Menlu RI: Diplomasi Ekonomi Fokus Wujudkan Asta Cita di Tengah Tantangan Global

Menteri Luar Negeri Sugiono memaparkan fokus diplomasi ekonomi Indonesia untuk mendukung Asta Cita, meliputi transisi energi hijau, ekonomi biru, dan penguatan digitalisasi, guna menciptakan pertumbuhan inklusif dan berkeadilan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Jan 2025, 15:00 WIB
Menteri Luar Negeri RI (Menlu RI) Sugiono dalam pernyataan pers Menteri Luar Negeri Indonesia (PPTM) 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Sugiono menegaskan bahwa diplomasi ekonomi Indonesia akan difokuskan pada upaya mewujudkan Asta Cita, sebuah visi strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

Hal ini disampaikannya dalam Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 yang digelar di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, pada Jumat (10/1/2025).

Menlu Sugiono menggarisbawahi bahwa ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga meskipun di tengah tantangan global. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) serta Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di atas 5 persen pada tahun ini, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia.

"Target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif menuju negara maju bukan sekadar ambisi, ini adalah komitmen kita. Karena itu, fokus diplomasi ekonomi ditujukan untuk mewujudkan Asta Cita, yang mencakup percepatan transisi energihijau, pengembangan ekonomi biru, penguatan ekonomi digital dan kreatif, sertamendukung hilirisasi komoditas," ungkap Menlu Sugiono.

Menlu Sugiono menjelaskan bahwa Asta Cita meliputi berbagai aspek, seperti percepatan transisi energi hijau, pengembangan ekonomi biru, penguatan ekonomi digital dan kreatif, serta mendukung hilirisasi komoditas.

"Diplomasi ekonomi Indonesia yang berlandaskan Pancasila akan mendorong perdagangan yang lebih adil, perluasan pasar produk Indonesia di luar negeri, serta menarik investasi yang mendukung prioritas nasional," tegasnya.

Diplomasi ekonomi Indonesia, lanjut Menlu Sugiono, diarahkan untuk mendorong transformasi ekonomi nasional yang berlandaskan keadilan, kemandirian, dan kemitraan saling menguntungkan.


Perluasan Kerja Sama Ekonomi

Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Sugiono dalam menyampaikan pidato di acara PPTM 2025 di Kemlu RI, Jakarta, Jumat (10/1/2025). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)

Menlu Sugiono kemudian menyoroti pentingnya memperluas kerja sama ekonomi dengan pasar non-tradisional sebagai salah satu langkah strategis dalam diplomasi ekonomi. Hal ini diharapkan mampu mendorong outbound investment Indonesia sekaligus mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan internasional yang tengah berlangsung.

"Indonesia berkomitmen menyelesaikan perjanjian perdagangan internasional untuk mengurangi ketegangan perdagangan serta memberikan perlindungan bagi pelaku usaha, termasuk UMKM," jelasnya.

Selain itu, Menlu Sugiono juga menekankan peran aktif Indonesia dalam mendukung kedaulatan pangan nasional, ketahanan energi, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Menlu Sugiono menyoroti ketidakadilan ekonomi global yang kerap dialami negara berkembang, termasuk kebijakan perdagangan yang tidak adil terhadap komoditas unggulan negara-negara di kawasan Global South.

"Diplomasi ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo akan memperjuangkan sistem perekonomian dunia yang lebih berkeadilan, terutama bagi negara berkembang dan Global South," tegasnya.

Infografis Prabowo Bidik Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya