Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam rencana Indonesia untuk impor minyak Rusia.
Meskipun langkah tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomi, Luhut menekankan bahwa kebijakan ini tidak boleh diambil secara sembrono, terutama di tengah situasi geopolitik dan ekonomi global yang tidak stabil.
Advertisement
Pertimbangan Ekonomi dan Keuntungan
Luhut menyebut bahwa impor minyak dari Rusia bisa menjadi opsi strategis jika secara hitungan ekonomi memberikan manfaat bagi Indonesia. Ia menggarisbawahi bahwa pemerintah harus selalu mengutamakan kepentingan nasional dalam pengambilan keputusan.
"Kalau kita mendapatkan harga lebih murah, misalnya USD 20-22 per barel, kenapa tidak? Namun, semua itu harus dilihat dengan cermat dan tidak tergesa-gesa," ujar Luhut seperti ditulis, Jumat (10/1/2025).
Negosiasi dan Diplomasi Internasional
Selain aspek ekonomi, Luhut mengingatkan bahwa langkah untuk mengimpor minyak dari Rusia juga memerlukan pendekatan diplomatik yang matang. Pemerintah harus bernegosiasi dengan negara lain agar kebijakan ini tidak menimbulkan ketegangan internasional.
"Kita perlu membicarakan hal ini dengan beberapa negara lain. Langkah ini harus dipastikan tidak menimbulkan masalah baru bagi Indonesia," tambahnya.
Status Baru Indonesia di BRICS
Sebagai anggota penuh BRICS, Luhut menilai bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas kerja sama ekonomi, termasuk di sektor energi. Namun, status ini juga membawa tantangan, terutama di tengah ketidakpastian global.
Ia menyoroti dampak geopolitik seperti krisis energi di Uni Eropa akibat Rusia menyetop pasokan gas, ketidakpastian ekonomi di China, hingga potensi kebijakan proteksionis Amerika Serikat di bawah Donald Trump yang berencana menaikkan tarif barang dari China.
"Kombinasi berbagai masalah global ini harus dicermati dengan baik. DEN memiliki tugas memberikan masukan strategis kepada presiden untuk memastikan keputusan yang diambil sesuai dengan kepentingan nasional," jelas Luhut.
Advertisement
Waspada Dampak Geopolitik
Luhut menegaskan bahwa impor minyak dari Rusia dapat menjadi langkah yang menguntungkan, tetapi hanya jika dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan dampak ekonomi serta geopolitik.
"Sepanjang itu menguntungkan Republik, tentu kita pertimbangkan. Tapi, kita harus memastikan bahwa keputusan ini diambil dengan cermat dan matang," tutupnya.