Miftah Maulana Kembali Isi Pengajian, Mengaku Trauma dengan Es Teh

Miftah Maulana bercanda datang ke pengajian karena disuguhi kopi, bukan es teh yang membuatnya trauma.

oleh Asnida Riani diperbarui 10 Jan 2025, 07:00 WIB
Jam tangan mewah Miftah Maulana Habiburokhman disorot di tengah kontroversi menghina penjual es teh dan sinden. (dok. X @UmarHasibuan__/https://x.com/UmarHasibuan__/status/1863952247358632325/photo/1)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah kontroversi menghina penjual es teh, beberapa waktu lalu, Miftah Maulana Habiburrahman kembali tampil ke depan publik saat mengisi pengajian di Yogyakarta, baru-baru ini. Mantan Utusan Khusus Presiden itu terlihat disambut jemaah pengajian.

Saat itu, merujuk unggahan video TikToK @titiktitik371, Selasa, 7 Januari 2025, ia mengaku belum siap kembali naik panggung dakwah sebelum menyinggung es teh yang diklaim membuatnya trauma. "Tapi, karena disuguhi kopi, saya akhirnya berangkat. Insya Allah kalau kopi saya minum, kalau es teh saya trauma," kelakarnya, disusul gejak tawa jemaah.

Potongan video yang sudah ditonton lebih dari 70 ribu saat artikel ini ditulis menuai berbagi komentar. Sebagian sepertinya masih menolak lupa perbuatan tercela pria berusia tahun tersebut. "Traumanya karena dicopot jadi utusan presiden. Kalo ga viral mah bakal terus-terusan begitu kelakuannya," cibir seorang pengguna.

"Emang mending ga usah naik panggung lagi," sahut yang lain. Sementara, yang lain mengaku memberi kesempatan kedua asal peristiwa lalu tidak terulang lagi. "Ya semoga betul jadi pelajaran berharga," harap seorang pengguna. "Tinggal diliatin aja apa balik lagi kelakuannya kayak gitu," imbuh yang lain.

Sebelumnya, Miftah sudah lebih dulu menyampaikan ceramah perdana di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, Sabtu, 4 Januari 2025, usai kontroversinya. Pengajian itu juga dihadiri sejumlah tokoh, seperti politisi Helmy Faishal Zaini, musisi Charly van Houten, dan pakar komunikasi politik Ipang Wahid, lapor kanal News Liputan6.com, Senin, 6 Januari 2025.


Momen Emosional

Pendakwah Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (4/1/2024) (Istimewa)

Acara tersebut jadi momen sangat emosional bagi Miftah. Di tengah ceramahnya, dukungan tulus dari para jemaah membuatnya menangis haru. Ia juga mengungkap refleksi tentang perjalanan hidupnya selama lima tahun terakhir.

"Perjalanan saya lima tahun terakhir begitu mulus. Seolah-olah apa yang kita minta Allah kabulkan. Namun, ternyata Allah ingin mengingatkan saya bahwa semua itu adalah karunia-Nya. Ini menjadi pelajaran besar bagi saya untuk tetap rendah hati dan bersyukur," ujar Miftah.

Ia pun mengungkap rasa terima kasih atas dukungan jemaah yang tidak tergoyahkan, menurut dia. "Saya tidak pernah menyangka akan mendapat cinta sebesar ini dari kalian. Ini adalah pengingat bahwa apa yang saya lakukan selama ini bukan tentang saya, tapi tentang menyampaikan pesan kebaikan dari Allah," tambahnya.

Dukungan terhadap Miftah juga datang dari rekan-rekannya yang hadir di acara tersebut. Helmy Faishal Zaini, yang merupakan salah satu tokoh yang dekat dengan Miftah, menyampaikan bahwa setiap orang bisa berbuat salah, tapi yang terpenting adalah kesediaan untuk memperbaiki diri.


Jadi Pelajaran

Pendakwah Miftah di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (4/1/2024) (Istimewa)  

Helmy berkata, "Miftah telah mendapat pelajaran penting dari peristiwa yang dialaminya. Peran beliau dalam berdakwah sangat diperlukan, terutama di kalangan masyarakat akar rumput. Sebagai sahabat, saya memberi support penuh dan mendoakan yang terbaik untuk beliau. Semoga kita semua dapat memetik hikmah dari perjalanan ini."

Charly van Houten, vokalis Setia Band, memeluk erat Miftah saat ia naik ke panggung. "Miftah adalah sosok yang luar biasa. Saya belajar banyak dari beliau tentang bagaimana menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan keteguhan. Hari ini, saya di sini untuk memberi dukungan sepenuhnya pada beliau," ujar dia.

Dalam ceramahnya, Miftah juga berbagi tentang pentingnya bersyukur di setiap keadaan. Ia merenungkan bahwa kesuksesan yang ia rengkuh selama lima tahun terakhir adalah ujian dari Allah untuk mengingatkannya agar tetap rendah hati.

Sebelumnya, video Miftah ditanya seorang siswi SMA tentang alasannya berbicara kasar saat ceramah sudah lebih dulu jadi perhatian. Di potongan video daring, gadis berhijab itu terdengar bertanya, "Gus Miftah ini kan seorang kyai. Nah, prinsip Gus Miftah ini kok masih ngomong kasar itu bagaimana?"


Ceramah Pakai Kata-Kata Kasar

Miftah Maulana Habiburokhman dikritik keras setelah dianggap menghina penjual es teh saat berdakwah. (dok. X @JhonSitorus_18/https://x.com/JhonSitorus_18/status/1864199951842255053/photo/1)

Miftah menjawab dengan "bercanda," "Hmm, soale sing tak hadapi rupa-rupa koyo awakmu (Soalnya orang yang aku hadapi itu wajah-wajah sepertimu)." Dalam pernyataan lebih serius, ia mengaku sengaja berbicara kurang formal saat ceramah demi bisa dekat dengan kaum marjinal.

"Jadi begini nduk, tempat itu ada omongannya, pendapat itu ada wadahnya, kira-kira begitu," ucap Miftah. "Saya bilang begini, kebiasaan saya ngomong agak enggak enak itu sengaja untuk membuat saya dekat dengan kawan-kawan saya, kaum marjinal."

Sebagai konteks, Miftah menceritakan pengalaman yang membuatnya berceramah dengan bahasa kasar. "Jadi dulu itu saya pernah ngaji, yang dibaca ayat itu hadits. Mereka langsung bilang sama saya, 'Gus, besok enggak usah ngaji aja ya. Pusing saya dengar kayak gitu.' Itu satu," kata dia.

"Yang kedua," ia menyambung. "Saya pernah digituin sama orang gara-gara salaman sama mbak-mbak PSK (Pekerja Seks Komersial). Salaman, sungkem sama saya selesai ngaji. (Dibilang) bukan muhrim kok salaman."

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya