Liputan6.com, Jakarta - Tim astronom internasional mempelajari sisa supernova besar di galaksi Bima Sakti baru-baru ini. Objek pengamatan yang diberi nama G278.94+1.35 ini ditemukan pada 1988.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa sisa supernova ini memiliki diameter sekitar 320 tahun cahaya dan berusia sekitar 1 juta tahun. Penemuan tersebut memberikan wawasan baru yang berpotensi memperkaya pemahaman kita tentang evolusi sisa supernova di galaksi kita.
Melansir laman Phys pada Kamis (09/01/2025), supernova adalah peristiwa kosmik yang terjadi saat sebuah bintang masif kehabisan bahan bakar nuklirnya dan runtuh karena gravitasi sendiri. Fenomena ini memicu ledakan luar biasa yang melepaskan energi dalam jumlah besar.
Baca Juga
Advertisement
Sisa supernova (Supernova Remnant, SNR) adalah struktur yang dihasilkan dari ledakan tersebut. Struktur ini terdiri dari material yang terlontar akibat ledakan serta material antar bintang yang terdorong oleh gelombang kejut.
Pada awalnya, para peneliti memperkirakan jarak G278.94+1.35 dari Bumi sekitar 8.800 tahun cahaya. Berdasarkan pengamatan menggunakan instrumen teleskop berbasis darat dan luar angkasa, ukuran sudut maksimum dari SNR ini dihitung sekitar 200 x 194 menit busur, yang setara dengan diameter fisik 512 x 495,5 tahun cahaya.
Ukuran yang sangat besar ini menjadikannya salah satu SNR yang paling luas di galaksi Bima Sakti. Namun, penelitian terbaru yang dipublikasikan pada 30 Desember 2024 di server pra-cetak arXiv memberikan revisi penting terhadap data tersebut.
Tim astronom menggunakan metode yang lebih canggih, termasuk analisis multi-panjang gelombang yang mencakup pengamatan dalam spektrum radio, sinar-X, dan optik. Hasil analisis terbaru menunjukkan bahwa jarak sebenarnya dari G278.94+1.35 lebih dekat dari yang diperkirakan sebelumnya, yaitu sekitar 3.300 tahun cahaya dari bumi.
Perubahan jarak ini memengaruhi perhitungan ukuran fisiknya, yang kini diperkirakan memiliki diameter sekitar 189 x 182 tahun cahaya. Penemuan ini menegaskan pentingnya penggunaan teknik pengamatan yang lebih canggih dan pemodelan yang lebih akurat untuk menentukan parameter dasar dari sisa supernova.
Kesalahan dalam memperkirakan jarak dapat menyebabkan kesalahan signifikan dalam memahami proses fisik yang terjadi di dalam SNR, termasuk energi yang dilepaskan dan interaksi gelombang kejut dengan medium antarbintang. Sebagai contoh, perubahan dalam ukuran fisik juga berpengaruh pada perhitungan tingkat ekspansi gelombang kejut dan tingkat pelepasan energi oleh bintang induk yang meledak.
Salah satu keunikan G278.94+1.35 adalah struktur morfologinya yang kompleks. Berdasarkan pengamatan terbaru, SNR ini memiliki bentuk yang tidak simetris dengan variasi kerapatan di bagian tepi yang lebih padat dibandingkan bagian lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa ledakan supernova terjadi di lingkungan dengan kerapatan medium antarbintang yang tidak merata, sehingga menghasilkan bentuk yang terdistorsi. Variasi dalam struktur ini membantu ilmuwan memahami lebih jauh tentang dinamika ledakan supernova dan dampaknya terhadap ruang antarbintang.
Selain itu, studi mendalam terhadap spektrum energi yang dihasilkan oleh G278.94+1.35 mengungkapkan adanya emisi sinar-X yang signifikan. Sinar-X tersebut berasal dari elektron berenergi tinggi yang dipercepat oleh gelombang kejut supernova.
Emisi sinar-X seperti ini sering digunakan untuk mengukur medan magnet di sekitar SNR dan memperkirakan energi total yang terlibat dalam ledakan. Analisis sinar-X juga dapat memberikan petunjuk tentang sisa bintang neutron atau lubang hitam yang mungkin terbentuk dari inti bintang yang runtuh.
Penelitian terhadap G278.94+1.35 juga melibatkan pengamatan terhadap emisi radio yang dipancarkan oleh elektron relativistik. Emisi radio ini memberikan informasi tentang medan magnet dan distribusi partikel bermuatan di dalam SNR.
Dengan mempelajari karakteristik emisi radio dan sinar-X secara bersamaan, para ilmuwan dapat membuat model tiga dimensi yang lebih lengkap tentang struktur dan evolusi SNR ini. Temuan-temuan dari penelitian ini memperkaya pemahaman tentang tahap akhir evolusi bintang masif dan dampaknya terhadap lingkungan galaksi.
Supernova dan sisa-sisanya memainkan peran penting dalam penyebaran elemen berat ke seluruh galaksi, yang pada akhirnya mendukung pembentukan bintang dan planet baru. Studi seperti ini membantu menjelaskan proses-proses kompleks yang membentuk struktur besar di alam semesta.
Termasuk peran supernova dalam siklus kehidupan bintang dan kontribusinya terhadap dinamika medium antarbintang. Dalam jangka panjang, hasil penelitian G278.94+1.35 dapat menjadi dasar bagi studi lanjutan tentang supernova di galaksi Bima Sakti dan di galaksi lain.
(Tifani)