Liputan6.com, Jakarta - PT Satria Andalan Prima Tbk (SAPX) menargetkan capaian pendapatan mencapai Rp 800 miliar untuk 2025.
Corporate Secretary Satria Andalan Prima Denny Parhan mengungkapkan, target pendapatan perseroan akan dikejar dengan berfokus pada bisnis dengan klien korporasi.
Advertisement
“Kami targetkan pertumbuhan pendapatan hingga 25-30% atau mencapai Rp 750 miliar- Rp 800 miliar di tahun 2025,” ungkap Denny Parhan, dalam Public Expose Insidental SAPX yang disiarkan pada Rabu (8/1/2025).
“Basis klien terbesar perseroan adalah segmen korporasi, karena segmen ini lebih sustainable,” katanya.
Untuk target pertumbuhan pendapatan tahun ini, SAPX juga akan berfokus pada efisiensi biaya serta aktivitas core business, yaitu segmen B2B.
Hingga September 2024, pendapatan SAPX mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 523,35 miliar. Sebesar 55,29% pendapatan ini disumbang oleh kurir korporasi.
Di sisi lain, laba bersih merosot hingga 86,5% yoy menjadi hanya Rp.967 juta. Penurunan besar tersebut akibat membengkaknya biaya operasional.
“Untuk bottom line, kami targetkan Rp.40-50 miliar tahun ini,” beber Parhan.
Selain strategi efisiensi biaya, SAPX juga berencana meluncurkan sistem advanced payment untuk COD di tahun ini, san integrasi warehouse internal perseroan.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama SAPX, Budiyanto Darmastono mengungkapkan bahwa kestabilan harga pengiriman lebih terjaga dalam segmen B2B. Hal ini memungkinkan perencanaan biaya yang lebih efisien.
“Peningkatan volume juga lebih stabil, sedangkan marketplace naik turun,” terangnya.
Bergerak Tak Wajar, Saham DSSA, SAPX, dan HELI Masuk Radar Bursa
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memantau sejumlah saham lantaran terjadi pergerakan harga di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA). Teranyar, Bursa memantau pergerakan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Jaya Trishindo Tbk (HELI), dan PT Satria Antaran Prima Tbk (SAPX).
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (29/5/2024), terjadi peningkatan harga di luar kebiasaan pada saham DSSA dan SAPX. Smentara terjadi penurunan harga di luar kebiasaan pada saham HELI.
Berdasarkan data RTI, saham DSSA naik 11,07 persen ke posisi 197.700 pada Selasa, 28 Mei 2024. Saham DSSA naik 51,49 persen dalam sepekan. Sejak awal tahun, saham DSSA naik 147,13 persen.
SAPX ditutup naik 9,42 persen ke posisi 1.220 pada Selasa. Dalam sepekan, SAPX telah naik 19,61 persen. Sejak awal tahun atau secara year to date (YTD), SAPX naik 2,52 persen.
Advertisement
Saham HELI Turun
Adapun saham HELI mengalami koreksi signifikan sejak Senin, 27 Mei 2024. Saat itu, HELI turun 24,95 persen ke posisi 394. Penurunan berlanjut pada Selasa, di mana saham HELI terkoreksi 24,87 persen ke posisi 296. Dalam sepekan, HELI turun 58,89 persen. Sedangkan sejak awal tahun, HELI turun 26,73 persen.
Lebih lanjut, Bursa mengimbau kepada para investor untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat terkait atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu, juga mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Investor juga diimbau untuk mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.