Liputan6.com, Jakarta Anggota DPR RI Komisi X, Verrell Bramasta menanggapi berbagai dinamika yang sedang dihadapi oleh Pemerintah di sosial media. Menurutnya, era digitalisasi saat ini penyebaran hoaks sama cepatnya dengan penyebaran virus. Verrell mengingatkan bahwa pentingnya kita menjaga kesatuan seperti pesan dari Presiden Prabowo Subianto.
"Seharusnya dengan era digitalisasi, bangsa Indonesia itu bisa lebih solid dan kuat. Ingat seperti pesan Pak Prabowo. Bahwa kita tidak boleh pecah, tidak boleh diadu domba, dan harus menjaga kerukunan. Kemudahan internet dan akses informasi, harusnya membuat kita lebih bijak untuk triangulasi data agar tidak termakan hoaks,” ujar Verrell dalam keterangan tertulisnya.
Advertisement
Verrell mengatakan bahwa sosial media itu memiliki kekuatan tersendiri yaitu viralitas.
Viralitas
"Saya pernah katakan bahwa sosial media itu memiliki kekuatan tersendiri. Namanya viralitas. Ketika sudah banyak diomongin netizen, maka itu menjadi fakta tersendiri. Dan ini yang menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, kita bisa menjadi netizen yang kuat dan solid untuk mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Tapi di sisi lain, kita bisa jadi netizen yang justru menjelekkan negara kita. Saya berharap, kita bisa menjadi netizen yang pertama,” ucap Verrell.
Advertisement
Guru
Namun begitu, Verrell juga memahami bahwa berada di politik pasti akan terus menuai kritikan. Sehingga, Ia terus berkembang dan menjadikan Prabowo Subianto sebagai gurunya.
“Memang di politik ini ternyata tidak mudah. Kerja kita tetap salah. Napas pun kadang kita salah. Tapi ini yang membuat saya tetap terus berkembang dan menjadikan Pak Prabowo sebagai guru saya. Beliau adalah sosok pemimpin yang hebat. Di mana, ketika difitnah, dibenci, tetap tidak tumbang. Dan yang paling utama, beliau adalah pemimpin yang mendengarkan rakyatnya,” tutup Verrell.