Sektor Pekerjaan dan Keterampilan Ini Bakal Dicari pada 2030

Perubahan global dalam teknologi, demografi, dan transisi ke energi hijau disebut sebagai faktor utama yang mendorong pergeseran pekerjaan ini.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 08 Jan 2025, 21:00 WIB
World Economic Forum rilis Laporan Masa Depan Pekerjaan 2025 yang memperkirakan penciptaan 170 juta pekerjaan baru pada 2030. (Dok: Situs resmi WEF)

Liputan6.com, Jakarta - World Economic Forum (WEF) rilis Laporan Masa Depan Pekerjaan 2025 yang memperkirakan penciptaan 170 juta pekerjaan baru pada 2030. Sedangkan 92 juta pekerjaan akan tergeser, menghasilkan peningkatan bersih sebesar 78 juta pekerjaan.

Perubahan global dalam teknologi, demografi, dan transisi ke energi hijau disebut sebagai faktor utama yang mendorong pergeseran ini. Pekerjaan yang berkembang pesat meliputi teknologi, data, kecerdasan buatan (AI), serta peran inti ekonomi seperti pengemudi, pengajar, dan pekerja pertanian.

Laporan ini juga menyoroti kesenjangan keterampilan sebagai hambatan terbesar dalam transformasi bisnis. Sebanyak 63% pengusaha mengidentifikasi kekurangan keterampilan sebagai tantangan utama. Diperkirakan, lebih dari 120 juta pekerja berada pada risiko redundansi jika tidak mendapatkan pelatihan ulang atau peningkatan keterampilan.

Kategori Pekerjaan yang Tumbuh dan Menurun

Adapun sektor pekerjaan yang tumbuh pesat mencakup pekerja pertanian, pengemudi, pengembang perangkat lunak, dan pekerja konstruksi. Sebaliknya, pekerjaan seperti kasir, asisten administrasi, dan akuntan diprediksi akan menurun drastis.

"Tren seperti AI generatif dan perubahan teknologi yang pesat sedang mengubah industri dan pasar tenaga kerja, menciptakan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi juga menimbulkan risiko besar," kata Kepala Bidang Pekerjaan, Upah, dan Penciptaan Lapangan Kerja di World Economic Forum (WEF), Till Leopold.

 "Sekarang adalah waktunya bagi bisnis dan pemerintah untuk bekerja sama, berinvestasi dalam keterampilan, dan membangun tenaga kerja global yang tangguh dan berkeadilan."

 


Keterampilan yang Paling Dibutuhkan pada 2030

Ilustrasi Kerja WFA by AI Source: Freepik (Liputan6.com/Elyza Binta Chabibillah)

Teknologi seperti AI dan big data, jaringan dan keamanan siber, serta literasi teknologi diidentifikasi sebagai keterampilan yang paling diminati. Selain itu, keterampilan manusia seperti pemikiran kreatif, fleksibilitas, ketahanan, dan kepemimpinan juga tetap krusial.

Laporan ini merupakan edisi kelima dari seri tahunan yang menawarkan wawasan komprehensif tentang tren pekerjaan global. Berdasarkan data dari lebih dari 1.000 perusahaan di 22 industri dan 55 ekonomi, laporan ini memberikan rekomendasi praktis bagi pemerintah, pelaku bisnis, dan institusi pendidikan.


WEF Ramal Kecerdasan Buatan Bakal Mendominasi, 10 Pekerjaan Ini Terancam Punah

teknik industri kerja apa ©Ilustrasi dibuat AI

Sebelumnya, World Economic Forum (WEF)  menyebutkan  dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja. Hal ini di tengah pemanfaatkan teknologi kecerdasan buatan terus bertambah di berbagai sektor pekerjaan sehingga lebih banyak memakai mesin dan teknologi.

World Economic Forum (WEF) memproyeksikan sebesar 43 persen pekerjaan akan dilakukan oleh mesin pada 2027. Pada 2022 saja, sudah 34 persen pekerjaan dilakukan oleh mesin.

"Kita semua berada di tempat yang sama. Apakah Anda seorang pekerja pabrik, atau apakah Anda seorang pekerja yang duduk di belakang meja. Teknologi mengubah cara, hampir setiap tugas pekerjaan akan dilakukan," ujar CEO Coursera, Jeff Magniola dalam laporan World Economic Forum, dikutip  Jumat (10/5/2024).

WEF mengungkapkan  dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja. Sekitar 44 persen, keterampilan pekerjaan akan terganggu.

Di sisi lain, penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI juga akan mendorong sejumlah pekerjaan baru yang akan tumbuh. Meskipun, jumlah pekerjaan baru yang muncul tidak sebesar pekerjaan masa lampau.

"Dampak dari dominasinya teknologi pada pekerjaan diharapkan bisa positif di 5 tahun yang akan datang," ujar dia.

Dalam laporan tersebut, World Economic Forum menyarankan agar para pekerja terus melakukan upskilling sebagai respons untuk menghadapi ketenagakerjaan lima tahun ke depan.

Berdasarkan World Economic Forum berikut daftar 10 pekerjaan yang akan menghilang akibat AI:

1. Teller bank dan berkaitan dengan staf

2. Petugas pos

3. Petugas kasir dan tiket

4. Petugas admin

5. Sekretaris eksekutif dan administrasi

6. Petugas pencatat persediaan bahan pokok

7. Petugas akunting, dan payroll 

8. Legislator dan official

9. Petugas statistik, asuransi dan keuangan

10. Pekerja sales yang menyambangi setiap rumah.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 


CEO Tim Cook Ungkap Apple Bakal Investasi Besar di Kecerdasan Buatan

Pertemuan CEO Apple, Tim Cook dengan Jokowi menyusul langkah Apple yang saat ini sedang memperluas investasi di kawasan Asia. (BAY ISMOYO/AFP)

Sebelumnya, CEO Apple Tim Cook mengatakan, perseroan akan menggelontorkan dana untuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), salah satu sinyal terkuat produsen iPhone ini sedang menggandrungi AI generatif yang sedang menjadi hits di industri teknologi saat ini.

Sebagaimana yang dikutip dari CNBC, Kamis (29/2/2024), Cook dalam pertemuan pemegang saham tahunan Apple yang diadakan secara virtual mengatakan Apple melihat potensi terobosan yang luar biasa untuk AI generatif, sehingga saat ini ber-investasi besar-besaran di bidang ini.

"Kami percaya bahwa hal ini akan membuka peluang transformatif bagi para pengguna kami dalam hal produktivitas, pemecahan masalah, dan banyak lagi." ujar Cook. 

Apple belum meluncurkan produk yang bersaing dengan model seperti GPT dari OpenAI atau Gemini dari Google, tetapi perusahaan berlogo apel yang digigit sebagian ini mengisyaratkan akan ada pengumuman besar yang akan hadir tahun ini.

"Akhir tahun ini, saya berharap dapat berbagi dengan anda tentang cara-cara kami menciptakan terobosan baru dalam AI generatif, teknologi lain yang kami yakini dapat mengubah masa depan," kata Cook.

Dia juga melabeli ulang beberapa produk Apple yang diumumkan sebagai "bertenaga AI", untuk menekankan perusahaan telah mengerjakan teknologi tersebut selama bertahun-tahun. Sebelumnya, perusahaan cenderung menghindari istilah kecerdasan buatandan lebih memilih pembelajaran mesin.

Cook mengungkapkan fitur-fitur yang memanfaatkan teknologi AI Apple seperti alat pelacak tangan Vision Pro dan peringatan detak jantung Apple Watch. Ia juga mengatakan chip Apple di dalam MacBook mampu menjalankan AI.

 


Pemakaian AI

"AI terjalin ke dalam kehidupan pengguna kami untuk semua jenis tugas, dari yang sehari-hari hingga yang esensial," kata Cook. "AI memungkinkan Apple Watch membantu Anda melacak latihan Anda, secara otomatis mendeteksi apakah Anda sedang berjalan-jalan atau berenang. AI juga memungkinkan iPhone Anda untuk memanggil bantuan jika Anda mengalami kecelakaan mobil."

Apple sering mengumumkan produk dan fitur perangkat lunak baru pada Juni di konferensi tahunan developernya.

Pada pertemuan tersebut, Cook tidak ditanya tentang proyek Apple Car, yang sebelumnya ia sebut sebagai "induk dari semua proyek AI". Para karyawan diberitahu pada Selasa program tersebut dibubarkan.

Menanggapi pertanyaan mengenai produk apa yang dipilih perusahaan untuk dirilis, Cook mengatakan, "sebagian besar dari hal ini adalah tentang focus."

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya