Cetak Rekor Tahun Lalu, Waspada Gonjang-Ganjing Industri Kripto di 2025

Ketidakpastian makroekonomi global, termasuk inflasi yang tinggi dan volatilitas pasar, juga diperkirakan mengurangi permintaan terhadap aset kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 10 Jan 2025, 17:00 WIB
Ilustrasi by AI Kripto Moo Deng, bayi kuda nil viral dari Thailand.  (liputan6.com/Elyza Binta Chabibillah)

Liputan6.com, Jakarta - Industri dan pasar kripto secara keseluruhan mengalami kinerja yang positif sepanjang 2024. Hal ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang berada di kondisi cukup sulit dengan sejumlah perusahaan-perusahaan kripto harus gulung tikar.

Dari sisi harga, Bitcoin mencapai level tertinggi baru di atas USD 100.000 pada akhir 2024. Sentimen positif juga datang dari Donald Trump yang selama kampanye pemilu AS terus menyerukan dukungan pada industri kripto/

Lantas apa saja rintangan dan tantangan yang akan dihadapi para pelaku industri secara global maupun lokal?

Kebijakan The Fed

Salah satu pelaku industri tanah air, Tokocrypto membagikan sejumlah tantangan yang akan dihadapi pelaku industri pada 2025. CMO Tokocrypto, Wan Iqbal menjelaskan pihaknya melihat tantangan yang akan dihadapi salah satunya adalah kebijakan The Fed yang tidak sesuai ekspektasi pasar.

“Jika The Fed mengambil sikap hawkish atau memperlambat pemotongan suku bunga, minat terhadap aset berisiko seperti Bitcoin berpotensi menurun. Investor dapat terdorong untuk melakukan aksi jual, yang memicu tekanan pada harga,” kata Iqbal kepada Liputan6.com.

Berkurangnya Minat pada Kripto

Iqbal menambahkan level resistensi psikologis Bitcoin, seperti USD 100.000, berpotensi menjadi titik aksi ambil untung oleh para trader. Tekanan jual di level ini dapat menciptakan koreksi harga yang lebih dalam.

Ketidakpastian makroekonomi global, termasuk inflasi yang tinggi dan volatilitas pasar, juga diperkirakan mengurangi permintaan terhadap aset kripto.

 


Tantangan di Indonesia

Ilustrasi aplikasi Tokocrypto. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Menurut Iqbal, industri kripto pada 2025 diprediksi akan terus bergerak dinamis, dengan peluang dan tantangan yang saling memengaruhi.

Untuk industri kripto dalam negeri, peralihan pengawasan dan pengaturan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperkirakan menciptakan momentum penting bagi perkembangan ekosistem kripto.

Dengan masuknya kripto sebagai aset keuangan digital yang diatur oleh OJK, peluang untuk integrasi yang lebih luas dengan sektor keuangan tradisional semakin terbuka. Hal ini mencakup potensi kolaborasi dengan perbankan untuk mendukung transaksi kripto, penyediaan layanan keuangan berbasis blockchain, hingga pengembangan produk investasi baru.

“Namun, tantangan tetap ada. OJK perlu memastikan regulasi yang diterapkan tidak menghambat inovasi, sambil tetap menjaga stabilitas pasar,” ujarnya.

 


Masalah Literasi

Selain itu, literasi masyarakat tentang kripto dan risiko investasi perlu ditingkatkan untuk mengurangi potensi kerugian akibat spekulasi yang berlebihan. Jika peluang ini dapat dimanfaatkan dengan baik, industri kripto dalam negeri berpotensi menjadi salah satu pilar penting ekonomi digital Indonesia di masa depan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya