Indonesia Resmi Gabung BRICS, Menlu Sugiono: Buah Konsistensi dan Keteguhan Diplomasi RI

Keanggotaan Indonesia di BRICS mencerminkan kebijakan luar negeri bebas aktif serta peran strategis Indonesia dalam diplomasi global.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Jan 2025, 12:58 WIB
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono saat menyampaikan pidato tahunan dalam acara Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di Kemlu RI, Jakarta, Jumat (10/1/2025). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kini resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS, aliansi ekonomi negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Keputusan ini diambil kurang dari tiga bulan setelah Indonesia secara resmi menyampaikan keinginannya untuk bergabung dalam pertemuan BRICS+ Summit di Kazan, Rusia, pada 24 Oktober 2024.

Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Sugiono menyatakan bahwa keanggotaan ini mencerminkan pentingnya posisi Indonesia di mata dunia.

"Indonesia dipandang sebagai negara yang strategis dan penting untuk segera bergabung," ujarnya dalam pidato tahunan di acara Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025). 

Keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS sempat memunculkan pertanyaan mengenai kesesuaiannya dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Namun, pemerintah menegaskan bahwa langkah ini justru merupakan manifestasi nyata dari kebijakan tersebut.

"Keanggotaan ini bukanlah hasil kerja semalam, melainkan buah dari konsistensi dan keteguhan diplomasi Indonesia selama puluhan tahun," kata Sugiono.

Sebagai anggota BRICS, Indonesia berkomitmen untuk menjembatani kepentingan negara-negara berkembang, khususnya di kawasan Indo-Pasifik. Selain itu, Indonesia juga akan terus berperan aktif dalam upaya meredakan ketegangan geopolitik dan geoekonomi di kancah global.

 


Peran Aktif Indonesia di Kancah Dunia

Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dan sejumlah pemimpin negara/utusan khusus berpose saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, (24/10/2024). (Alexander Nemenov, Pool Photo via AP)

Masuknya Indonesia ke dalam BRICS tidak berdiri sendiri. Sebelumnya, Indonesia telah menunjukkan peran pentingnya di berbagai forum internasional seperti G20, APEC, IPEF, MIFTA, dan CPTPP. Saat ini, Indonesia juga tengah dalam proses aksesi untuk menjadi anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD).

Menurut pemerintah, sambung Menlu Sugiono, Keanggotaan di BRICS merupakan kelanjutan dari peran aktif Indonesia dalam diplomasi multilateral.

"Langkah ini sejalan dengan visi kita untuk terus memperjuangkan kepentingan negara berkembang sekaligus memastikan stabilitas kawasan," tambah Sugiono.

Sebagai bagian dari BRICS, Indonesia memiliki kesempatan strategis untuk memperkuat posisinya dalam menjembatani kepentingan negara-negara berkembang. Aliansi ini juga diharapkan menjadi platform untuk mempererat kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antar anggotanya.

Keanggotaan ini menegaskan peran Indonesia sebagai kekuatan regional yang mampu memengaruhi dinamika global. Pemerintah turut memastikan bahwa langkah ini akan memberikan manfaat besar bagi perekonomian nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya