Mantan Fisioterapis Timnas Indonesia Ungkap Keluhannya usai Shin Tae-yong Resmi Dipecat, Sudah Rencanakan Program Besar untuk Tim

Huh Ji-sub, mantan fisioterapis Timnas Indonesia dari Korea Selatan, mengungkapkan keluhannya setelah Shin Tae-yong diberhentikan oleh PSSI.

oleh Fardi Rizal diperbarui 10 Jan 2025, 16:51 WIB
Mantan Fisioterapis Timnas Indonesia Ungkap Keluhannya usai Shin Tae-yong Resmi Dipecat, Sudah Rencanakan Program Besar untuk Tim

Bola.com, Jakarta - Huh Ji-sub, yang pernah menjadi fisioterapis untuk Timnas Indonesia dan berasal dari Korea Selatan, mengungkapkan perasaannya setelah Shin Tae-yong, mantan pelatihnya, diberhentikan oleh PSSI.

Pada tanggal 6 Januari 2025, PSSI memutuskan untuk memberhentikan Shin Tae-yong dari posisi pelatih Timnas Indonesia karena alasan yang berkaitan dengan dinamika kepemimpinan, perbedaan bahasa, dan strategi permainan.

"Beberapa hari terakhir ini sangat sulit bagi saya. Pelatih kami diberhentikan secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan atau rencana sebelumnya," tulis Huh Ji-sub dalam Instagramnya, @wassub__jissub, pada Kamis (9/1/2025).

Huh Ji-sub merasa keputusan tersebut tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membuatnya merasa kehilangan dan tanpa arah. "Keputusan itu tidak hanya mengejutkan, tetapi juga membuat saya merasa kosong dan kehilangan arah," jelas Huh Ji-sub.


Ditunjuk pada Agustus 2024

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengaku ogah mengecewakan suporter saat timnya menjamu Vietnam dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (21/3/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Pemecatan Shin Tae-yong juga berimbas pada Huh Ji-sub yang hanya bertahan sebentar sebagai fisioterapis Timnas Indonesia. Hal ini terjadi karena ia baru saja ditunjuk pada bulan Agustus 2024.

"Saya datang ke Indonesia dengan hati, bukan hanya untuk pekerjaan. Indonesia sudah seperti rumah kedua saya. Saya menghabiskan masa SMP dan SMA di sini, dan ada ikatan emosional yang mendalam dengan negeri ini," imbuh Huh Ji-sub.

Huh Ji-sub menyatakan bahwa cita-citanya sederhana, yaitu memberikan kontribusi kecil untuk membantu Indonesia mencapai mimpinya untuk lolos ke Piala Dunia. Ia berharap bisa memberikan dampak positif meskipun dalam skala yang kecil.

Menurutnya, dalam dunia olahraga, kejadian seperti ini adalah hal yang lumrah. "Pertemuan dan perpisahan bisa terjadi kapan saja, tanpa kita sangka. Meski begitu, menerima kenyataan ini tetap tidak mudah," tuturnya. Huh Ji-sub menyadari bahwa dinamika dalam olahraga sering kali tidak dapat diprediksi, dan meskipun perpisahan adalah bagian dari kehidupan, menghadapinya tetap menjadi tantangan tersendiri.


Tak Menyangka

Huh Ji-sub tidak menduga bahwa Shin Tae-yong akan diberhentikan dari posisinya. Padahal, dia telah merancang strategi besar untuk Tim Nasional Indonesia hingga tahun 2025 dengan bantuan sport scientist.

"Saya menghormati keputusan yang sudah diambil, meski tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa yang ada di hati," tutur Huh Ji-sub.

Dia menyatakan, "Saya sebenarnya sudah mempersiapkan rencana besar untuk 2025. Saya ingin membantu Timnas Indonesia dengan peran baru sebagai ahli ilmu olahraga."

Huh Ji-sub meyakini bahwa pendekatan yang berbasis ilmu pengetahuan dan kedokteran olahraga dapat menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Bahkan setelah turnamen ini berakhir, dia sudah menyiapkan berbagai program untuk masa depan sepak bola Indonesia. Namun, saat ini, semua rencana yang telah disusunnya terasa hancur, ungkapnya dengan perasaan kecewa.


Menerima Penawaran dari Klub Lain

Pada bulan Desember 2024, saya menerima tawaran dari klub luar negeri dan juga dari Timnas Korea Selatan. Namun, saya memutuskan untuk tetap berada di Indonesia. Saya ingin menjadi bagian dari perjalanan panjang menuju impian besar bangsa ini. Tetapi, dengan pemecatan pelatih kami yang begitu mendadak, saya merasa kehilangan peran saya di sini.

"Saya tidak tahu lagi apa yang bisa saya lakukan," ungkap Huh Ji-sub.

Ada banyak hal yang terjadi di balik layar. Beberapa hal itu mungkin tidak akan pernah diketahui oleh publik. Namun, saya memilih untuk tidak membahasnya, karena saya percaya bahwa yang terpenting adalah bagaimana kita bergerak maju.

"Mengkritik masa lalu hanya akan menghambat langkah ke depan," tambahnya.

Walaupun hati saya merasa berat, harapan saya untuk Indonesia tidak pernah padam. Saya ingin melihat Indonesia terus melangkah maju, hingga suatu hari nanti impian besar kita semua untuk lolos ke Piala Dunia akhirnya terwujud. Saya sangat berharap untuk melihat hari itu tiba.

Saya berterima kasih kepada semua orang yang telah menjadi bagian dari perjalanan saya di sini. Saya benar-benar bersyukur atas setiap momen yang saya habiskan di Indonesia.

"Untuk para penggemar sepak bola Indonesia, saya tidak akan pernah melupakan semangat dan dukungan kalian," ujarnya dengan penuh rasa terima kasih.

Saya akan selalu mendukung Indonesia, di mana pun saya berada. Meskipun perjalanan ini mungkin berhenti di sini, cinta saya untuk sepak bola Indonesia tidak akan pernah hilang. Mantan fisioterapis Suwon Samsung Bluewings dan Gangwon FC di Korea Selatan ini menegaskan komitmennya untuk tetap mendukung sepak bola Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya