Meta Hapus Program Pemeriksa Fakta, Koalisi Cek Fakta: Ini Bukan Solusi Efektif

Koalisi CekFakta.com menyesalkan, langkah Meta yang bakal menghentikan program pemeriksaan fakta di platformnya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 10 Jan 2025, 18:00 WIB
Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t

Liputan6.com, Jakarta Meta memutuskan untuk menghentikan penggunaan pemeriksa fakta independen di platformnya yakni Facebook dan Instagram. Keputusan ini memunculkan berbagai reaksi, salah satunya dari koalisi pemeriksa fakta terbesar di Indonesia, CekFakta.com.

Kordinator Koalisi CekFakta.com, Adi Marsiela menyesalkan, langkah Meta yang bakal menghentikan program pemeriksaan fakta di platformnya. Apalagi, alasan CEO Meta Joel Kaplan yang menyebut pengecekan fakta yang dilakukan pihak ketiga terlalu sering berujung pada penyensoran pengguna.

"Kami juga menyesalkan pernyataan CEO Meta yang mengaitkan pengecekan fakta dengan bias politik dan penyensoran. Padahal, kehadiran program ini tidak hanya membantu mengurangi penyebaran hoaks, tetapi juga meningkatkan literasi digital di masyarakat," kata Adi dalam pernyataan tertulisnya dikutip Jumat (10/1/2025).

Menurut Adi, sebagai salah satu platform media sosial terbesar di dunia, Facebook dan Instagram memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyebaran misinformasi, termasuk di Indonesia.

Per Desember 2024, pengguna Facebook di Indonesia mencapai setidaknya 174 juta, atau sekitar 63% dari total populasi Indonesia yang mencapai 275 juta jiwa. Selain itu, pengguna Instagram di Indonesia mencapai 90,1 juta.

"Angka-angka ini menunjukkan tanggung jawab besar yang dipegang Meta dalam memastikan platformnya tidak digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah atau menyesatkan," ucap Adi.

Keputusan Meta untuk menghentikan program pemeriksaan fakta di Amerika Serikat, kata Adi, menimbulkan kekhawatiran dan berdampak terhadap komitmen Meta di negara lain, termasuk Indonesia. Kebijakan ini dinilai dapat melemahkan upaya memerangi penyebaran informasi palsu di platform Meta, terutama di negara-negara dengan tingkat literasi digital yang rendah.

Ia menilai, kebijakan ini juga dapat memicu penyebaran hoaks dan propaganda secara masif, mengingat jangkauan pengguna yang sangat luas di Indonesia.

"Koalisi CekFakta.com percaya bahwa penghentian ini dan penggantinya dengan Community Notes dan program moderasi konten lainnya yang berbasis algoritma, bukanlah solusi yang efektif dibandingkan dengan pengecekan fakta oleh media independen," tambah Adi.

Merespons isu tersebut, Koalisi Cek Fakta mendesak Meta mengklarifikasi dampak dari perubahan kebijakan tersebut terhadap program pengecekan fakta di negara lain. Selain itu, membatalkan keputusan ini dan menggandakan dukungan terhadap program-program pemeriksaan fakta di seluruh dunia. Terakhir, yaitu terlibat lebih sering dan secara substansial dengan para pemangku kepentingan dalam memerangi misinformasi dan disinformasi.

"Kami percaya bahwa langkah proaktif Meta dalam mendukung program pemeriksaan fakta selama ini merupakan wujud nyata dari tanggung jawab sosial perusahaan terhadap para penggunanya di seluruh dunia," tutur Adi,

Koalisi Cek Fakta berharap, Meta dapat mempertimbangkan kembali kebijakan program pengecekan fakta dan terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga integritas informasi di platformnya, terutama di negara-negara dengan basis pengguna yang besar seperti Indonesia.

 

Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.

Caranya mudah:

* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse

* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”

* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”

* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya

 


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya