6 Fakta Menarik Gunung Tanjaknangsi di Tasikmalaya yang Masih Jarang Pendaki

Nama Gunung Tanjaknangsi berasal dari bahasa Sunda yang berarti “tanjakan yang curam,” hal ini menggambarkan medan pendakian yang cukup menantang.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 10 Jan 2025, 08:30 WIB
Gunung Tanjaknangsi di Tasikmalaya. (Dok: YouTube Andika Graha)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Tanjaknangsi berlokasi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memiliki ketinggian 1.505 meter di atas permukaan laut (mdpl). Catatan tentang gunung tersebut pernah ditulis oleh Dr.R.M Verbeek dan R.Fennema dalam buku Geologische beschrijving van Java en Madura yang terbit pada 1896.

Dikutip dari laman Bandung Bergerak, Jumat (10/1/2025), di buku itu termuat nama Gunung Bubut-Tanjaknangsi Vulkaan. Tertulis bahwa, di sebelah barat Malabar, di seberang lembah Ci Sangkuy, terdapat pegunungan vulkanik yang relatif rendah dan memanjang. Dua puncak yang terkenalnya disebut dengan nama Bubut dan Tanjaknangsi.

Pendakian ke Gunung Tanjaknangsi saat ini masih sangat sepi pendaki, seperti pengalaman yang diutarakan oleh seorang pengunjung lewat kanal YouTube Andika Graha pada 2022. Hampir tidak ada pendaki lain selama ia menyusuri gunung tersebut yang terdiri juga terdiri dari hutan bambu dan perkebunan warga lokal.

Masih banyak hal mengenai Gunung Tanjaknangsi selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Tanjaknangsi yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Jalur Pendakian 

Mengutip dari laman blog andiastina.com, dari seorang pendaki yang pernah ke Gunung Tanjaknangsi, disebutkan bahwa Untuk mencapai puncak Gunung Tanjaknangsi, Anda dapat memilih beberapa jalur yang tersedia. Jalur pendakian yang paling umum adalah melalui Desa Neglasari.

Jalur ini menawarkan trek yang cukup menantang serta medan yang bervariasi, mulai dari hutan lebat, perkebunan teh, hingga batuan terjal. Sepanjang perjalanan pendakian, Anda akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan, termasuk aliran sungai yang jernih dan air terjun kecil yang menyegarkan.


2. Asal-usul Nama Gunung Tanjaknangsi

Medan hutan Gunung Tanjaknangsi di Tasikmalaya. (Dok: YouTube Andika Graha)

Nama Gunung Tanjaknangsi berasal dari bahasa Sunda yang berarti "tanjakan yang curam," hal ini menggambarkan medan pendakian yang cukup menantang. Berdasarkan cerita rakyat, gunung ini dahulu kala merupakan tempat bertapa bagi para leluhur dan sering dijadikan sebagai tempat untuk mencari petunjuk spiritual.

3. Jalur Alternatif Pendakian ke Gunung Tanjaknangsi

Hutan yang rimbun dengan pepohonan tinggi menjadi pemandangan utama di Gunung Tanjaknangsi. Dengan ekosistem itu, tak heran flora dan fauna di kawasan Gunung Tanjaknangsi juga begitu beragam, sehingga perjalanan mendaki pun semakin menarik.

Pendaki bahkan bisa menemukan jalur alternatif pendakian, selain dari Desa Neglasari, yakni dari Desa Pasirbatang. Meskipun jalur ini lebih panjang, namun pemandangan yang ditawarkan sangat memuaskan. Pendaki bakal melewati berbagai jenis vegetasi dan menikmati panorama alam yang luas. Kedua jalur ini menawarkan pengalaman yang berbeda namun sama-sama menantang untuk dilalui pendaki.


4. Bebatuannya Disusun oleh Satuan Andesit Piroksen

Gunung Tanjaknangsi di Tasikmalaya. (Dok: YouTube Andika Graha)

Mengutip dari Jurnal berjudul Studi Petrologi dan Mineralogi Lava Gunung Tanjaknangsi yang ditulis Naufal Prasetya dari kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Teridentifikasi tatanan geologi, karakteristik magma, dan evolusi magma pada daerah Gunung Tanjaknangsi dan sekitarnya. Analisis petrologi dan mineralogi dilakukan pada 19 sampel batuan volkanik Gunung Tanjaknangsi.

Data kimia mineral dianalisis dari tujuh sampel representatif berupa lava dari Gunung Tanjaknangsi menggunakan alat SEM-EDS JEOL JSM-IT-300. Dari hasil pengamatan, daerah penelitian dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi yang terdiri dari Satuan Punggungan Aliran Lava Tanjaknangsi, Satuan Dataran Aliran Piroklastik Tarikolot, dan Satuan Dataran Aluvial Cijalupang.

Sebanyak empat litologi daerah penelitian terdiri dari Satuan Lava Andesit Piroksen Tanjaknangsi 1 (Tl1), Satuan Breksi Piroklastik Tanjaknangsi (Ta), Satuan Lava Andesit Piroksen Tanjaknangsi 2 (Tl2), dan Satuan Endapan Aluvial. Analisis petrologi menunjukkan bahwa batuan penyusun satuan-satuan tersebut adalah andesit piroksen yang terdiri dari fenokris plagioklas, piroksen, olivin, dan mineral opak dengan masa dasar gelas volkanik, mikrolit plagioklas, piroksen, dan mineral opak.


5. Satwa Kijang hingga Lutung di Gunung Tanjaknangsi

Pendaki di Gunung Tanjaknangsi Tasikmalaya. (Dok: YouTube Andika Graha)

Tak banyak informasi mengenai Gunung Tanjaknangsi, karena masih sedikit yang mengunjunginya. Namun pendaki yang menyempatkan waktu melakukan pendakian akan menemukan berbagai spesies tumbuhan endemik. Selain tumbuhan, Gunung Tanjaknangsi pun menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa.

Burung-burung dengan suara merdu sering kali menyambut para pendaki di pagi hari. Jika beruntung, pendaki juga bisa melihat beberapa satwa liar seperti kijang, lutung, dan berbagai jenis serangga yang hidup di hutan gunung ini.

6. Tips Pendakian ke Gunung Tanjaknangsi

Melihat ketinggian gunungnya yang termasuk sedang, gunung ini bisa dicapai dalam setengah hari. Tapi kondisi Fisik tetap harus dalam keadaan prima sebelum melakukan pendakian. Latihan fisik seperti jogging atau hiking ringan bisa membantu mempersiapkan tubuh.

Adapun perlengkapan mendaki, pakailah yang memadai seperti sepatu gunung, pakaian hangat, tenda, sleeping bag, dan peralatan memasak. Perhatikan juga stok makanan dan air. Anda bisa menggunakan pemandu lokal, terutama pendaki pemula.

Sementara terkait perizinan bisa ditanyakan pada saat tiba di titik awal pendakian. Beberapa area mungkin memerlukan izin dari pihak berwenang setempat.

Infografis Dampak Erupsi Gunung Agung

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya