laut.

Endra pun optimis negara-negara tersebut akan tertarik untuk mengikuti mega proyek tanggul laut itu.

"Ini pekerjaan besar tidak mungkin hanya dilakukan oleh NHRI, pasti ada pemerintah Indonesia mungkin juga Korea tertarik mungkin juga Belanda tertarik juga yang sudah duluan men-deploy tenaga ahli," imbuhnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya