Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengaku tidak ingin melewatkan kesempatan membawa timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Faktor itulah yang mendorongnya mengganti pelatih timnas.
Indonesia saat ini menempati peringkat tiga Grup C ronde ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dengan koleksi enam poin, Garuda hanya tertinggal dari Jepang (16 angka) dan Australia (7). Hanya dua tim teratas yang lolos otomatis ke turnamen utama. Sementara penghuni peringkat 3-4 melaju ke putaran penyisihan selanjutnya.
Advertisement
Dengan peluang begitu besar, Erick Thohir berusaha membantu tim mewujudkan mimpi besar. Sebab, dia khawatir kesempatan serupa tidak hadir lagi di masa depan.
"Hidup itu kita harus ambil momentum. Kebetulan generasi emasnya ada, kebetulan pemain diasporanya dapat yang baik-baik. Mereka tidak mendapat apa-apa, mereka memang ingin main (bela timnas Indonesia)," kata Erick Thohir.
Sosok yang juga menjabat sebagai menteri BUMN itu cemas stok pemain diaspora Indonesia habis seiring bergulirnya waktu. Karena itulah dia tidak ingin kesempatan yang ada saat ini lepas.
"Memang 10 tahun lagi pemain diaspora ini ada? Saya feeling pemain diaspora habis. Kita mimpi di 2038, tapi nggak ada barangnya. Atau hari ini barangnya ada, mau dicepatkan, ya kita coba," sambungnya dalam wawancara Liputan6 Sport Eksklusif Bersama Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang dipandu Glen Joshua.
Erick Thohir Siap Mundur Jika Ada Tuntutan dari Masyarakat
Meski memiliki posisi bagus di kualifikasi Piala Dunia 2026, PSSI memberhentikan Shin Tae-yong dari pelatih. Keputusan itu memancing pertanyaan dari publik yang cemas pergantian pelatih bakal menghambat ambisi timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026.
Namun, Erick Thohir menegaskan langkah itu justru diambil demi membawa Tim Garuda merebut tiket ke turnamen di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
"Kalau rasa pesimisme itu, atau semua lihat saya harus mundur, ya saya mundur. Saya izin ke FIFA, saya pamit," ungkapnya.
Erick Thohir menjelaskan wacana pemecatan Shin Tae-yong sebenarnya sudah muncul dari sebelum laga Timnas Indonesia vs China, Oktober lalu.
Ada dinamika cukup tinggi yang terjadi kala itu, sehingga memunculkan pertimbangan pisah dengan juru taktik asal Korea Selatan. Secara umum, aspek komunikasi dan taktikal banyak disebut-sebut sebagai alasan utama oleh Erick.
Walau begitu, Ketum PSSI menegaskan hubungannya dengan Shin Tae-yong tetap terjaga baik, dengan mantan pelatih Timas Indonesia juga diklaim sudah legawa menerima keputusan ini.
"Sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi. Kalau kita hitung-hitung, jika dilakukan (pemecatan STY) saat itu, jarak ke pertandingan berikutnya cukup singkat," papar Erick Thohir.
"Makanya hari ini yang terbaik. Risiko tentu ada, tetapi lebih baik ambil risiko daripada menyesal di kemudian hari. Dan kemudian kita mencari figur yang bisa memberi ekstra effort dalam hal komunikasi, taktikal, dan lain-lain," tandasnya.
Advertisement
PSSI Ganti Shin Tae-yong dengan Patrick Kluivert
Rabu (8/1/2025), PSSI secara resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia. Pelatih asal Belanda ini telah menandatangani kontrak selama dua tahun yang dilengkapi dengan opsi perpanjangan selama dua tahun ke depan.
"Sebenarnya saya langsung antusias, karena potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar," kata Kluivert dilansir De Telegraaf.
"Indonesia adalah negara dengan hampir 300 juta penduduk, banyak di antaranya sangat menyukai sepak bola," tambah pelatih berusia 48 tahun tersebut.
Kluivert juga gembira karena Timnas Indonesia memiliki sejumlah pemain yang berkarier di Eropa. Pemilihan Kluivert sebagai pelatih tim Garuda oleh PSSI tentu berkaitan dengan banyaknya pemain naturalisasi yang berasal dari Belanda.
“Selain itu, kini ada peluang untuk memanfaatkan pemain-pemain Indonesia yang bermain di Eropa,” ucap Patrick Kluivert.