Top 3 Islami: Jangan Bentak Anak Difabel, Mereka Adalah Ahli Surga yang Berjalan di Atas Bumi Kata Buya Yahya

Buya Yahya memperingatkan kepada orangtua, atau lainnya, agar jangan membentak anak difabel. Sebab, mereka sebenarnya adalah ahli surga yang berjalan di atas bumi

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 10 Jan 2025, 06:30 WIB
Buya Yahya membuka SMP Al-Bahjah An-Nahl di Tangerang, melengkapi sekolah Al-Bahjah tingkat SD, SMP dan SMA yang telah dibangun di Cirebon, Jawa Barat. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - Tiap orang pasti berharap dan berdoa dianugerahi anak-anaknya lahir normal dan sehat, tanpa kekurangan fisik. Namun, ada kalanya, ada orang-orang yang diuji dengan hal sebaliknya.

Mereka diamanahi anak difabel. Yang luar biasa adalah, para orangtua ini tetap memberikan kasih sayang luar biasa untuk anaknya yang istimewa ini.

Meski begitu, terkadang, dalam satu waktu, ada orangtua yang marah karena kekurangan anaknya, yang berbeda dari bocah seusianya.

Soal ini, Buya Yahya memperingatkan kepada orangtua, atau lainnya, agar jangan membentak anak difabel. Sebab, mereka sebenarnya adalah ahli surga yang berjalan di atas bumi. Artikel mengenai penjelasan Buya Yahya itu menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Kamis (9/1/2025).

Artikel kedua terpopuler yaitu alasan orang masih berani maksiat.

Sementara, artikel ketiga terpopuler yaitu fenomena masuknya HMPV ke Indonesia dan doa terhindar penyakit, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Jangan Bentak Anak Difabel, Mereka Ahli Surga yang Berjalan di Atas Bumi Kata Buya Yahya

Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang tua yang dihadapkan pada tantangan besar dalam mendidik anak-anak mereka, terlebih lagi jika anak tersebut memiliki keterbatasan fisik atau mental (difabel). Pesan yang disampaikan oleh KH Yahya Zainul Ma'arif, atau yang lebih dikenal dengan nama Buya Yahya, menjadi pengingat penting bagi orang tua untuk selalu bersabar dan penuh kasih sayang dalam mendidik anak-anak, terutama penyandang disabilitas.

Dalam sebuah ceramah yang disampaikan Buya Yahya, yang dapat disaksikan di kanal YouTube @buyayahyaofficial, ia mengingatkan orang tua agar tidak mudah marah atau membentak anak yang memiliki kekurangan. “Ibu, anakmu itu tidak ada dosa sama sekali. Dengan keterlambatan atau ketidaksempurnaan mereka, itu bukan dosa,” ujar Buya Yahya dengan penuh kelembutan.

Ceramah ini menjadi sangat relevan bagi orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus, yang sering kali menghadapi tantangan ekstra dalam mendidik anak-anak mereka. Buya Yahya menegaskan bahwa ketidaksempurnaan pada anak bukanlah sebuah beban, melainkan sebuah ujian yang harus diterima dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Ia menyampaikan bahwa meskipun anak-anak dengan disabilitas seringkali membutuhkan perhatian khusus, orang tua harus melihat mereka dengan pandangan yang berbeda. “Anak Anda adalah ahli surga yang berjalan di atas bumi,” tegas Buya Yahya, yang menyiratkan bahwa anak-anak tersebut memiliki tempat yang mulia di sisi Allah.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya juga mengungkapkan bahwa orang tua sering merasa lelah dan terkadang frustrasi dalam mendidik anak-anak mereka yang memiliki keterbatasan. Mereka mungkin merasa harus berjuang keras agar anak-anak bisa mencapai kesuksesan seperti anak-anak lainnya, seperti menjadi dokter, insinyur, atau profesi-profesi bergengsi lainnya.

Namun, Buya Yahya mengingatkan bahwa dunia bukanlah segalanya. “Anak lain mungkin bisa makan sendiri dan bebas, tapi Anda harus sibuk mengurus mereka. Bukankah itu pahala yang lebih besar?” ujarnya, menunjukkan bahwa pengabdian orang tua terhadap anak-anak mereka yang membutuhkan perhatian khusus adalah bentuk amal yang sangat dihargai oleh Allah.

Selengkapnya baca di sini


2. Alasan Kenapa Manusia Berani Bermaksiat, Penjelasan Buya Yahya

Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya. (Foto: staialbahjah.ac.id)

Penceramah KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal dengan nama Buya Yahya, mengungkapkan salah satu penyebab utama mengapa manusia seringkali berani maksiat, yakni karena mereka lupa akan adanya hukuman Allah.

Ini adalah pengingat penting untuk umat Islam agar senantiasa menjaga diri dari godaan dan tidak terjerumus dalam perbuatan dosa.

Buya Yahya menjelaskan bahwa banyak orang yang melakukan maksiat karena tidak memikirkan konsekuensi dari perbuatan mereka di akhirat. “Kalau kita lagi bermaksiat, mesti karena kita lagi lupa dengan hukuman Allah. Kalau ingat, enggak akan,” kata Buya Yahya dengan penuh kejelasan dalam ceramahnya yang dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial.

Di tengah kehidupan yang penuh dengan godaan, banyak orang yang tidak menyadari bahaya dari perbuatan dosa mereka. Buya Yahya memberikan contoh konkret untuk menggambarkan bagaimana godaan dan hukuman bisa saling berhubungan. “Gambaran begini saja. Ada orang hobi mabuk, hobi zina, disodorkan di hadapannya perempuan cantik yang sehat dan free, di sampingnya ada minuman keras,” ujarnya.

Kondisi seperti itu menggambarkan betapa besar godaan yang bisa datang dalam hidup seseorang. Namun, Buya Yahya menambahkan, godaan tersebut bisa dihentikan jika seseorang mengingat hukuman yang menanti di akhirat.

“Seorang pezina yang sedang mabuk, diizinkan masuk ke sini beberapa jam saja, 3 jam, 4 jam. Oke, cuman setelah itu dibilang, 'Cuma setelah itu, Mas, habis itu masuk kamar sebelahnya,'” jelasnya.

Selengkapnya baca di sini


3. HMPV Masuk Indonesia, Ini Doa Rasulullah agar Terhindar dari Wabah Penyakit

Geger HMPV di China, Kemenkes: Belum Ada di Indonesia, Tetap Waspada. Foto: AI by deepai.org.

Penyebaran virus baru atau yang muncul kembali selalu menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia. Kali ini, perhatian tertuju pada Human Metapneumovirus (HMPV), yang dilaporkan telah terdeteksi di Tanah Air. Meskipun sudah lama ada, keberadaan virus ini memunculkan kekhawatiran terkait potensi penyebarannya di tengah masyarakat.

Dikutip dari berbagai sumber, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa HMPV sebenarnya bukanlah ancaman baru. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 dan telah menyebar secara global. Meski demikian, informasi keliru yang beredar di media sosial sempat memicu kecemasan di masyarakat, terutama terkait kabar lonjakan kasus di beberapa negara.

“Tidak benar bahwa HMPV sedang mengalami lonjakan di China tahun 2024. Hal ini sudah dibantah baik oleh pemerintah China maupun WHO,” ujar Budi saat berbicara di Jakarta, Senin (6/1). Ia menekankan pentingnya masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpancing oleh berita hoaks.

Budi juga menegaskan bahwa HMPV, meski bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan, bukanlah virus yang mematikan. Menurutnya, upaya pencegahan sederhana seperti menjaga kebersihan diri dan meningkatkan daya tahan tubuh cukup efektif untuk mengurangi risiko penularan.

Selain pendekatan medis, dalam menghadapi situasi seperti ini, masyarakat dianjurkan untuk memperbanyak doa. Rasulullah SAW sendiri telah mengajarkan doa khusus untuk memohon perlindungan dari berbagai penyakit, termasuk wabah yang berbahaya. Doa ini menjadi salah satu cara spiritual yang dipercaya dapat menenangkan hati sekaligus memohon pertolongan kepada Allah.

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya