Produsen tekstil dan garmen, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) memperoleh pesanan tekstil dari dua merek internasional terkemuka pada 2013. Kedua merek tersebut, yakni H&M dan Uniqlo.
"Untuk kerjasama dengan Uniqlo sudah diperoleh tahun lalu, nilainya cukup besar untuk kontrak kerja yang berjalan dalam tiga tahun ke depan," ujar Direktur Utama Sritex, Iwan Setiawan, Senin (20/5/2013).
Pada kerjasama ini, menurut dia, perusahaan akan memproduksi produk tekstil yang ditujukan buat pasar ke Jepang.
Setelah itu, Uniqlo akan membuat berbagai jenis pakaian yang akan dijual ke seluruh cabangnya di beberapa negara.
"Untuk ke depan potensi kami semakin kuat dan berkembang, karena kami didukung permintaan, kualitas dan kuantitas yang sangat kuat," katanya.
Selain mendapatkan kerjasama dengan Uniqlo, lanjut Iwan, perusahaan juga memperoleh kerja sama dengan perusahaan ritel asal Swedia yaitu H&M. Namun tak disebutkan detail jumlah kontrak kerja dari kedua perusahaan itu.
"Dengan adanya kerja sama tersebut maka perusahaan bisa mengembangkan portofolio lagi, yang tujuannya dalam mempersiapkan penawaran umum saham perdana (IPO) pada 17 Juni nanti," ungkapnya.
Mengacu pada data prospektus perusahaan yang dirilis perusahaan penjamin emisi (underwriter) PT Bahana Securities, nilai kerja sama dengan Uniqlo mencapai US$ 25 juta. Namun, potensi kerjasama yang didapatkan perusahaan mencapai US$ 100 juta sampai US$ 150 juta hingga 2015. (Dis/Nur)
"Untuk kerjasama dengan Uniqlo sudah diperoleh tahun lalu, nilainya cukup besar untuk kontrak kerja yang berjalan dalam tiga tahun ke depan," ujar Direktur Utama Sritex, Iwan Setiawan, Senin (20/5/2013).
Pada kerjasama ini, menurut dia, perusahaan akan memproduksi produk tekstil yang ditujukan buat pasar ke Jepang.
Setelah itu, Uniqlo akan membuat berbagai jenis pakaian yang akan dijual ke seluruh cabangnya di beberapa negara.
"Untuk ke depan potensi kami semakin kuat dan berkembang, karena kami didukung permintaan, kualitas dan kuantitas yang sangat kuat," katanya.
Selain mendapatkan kerjasama dengan Uniqlo, lanjut Iwan, perusahaan juga memperoleh kerja sama dengan perusahaan ritel asal Swedia yaitu H&M. Namun tak disebutkan detail jumlah kontrak kerja dari kedua perusahaan itu.
"Dengan adanya kerja sama tersebut maka perusahaan bisa mengembangkan portofolio lagi, yang tujuannya dalam mempersiapkan penawaran umum saham perdana (IPO) pada 17 Juni nanti," ungkapnya.
Mengacu pada data prospektus perusahaan yang dirilis perusahaan penjamin emisi (underwriter) PT Bahana Securities, nilai kerja sama dengan Uniqlo mencapai US$ 25 juta. Namun, potensi kerjasama yang didapatkan perusahaan mencapai US$ 100 juta sampai US$ 150 juta hingga 2015. (Dis/Nur)