Harga Emas Dunia Naik ke Level Tertinggi Sebulan, Segini Sekarang

Data harga emas ini memberikan keyakinan kepada pasar bahwa Federal Reserve AS mungkin akan lebih fleksibel dalam melonggarkan suku bunga tahun ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jan 2025, 07:30 WIB
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

 

Liputan6.com, Jakarta Harga emas melonjak pada Rabu (8/1) ke level tertinggi hampir empat minggu setelah laporan ketenagakerjaan sektor swasta AS untuk Desember menunjukkan hasil yang lebih lemah dari perkiraan.

Data harga emas ini memberikan keyakinan kepada pasar bahwa Federal Reserve AS mungkin akan lebih fleksibel dalam melonggarkan suku bunga tahun ini.

Dikutip dari CNBC, Kamis (9/1/2025), harga emas spot naik 0,4% menjadi USD 2.659,16 per ons, mencapai level tertinggi sejak 13 Desember. Sementara itu, emas berjangka AS juga naik 0,4% menjadi USD 2.676,90 per ons.

“Data tenaga kerja yang lebih lemah mendukung kenaikan harga emas, karena angka ini menunjukkan bahwa ekonomi lebih lemah dari yang diantisipasi banyak pihak,” ujar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

Data Ketenagakerjaan yang Melemah

Laporan ketenagakerjaan nasional ADP menunjukkan bahwa ekonomi AS hanya menambahkan 122.000 pekerjaan sektor swasta pada Desember, lebih rendah dari estimasi ekonom sebesar 140.000.

Di sisi lain, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran mingguan mencapai 201.000, lebih rendah dari perkiraan sebesar 218.000.

“Faktor yang lebih besar akan datang dari data nonfarm payrolls AS pada Jumat nanti. Pasar memperkirakan kenaikan sebesar 163.000 pekerjaan; angka yang jauh di atas itu bisa berdampak negatif bagi emas,” tambah Melek.

 


Menanti Kebijakan The Fed

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Pasar saat ini menantikan rilis risalah rapat Federal Reserve bulan Desember yang dijadwalkan pada hari ini, serta laporan nonfarm payrolls pada Jumat.

“Saya rasa risalah hari ini tidak akan terlalu memengaruhi pasar, mengingat ketidakpastian kebijakan dari administrasi baru dan indikasi jelas bulan lalu bahwa The Fed telah memasuki fase moderasi dalam pelonggaran kebijakan,” kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen.

Investor juga memperhitungkan potensi dampak tarif baru yang diajukan oleh pemerintahan Trump. Tarif ini dapat memicu inflasi AS, membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga, dan memberikan tekanan pada emas.

Namun, Gubernur The Fed Christopher Waller menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan terus menurun pada 2025, memungkinkan bank sentral untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, meskipun dengan kecepatan yang tidak pasti.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya