Liputan6.com, Berlin - Volodymyr Zelenskyy mendesak sekutu-sekutu barat Ukraina untuk tidak lengah dan terus memberikan dukungan militer jangka panjang kepada negaranya sekalipun Donald Trump kembali ke Gedung Putih.
Berbicara dalam sebuah pertemuan di Jerman, Zelenskyy mengakui bahwa masa jabatan kedua Trump yang akan dimulai pada 20 Januari akan membawa perubahan besar.
Advertisement
"Jelas bahwa babak baru akan dimulai untuk Eropa dan seluruh dunia hanya dalam 11 hari dari sekarang," kata presiden Ukraina itu pada Kamis (9/1/2025), seperti dikutip dari The Guardian.
"Kita harus bekerja sama lebih erat lagi, saling bergantung lebih banyak, dan meraih hasil yang lebih besar bersama-sama."
Zelenskyy memperingatkan bahwa menghentikan dukungan militer hanya akan mengundang lebih banyak agresi, kekacauan, dan peperangan.
"Kita sudah sejauh ini, jadi sebenarnya akan sangat tidak masuk akal jika kita lengah sekarang dan tidak terus membangun koalisi pertahanan yang telah kita buat," ujarnya.
Dia melanjutkan, "Apa pun yang terjadi di dunia, setiap orang ingin merasa yakin bahwa negara mereka tidak hanya akan dihapus dari peta."
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin yang hadir dalam forum yang sama memuji Zelenskyy sebagai pemimpin yang telah mencetak sejarah dan mengumumkan paket bantuan AS senilai USD 500 juta. Paket tersebut mencakup tambahan rudal pertahanan udara, lebih banyak amunisi, dan peralatan lainnya untuk mendukung armada pesawat tempur F-16 Ukraina yang kecil.
Austin menegaskan bahwa AS bertekad menghentikan Rusia agar tidak mengalahkan Ukraina.
"Taruhannya masih sangat besar bagi keamanan kita semua. Jika Putin berhasil menaklukkan Ukraina, ambisinya akan semakin besar," ungkap Austin, sambil menambahkan bahwa ini bisa memicu perebutan wilayah internasional lebih lanjut.
Namun, Trump tidak sependapat dengan analisis itu. Dia berjanji akan mengakhiri perang dalam "24 jam" dan telah menunjuk utusan khusus untuk Ukraina, Keith Kellogg.
Di lain sisi, Vladimir Putin dilaporkan tidak menunjukkan minat dalam negosiasi damai di tengah kemajuan pasukan Rusia di timur. Kalkulasi presiden Rusia disebuta adalah Gedung Putih di bawah Trump akan dengan cepat menghentikan bantuan militer kepada Zelenskyy, yang akan menyebabkan Rusia meraih lebih banyak keuntungan.
Investasi dalam Industri Pertahanan Ukraina
Pertemuan kelompok kontak pertahanan Ukraina pada Kamis —yang dihadiri oleh 57 negara dan semua 32 anggota NATO— berlangsung di pangkalan udara Ramstein. Ini kemungkinan akan menjadi pertemuan terakhir dengan format saat ini. Zelenskyy dijadwalkan mengunjungi Italia pada Jumat untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Giorgia Meloni, yang merupakan mitra kunci.
Zelenskyy menyebut serangan Ukraina selama lima bulan di wilayah Kursk Rusia sebagai salah satu kemenangan terbesar Ukraina. Pasukan Korea Utara yang bertempur bersama tentara Rusia diklaim Zelenskyy menderita 4.000 korban sejak bergabung dalam pertempuran pada Desember 2024.
Presiden Ukraina menyoroti pula perjanjian keamanan bilateral yang telah ditandatangani Ukraina dengan negara-negara tertentu dan meminta mitra-mitranya untuk berinvestasi dalam industri pertahanan Ukraina, termasuk dalam pengembangan kemampuan drone.
Inggris dan Latvia mengumumkan bahwa mereka bersama sejumlah negara Eropa akan mengirimkan 30.000 drone FPV ke Ukraina setelah menandatangani kontrak senilai 45 juta poundsterling dengan produsen. Pendanaan untuk inisiatif ini berasal dari kedua negara tersebut, serta Denmark, Belanda, dan Swedia.
Ukraina secara intensif menggunakan drone FPV kecil yang murah di medan perang sebagai alternatif untuk mengatasi kekurangan kekuatan udara konvensional. Pada akhir tahun lalu, militer Ukraina mengungkapkan telah mengirimkan 1,1 juta drone ke garis depan sepanjang tahun 2024.
Menteri Pertahanan Inggris John Healey menyatakan bahwa pertemuan di Ramstein "mengirimkan pesan yang jelas kepada Putin tentang dukungan teguh komunitas internasional untuk Ukraina". Dia juga menegaskan bahwa Inggris akan mengalokasikan 3 miliar poundsterling per tahun untuk bantuan militer kepada Ukraina selama agresi Rusia terus berlanjut.
Dalam perkembangan lain, pemerintah Slovakia yang pro-Rusia menyatakan akan mengambil tindakan balasan terhadap Ukraina jika masalah penghentian transit gas melalui negara itu tidak diselesaikan. Ukraina telah menghentikan semua transit gas Rusia mulai 1 Januari. Perdana Menteri Slovakia Robert Fico menuduh Ukraina merugikan kepentingan Slovakia dan mengancam akan membalas dengan memotong pasokan listrik darurat ke Ukraina serta mengurangi bantuan untuk pengungsi.
Advertisement