Kelompok peretas atau hacker Anonymous mengancam akan menghancurkan jaringan internet di Teluk Guantanamo, yang juga dijadikan Pemerintah Amerika Serikat sebagai tahanan untuk orang yang diduga terkait jaringan teroris. Ancaman Anonymous ini sekaligus dukungan terhadap aksi mogok-makan yang dilakukan para tahanan di Guantanamo, sebagai bentuk protes buruknya perlakuan yang dialami para tahanan.
Dilansir dari laman Cnet, Selasa (21/5/2013), pihak militer AS terlihat serius menanggapi ancaman ini. Militer AS kemudian mematikan jaringan internet via wireless di Pangkalan Teluk Guantanamo. Penutupan diakui setelah adanya ancaman yang dilancarkan Anonymous.
Juru bicara penjara Guantanamo, Letkol Samuel House juga mengatakan pihaknya telah memblokir akses ke jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, melalui jaringan komputer militer. Penutupan akses ini juga untuk menghindari serangan cyber dari Anonymous.
Hingga saat ini belum dikabarkan adanya gangguan atau serangan yang dilakukan terhadap militer AS, terutama terkait Teluk Guantanamo.
Dilansir Slashgear, ancaman itu sendiri dipublikasi Anonymous dengan judul: "Operation Guantanamo". Dalam rilis itu, Anonymous mengungkap bahwa para tahanan sudah memasuki hari ke-100 aksi mogok-makan, pada tanggal 18 Mei lalu. Anonymous pun mengajak anggotanya untuk melakukan "badai twitter, bom email, dan bom fax" untuk mendukung adanya perlakuan manusiawi terhadap para tahanan.
Dalam rilis itu, Anonymous juga mencantumkan nomor telepon di Gedung Putih, US Southern Command, dan Kementerian Pertahanan, yang bisa dihubungi untuk penutupan penjara Guantanamo. Tuntutan itu juga mengingatkan Pemerintah Barack Obama yang pernah berjanji untuk menutup fasilitas tahanan yang tak manusiawi tersebut.
(gal/*)
Dilansir dari laman Cnet, Selasa (21/5/2013), pihak militer AS terlihat serius menanggapi ancaman ini. Militer AS kemudian mematikan jaringan internet via wireless di Pangkalan Teluk Guantanamo. Penutupan diakui setelah adanya ancaman yang dilancarkan Anonymous.
Juru bicara penjara Guantanamo, Letkol Samuel House juga mengatakan pihaknya telah memblokir akses ke jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, melalui jaringan komputer militer. Penutupan akses ini juga untuk menghindari serangan cyber dari Anonymous.
Hingga saat ini belum dikabarkan adanya gangguan atau serangan yang dilakukan terhadap militer AS, terutama terkait Teluk Guantanamo.
Dilansir Slashgear, ancaman itu sendiri dipublikasi Anonymous dengan judul: "Operation Guantanamo". Dalam rilis itu, Anonymous mengungkap bahwa para tahanan sudah memasuki hari ke-100 aksi mogok-makan, pada tanggal 18 Mei lalu. Anonymous pun mengajak anggotanya untuk melakukan "badai twitter, bom email, dan bom fax" untuk mendukung adanya perlakuan manusiawi terhadap para tahanan.
Dalam rilis itu, Anonymous juga mencantumkan nomor telepon di Gedung Putih, US Southern Command, dan Kementerian Pertahanan, yang bisa dihubungi untuk penutupan penjara Guantanamo. Tuntutan itu juga mengingatkan Pemerintah Barack Obama yang pernah berjanji untuk menutup fasilitas tahanan yang tak manusiawi tersebut.
(gal/*)